Part 3

14.9K 720 34
                                    

Happy reading 💕

———🌿———

Mereka berdua duduk dihadapan pak RT dan para warga.

"Saya melihat sendiri mereka berbuat mesum di komplek kita pak." Adu hansip bertubuh kurus.

"Dan saya juga disana pak bener kata si Kodir." Timpal hansip yang namanya Asep.

Pak RT memijat pelipisnya bingung. "Jadi bener kalian berdua melakukannya?." Tanya pak RT.

Aiza menggeleng keras. "Pak kami bisa jelasin ini semua salah paham saya juga tidak kenal sama dia."

"Banyak alasan! maling ngaku penjara penuh." Cibir pak Kodir.

"Kamu berhijab tapi berbanding sama kelakuan kamu." Tambah pak Asep.

Aiza menatap mereka dengan sorot mata tajam. "Bapak jangan pernah nge-judge hijab saya! kalau bapak sendiri tidak tau apa-apa!." Tekan Aiza.

Mereka semua terdiam mendengar kemarahan Aiza membuat vano sendiri sampai bergidik horor melihatnya.

Aiza beralih menatap Vano. "Dan kamu kenapa cuma diam? kalau tau akan seperti ini saya tak sudi menolong kamu!."

Vano berdiri dan berkacak pinggang. "Gue juga gak minta lo buat nolongin gue! Gak usah berlagak sok jadi korban lo! kita gak akan kayak gini kalo gak kecerobohan lo berhenti ditengah jalan."

"Ooh jadi kamu nyalahin saya? dasar tak tau terima kasih! sudah jelas kamu yang salah mabuk kok bawak motor!." Vano melotot mendengar ucapan Aiza.

"Eh lo!–."

"Sudah-sudah! jangan buat keributan dirumah saya!." Sela pak RT menghentikan perdebatan mereka.

Mereka berdua duduk kembali sambil membuang muka.

"Saya dengar dari mang Kodir kalian terciduk berciuman dijalan."

"Tidak seperti itu kejadiannya pak!" Sanggah Aiza.

"Iya pak dia cuma nolongin saya." Timpal Vano.

"Saya baru tau teh.. nolongin zaman sekarang pake ciuman." Mang Asep melirik sinis keduanya.

"Pak mereka harus dihakimi!."

"Komplek kita udah tercoreng!."

"Seret aja ke kantor polisi!."

Aiza dan Vano panik mendengar ucapan para warga.

"Pak saya mohon jangan laporin kita." Vano sudah memelas menatap pak RT.

"Kami akan melakukan apapun tapi jangan hukum kami." Tambah Aiza ikut memohon.

Pak RT diam sambil menatap lekat mereka. "Kamu punya uang?." Tanya pak RT pada Vano.

"Saya punya uang pak." Jawab Aiza cepat berniat mengeluarkan dompetnya.

"Saya tanya dia bukan kamu." pak RT menunjuk Vano.

"Dompet saya ketinggalan pak tapi saya masih ada uang Rp. 50.000.00." Vano memberikan uang berwarna biru pada pak RT.

"Baik kalo begitu mang Kodir panggil ustadz Daud kesini." Titah pak RT.

"Baik pak!."

Aiza dan Vano saling melempar tatapan bingung. Untuk sesaat mereka diam sibuk bergelut dengan pikiran masing-masing apa yang akan pak RT lakukan.

Vano menghela nafas lelah kakinya berdenyut nyeri kepalanya juga pusing memikirkan kejadian ini.

Setelah 20 menit berlalu mang Kodir datang bersama seorang laki-laki paruh baya.

Khadijah Abad 21!!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang