Part 18

10.1K 554 8
                                    


Maaf Guyss typo dimana-mana ☺️

Happy reading 💕

---🌿---

Malamnya Masih di kediaman Handoko.

Di sudut kamar terlihat Vano yang melamun seraya mengusap bingkai poto kedua orang tuanya. Walaupun tujuh tahun berlalu rasa sesak itu masih ada kehilangan bercampur penyesalan mendalam dilubuk hatinya.

"Maafin Vano mom dad. kalo aja malam itu Vano gak sakit pasti kalian gak akan naik pesawat itu..."

Tes!

Air mata Vano menetes mengingat kejadian mengerikan yang merenggut kedua orang tuanya. Selama ini dia selalu merasa iri melihat keharmonisan keluarga teman-temannya. Memang kehidupan Vano sangat tercukupi dengan kekayaan berlimpah tapi Vano tidak butuh itu semua dia masih haus akan kasih sayang.

"Hiks. vano kangen kalian." Lirih vano terisak.

Tiba-tiba rasa hangat melingkupi tubuhnya. Aroma Citrus yang menenangkan dan sudah menjadi candunya. Dia tau aroma ini berasal dari harum tubuh istrinya.

"Ai-gue."

"Ssst... nangis aja luapin semuanya aku temenin yaa." Potong Aiza cepat sembari mengelus kepala Vano lembut.

Dan seakan terhipnotis tumpah sudah tangisan sakit Vano yang membuat hati Aiza tercubit dia mengeratkan rengkuhannya guna menguatkan suami ABGnya itu.

Beberapa saat kemudian.

Setelah puas menangis Vano mendadak malu karena menunjukkan sisi rapuhnya didepan sang istri. Lemah banget sih gue! Malu-maluin aja!...

Aiza yang melihat itu tersenyum tipis.
"Udah tenang Van?."

Mendengar pertanyaan Aiza kepala Vano mengangguk ragu dia terlihat seperti anak yang meminta sesuatu tapi takut.

Mata Vano bergerak gelisah menghindari tatapan lembut Aiza. "Malam ini boleh gak eum kita tidur bareng?."

Vano melirik Aiza yang tidak menunjukkan reaksi apapun. Dia merutuki mulutnya yang lancang tapi sudah terlanjur Vano hanya bisa menebalkan mukanya.

Bukannya menjawab Aiza malah berjalan menuju kamar mandi yang ditatap nanar oleh Vano. Dari respon diamnya Vano menyimpulkan Aiza menolak permintaannya. nyesek benget

"Bodoh lo van! banyak mau banget sih gue. Jadi gak enak kan Sekarang.." rutuk Vano serba salah.

Merasa tidak menemukan ide lain akhirnya Vano merebahkan tubuhnya di sofa. Dia cukup senang karena sofa dirumah ini besar dan empuk. Dia mendesah pelan memikirkan kelanjutan pernikahan ini yang entah mau dibawah kemana. Dia memang kepala keluarga tapi kan umurnya masih muda dan bingung mau bagaimana.

Vano mengerjabkan matanya saat merasa sentuhan lembut di bahunya.

"Kamu ngapain tidur di sini? Tempat tidurnya kan luas Van." tanya Aiza heran.

Vano meringis salah tingkah. "Kamu aja yang di kasur biar gue tidur di sofa."

Kening Aiza mengekerut bingung. "Tadi katanya kamu mau tidur bareng."

Khadijah Abad 21!!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang