Ditolak?

15.8K 753 37
                                        

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya ya.

Happy reading!!

Setelah mendengar bel pulang berbunyi, Fano berjalan menuju lapangan, sesuai dengan apa yang ia dengar dari speaker kelas tadi.

Fano berjalan santai, dan saat sudah sampai, lapangan cukup ramai karena banyak siswa maupun siswi yang sedang menunggu sesuatu, mungkin.

Ada salah satu siswi yang memberi tau Fano bahwa ia sudah ada yang menunggu di tengah lapangan. Tanpa seucap kata, Fano langsung menuju ketengah lapangan,apa yang dibilang siswi tadi.

Ternyata ditengah lapangan tersebut sudah ada Tarisha yang mengulas senyum manisnya. Fano memutar bola matanya malas, ia menyesal sudah berada di lapangan ini dan bertemu dengan ulet bulu super gatal jelmaan seperti Tarisha ini. Fano menaikkan sebelah alisnya,dijawab deheman oleh Tarisha.

"Kak, aku mau ngomong", ujar Tarisha malu-malu. Dan lagi Fano masih menaikkan sebelah alisnya malas.

"Aku mohon kakak jangan potong perkataan aku ya." Pinta Tarisha.

"Aku gak tau tiba-tiba rasa ini muncul. Ini pilihan hati aku yang milih kakak. Aku juga udah mendam rasa ini hampir 2 tahun, karena aku tau kakak gak ada rasa sama aku saat itu. Tapi untuk kali ini aku memberanikan diri untuk menyatakannya. Setelah beberapa hari kemarin kakak perhatian sama aku, selalu ada buat aku, dan jagain aku. Aku merasa aku adalah orang yang paling kakak sayangi. Aku tau kakak sekarang ada rasa sama aku kan?, Gak apa deh kalo aku yang nembak duluan,hehe. Dan juga kakak ga mau aku terluka ataupun sebagainya. Aku cinta kakak tulus dari hati. Aku juga sayang sama kakak. Dan baru ini aku ngerasa aku paling tepat buat kakak. Dan". Ucap Tarisha panjang dan lebar lalu menjeda ucapannya.

"Kakak mau kan jadi pacar aku?" Ujar Tarisha selanjutnya. Fano tak menjawab, bukannya ia tak tau mau membalas apa, tapi ia malas berurusan dengan wanita didepannya itu.

Nana datang menerobos kerumunan itu banyak sekali teriak-teriakan "TERIMAA!!" ditujukan untuk pasangan tersebut.

Dengan langkah cepat Nana menuju tempat Tarisha dan Fano berada. Nana sontak saja langsung menampar Tarisha dengan keras.

PLAK!

"DASAR MURAH! SAMPAH!" Ujar Nana dengan kerasnya dan menatap Tarisha nyalang. Tarisha tengah memegangi pipinya yang sudah ditampar mentah-mentah oleh Nana. Perih. Itulah yang dirasakan Tarisha sekarang. Matanya mulai memanas dan berkaca-kaca,tak kuat menahan rasa perih dipipinya.

"KENAPA KAKAK NAMPAR AKU?!" Ujar Tarisha emosi.

"KARENA LO ITU".

"MURAH!"

"SAMPAH LAGI!"Kata Nana lantang dan emosi yang menjadi pelengkapnya,dan tak menghiraukan keterkejutan orang di sekitarnya.

"Yang patut dibilang sampah itu aku apa kakak hah?! Ngaca dong kak ngaca!"

"Lo yang seharusnya ngaca, BITCH!."ucap Nana mengeraskan suaranya.

"Kalo kakak nyebut aku dengan kata itu. Kakak apa? Malaikat? Putri? Bidadari? Kakak juga gak lebih dari seorang JALANG kalo kakak tau!!" Ujar Tarisha menekankan kata jalang.

"Lo bilang gue Jalang? Iya? HAHA. Jalang kok teriak Jalang. Malu tuh sama diri sendiri.

"Kalo iya kenapa? Masalah buat kakak?. Aku punya mulut buat ngomong. Toh aku ngomongnya didepan kakak bukan dibelakang kan?" Ujar Tarisha santai.

"Tapi sayangnya, mulut lo gak pantes buat sikap lo yang sok cantik, manja, dan pastinya lagi. Sok Polos aslinya Kotor." Balas Nana tak kalah santai walaupun masih ada emosi yang menggebu-gebu.

My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang