Part 35

10K 591 50
                                    

Hay hay gaes😃😃😃
Vaza couple balik lagi masih dengan keseruan yang bikin kalian merindu🤣

Oke langsung aja, kita simak kelanjutan kisah Vaza couple 😉
Dan seperti biasa masih ada typo gaes 😁

Happy reading 💕

———🌿———

Lagi-lagi Aiza menghembuskan nafasnya ketika melihat layar ponselnya yang sama sekali tak ada notifikasi pesan mau telpon dari suaminya. Aiza mendongakkan kepalanya menatap langit yang diselimuti awan putih. Dirinya sekarang sedang duduk di taman kampus yang sedikit sepi.

Taman ini cukup membuat pikiran kalutnya sedikit tenang. Sejak dua hari ini Aiza selalu melamun menatap ponselnya, jika di apartemen dia selalu menunggu vano pulang kemudian tersenyum dan memberikan dekapan hangat padanya. Tapi dua hari ini ada sesuatu yang kosong pada dirinya bahkan aktivitas kampus pun tak bisa mengalihkan pikirannya dari vano.

Hanya vano..

Mungkin ini yang dirasakan vano selama ini di abaikan saat kita lagi butuh-butuhnya. Apa mungkin vano sedang membalasnya?. Ah sekali lagi pikiran buruk menghampirinya. Dia harus percaya pada vano, sekarang Milla lebih membutuhkan vano di banding dirinya dia tidak boleh egois.

"Huft... Aku percaya sama kamu vano.." gumam Aiza lirih bahkan hampir tak terdengar oleh hembuskan angin.

"Sampai kapan kamu harus diam dan hanya melihat Za?."

Aiza spontan menoleh saat mendengar suara bass dan familiar di sampingnya. Dahinya mengernyit tak mengerti mendengar ucapan Samuel.

"Mr.sam ngapain disini?." tanya Aiza heran.

Samuel menghela nafasnya kemudian duduk di samping Aiza yang menatapnya dengan pandangan heran.

"Apa kamu baik-baik saja disaat suami kamu tengah sibuk mengurusi masa lalunya?." tanya Samuel tanpa menjawab pertanyaan Aiza.

Tubuh Aiza menegang sesaat, tapi dia dengan cepat mengalihkan tatapannya dari Samuel yang sama sekali tak mengalihkan pandangannya darinya.

"Saya rasa itu bukan urusan anda." Jawab Aiza dingin.

Samuel tersenyum kecut. "Sebagai partner kerja, saya peduli sama kamu. Mungkin kamu bisa membaginya pada saya Za.."

Mata Aiza terpejam dengan tangan meremas kecil celana kainnya. "Saya cuma harus percaya pada vano..." Jeda Aiza membalas tatapan lekat Samuel. "Tidak peduli apapun yang terjadi, karena saya yakin hatinya hanya untuk saya."

Berasa ada jutaan jarum menusuk hatinya mendengar ucapan Aiza. Baru saja dia ingin mengambil kesempatan saat vano lengah tapi sekarang dia sadar sejak awal dia memang sudah kalah. Dan Samuel harus menerimanya dengan lapang dada.

"Apa.. apa kamu mencintainya?." Akhirnya lolos juga pertanyaan yang selalu tersendat di tenggorokannya. Matanya masih mengawasi pergerakan Aiza.

Deg!

Mencintai vano??

Aiza belum tau pasti bagaimana perasaannya, tapi dia yakin sedikit demi sedikit hatinya menerima vano. Jantungnya berdetak kencang saat mata teduh vano menatapnya. Merasa nyaman dengan hangatnya pelukan vano, dan satu hal yang pasti nama Adam sudah mulai memudar dari ingatannya. Apakah itu jawaban hatinya?.

Aiza tersenyum tipis. "Mengenal dan hidup bersama vano adalah hal yang ingin saya rasakan selama-lamanya. Dan saya rasa Mr tau maksudnya apa."

Sakit tak berdarah!. Seharusnya dia tak perlu bertanya karena sekali lihat saja sudah kelihatan. Aiza wanita yang dicintainya itu terlihat sangat bahagia tapi bukan dirinya yang menjadi alasan kebahagiaan di binar mata itu.

Khadijah Abad 21!!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang