EPILOG

3.6K 119 4
                                    

Happy reading 💕



———🌿———

Senyum kebahagiaan tak lepas dari bibir mereka yang berdiri bangga memakai toga di hari wisuda. Tangis haru penuh kelegaan yang telah mampu melewati proses begitu panjang dan berliku-liku, dan kini telah mendapat gelar sarjana.

Mata elang vano memindai teman-teman seangkatannya yang berpelukan dengan keluarganya menandakan bahagia. Dalam hati kecilnya terbesit rasa iri tapi dengan cepat dia menepisnya apalagi melihat Opa dan Oma nya berdiri memandangnya penuh bangga.

Siapa sih yang nebar bawang disini!

Mata vano memanas dan berkaca-kaca. Sebenarnya gengsi jika dilihat oleh teman-temannya, tapi mau gimana lagi hati vano kan lembut gampang baper..

"Selamat cucu Oma sayang... Oma harap kamu menjadi orang yang lebih sukses nantinya.."

Vano mencium punggung tangan Oma nya. "Vano sampai seperti ini berkat do'a Oma makasih selalu selalu ada buat vano..." Wanita tua itu memeluk cucunya erat. "Vano sayang Oma.."

"Oma lebih sayang sama vano.."

Rima mengusap sayang kepala cucunya. "Kamu yang ikhlas ya.. jangan terlalu berlarut-larut sedihnya. Kamu harus kuat untuk princess sekarang..."

"Vano cuma sedih Oma, Aiza gak bisa hadir melihat vano wisuda. Apalagi semua ini terjadi kesalahan vano.." ujarnya merunduk sedih.

"Menyesal itu memang hal yang lumrah bagi manusia, tapi kita hidup kita harus tetap berjalan kan?." Tutur Rima lembut pada cucunya.

Handoko menyeka sudut matanya yang basah melihat cucu dan Istrinya yang berpelukan penuh haru. Dia tak boleh menangis jika tak ingin jadi bahan ledekan cucu tunggalnya itu.

"Terharu aja masih gengsi... Malu sama rambut yang udah memutih Opa."

Handoko menghunus tatapan tajam bak pedang yang seakan membelah tubuh Bayu. Alan dan Farrel pura-pura sibuk berbicara dengan orang tua mereka enggan terlibat dengan Handoko. Bayu cari mati!.

"Mau saya lempar jadi makanan buaya kamu!." Ancam Handoko masih tak lepas dengan tatapan membunuhnya.

Mendengar itu Bayu langsung beringsut mundur dan berlindung di balik tubuh papa dan mamanya.

"Duh itu memang sudah rencana saya pak, malah mau saya ungsikan ke hutan biar dia tau kerasnya hidup!." Sahut papa Bayu enteng.

"Sebenarnya Bayu anak kandung papa bukan sih? Tega banget sama anak sendiri!.." protes Bayu kesal.

Yang ditanya hanya melengos. "Loh kamu kan memang papa pungut karena hanyut dikali cilewung."

Hahahaha..!!!

Yang lain langsung tertawa puas melihat wajah nelangsa Bayu.

"Pantesan sering sakau Om, eh ternyata mabok karena minum air cilewung.." ujar Alan yang disambut tawa lepas mereka.

Bayu mencebikan bibirnya kesal lalu menatap mama nya. "Mah Bayu bukan anak pungut kan? Bayu beneran anak mamah kan?."

Khadijah Abad 21!!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang