Sayang.

18.2K 838 3
                                        

Jangan lupa vote dan komen ya!!.

Jangan jadi sider,huhu:(

Happy reading.

Saat sedang asyik-asyiknya bermain game online di ponselnya, tiba-tiba Nana datang dan merecokinya, dengan rengekan yang membuat Fano tak nyaman. Fano mengalihkan pandangannya dari ponsel lalu menatap Nana datar. Ia menaikkan sebelah alisnya namun dibalas cengiran bodoh dari Nana.

Fano tak membalas dan memilih untuk melanjutkan main game online di ponselnya yang sempat tertunda itu. Nana yang diabaikan pun tak tinggal diam.

"Fano." Panggil Nana.

"Apa?" Jawab Fano tanpa mengalihkan pandangannya. Nana mendengus kesal.

"Ish! Kamu lebih milih aku apa game laknat mu itu." Tanya Nana kesal.

"Jelas game aku lah, seru. Daripada kamu? Jutek terus sama aku." Kata Fano enteng.

"Ish ngeselin banget jadi cowok!" Gerutu Nana.

"Ya udah! Nikah aja sana sama game laknat mu itu!" Ujar Nana memalingkan wajahnya. Sontak saja Fano langsung mematikan ponselnya dan beralih menatap wajah Nana yang tengah kesal.

"Mau nih aku nikah lagi hm?" Tanya Fano dengan gurauan.

"Ya udah sana!" Ucap Nana menjauhkan dirinya.

"Bener? Yang suka sama aku banyak lho" goda Fano mendekatkan dirinya. Nana menatap Fano tajam. Detik berikutnya Nana menghujani tubuh Fano dengan pukulan-pukulan ringan. Fano terkekeh dan berhasil menahan tangan Nana yang sibuk memukuli tubuhnya, walaupun ringan.

Fano menatap Nana dengan lekat,masih dengan posisi tangannya yang menahan tangan Nana.

Nana memalingkan wajahnya ke arah lain,tak mau menatap Fano yang menatapnya lekat.

Fano menggerakkan dagu Nana untuk menatap wajahnya. Nana menatap Fano dengan malas dan kesal. Tapi akibat Fano menatapnya dengan lekat,itu membuat dirinya panas dingin dan jantungnya sedang mengadakan konser,karena berdetak lebih cepat. Nana menahan rasa gugupnya dengan wajah datar.

"Mana mungkin aku berani ngelakuin hal itu sayang,kalau ada satu nama yang aku jaga disini." Kata Fano lembut dan menempelkan tangan Nana di dadanya yang berdetak. Nana langsung merubah tatapannya,yang tadinya datar sekarang merubah menjadi teduh.

" Halah bohong!"

"Kamu kira aku bohong?"

"Ya iyalah!" Jawab Nana ketus.

"Emang iya,haha", kata Fano tertawa kecil. Nana melototkan matanya,dan menatapnya dengan nyalang. Fano terkekeh melihat reaksi istrinya itu.

" Tuh kan!" Kesal Nana.

"Haha! Kamu lucu sayang kalau lagi ngambek gini. Aku kasih tau ya,ini bukan serangkaian kata romantis atau kata-kata yang diucapin cowok buat ceweknya meleleh atau pun baper. Yang jelas aku mencintaimu tulus dari hati." Kata Fano dengan tulus dan mengembangkan senyumnya lalu melanjutkan kalimatnya.

"Aku emang bukan pria yang punya janji-janji manis. Aku juga bukan pria romantis. Dan aku hanya manusia biasa yang punya cinta apa adanya tanpa memandang apapun. Kamu menjadi pilihan hati. Tetap terus bersamaku, Reina." Ucap Fano lalu mendekap Nana dengan hangat. Nana membalas dekapan itu dan tersenyum di dalam dekapan Fano.

"Aku juga." Balas Nana dibawah sana yang membuat Fano mengulas senyum tipisnya.

Setelah beberapa menit lamanya mereka berdekapan dan hanya hening sebagai pelengkapnya. Nana mencoba membuka suaranya.

My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang