"jangan nangis". Ucap heejin sambil menghapus airmata rubin.
Rubin tersenyum. Hati heejin menghangat saat melihat lengkungan di bibir pucat rubin.
Rubin kembali menulis sesuatu.
Tunggu aku. Aku akan segera sembuh. Maafkan aku yang penyakitan ini.
Heejin menggeleng. "kamu gak perlu minta maaf. Ini emang udah takdir tuhan. Tuhan lagi nguji kamu. Bertahan lah". Ucapnya sambil sambil menggenggam tangan rubin.
Rubin tersenyum. Lalu kembali memeluk heejin dan mengelus lembut kepalanya. Ia masih merindukan gadisnya.
"aduh hyun, gakuat gua liatnya". Bisik yujin.
"hooh. Gemes gemes sedih gitu". Balas suhyun.
"kita gak mau kek gitu juga beb?". Tanya jae sambil menaik turunkan alisnya.
Ryujin memutar bola matanya. "lu mau kek rubin juga bang? Silahkeun".
"eh bukan gitu maksudnya! Peluk gua misalnya".
"gak".
Mendapat penolakan dari ryujin, jae cuma mengerucutkan bibirnya.
.
.
.Sehabis dari menjenguk rubin, heejin langsung mengantar tiga curutnya pulang.
Yang pertama diantar suhyun, lalu ryujin dan terakhir yujin.
Tapi sebelum yujin turun dari mobil heejin, di mengucapkan sesuatu ke heejin. "hee, bahkan orang yang sangat dekat dengan kita bisa jadi yang nusuk kita paling dalam".
Heejin terdiam. Bingung dengan maksud yujin.
Yujin tersenyum lalu memegang tangan heejin.
"be careful. Don't trust anything too much".
Heejin mengerutkan keningnya. "is everything all right?".
Yujin hanya tersenyum. Lalu mengusap bahu heejin dan keluar dari mobil heejin. Tak lupa sebelumnya bilang terima kasih.
Sedangkan heejin, ia masih memikirkan omongan yujin. Ditambah senyuman yujin yang sedikit aneh, menurutnya.
Heejin mengedikkan bahunya acuh. 'ah molla'.
Ia pun menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah yujin. Tapi sebelum pulang, ia membeli titipan abang abangnya.
Ia mampir ke supermarket sebentar membeli eskrim untuk winwin dan jungwoo.
Tapi saat selesai memarkirkan mobil, ia sekilas melirik ke spion mobilnya, memastikan sesuatu.
"masih ada ternyata". Gumamnya.
Ia pun membuka dasboard mobilnya, lalu mengambil pistol dan pisau lipat yang tersimpan disana. Iya, untuk persiapan. Sebenarnya sih bapak donghae yang nyuruh.
Ia menyimpan pistol itu di belakang pinggangnya. Beruntung baju yang dipakainya cukup menutupi keberadaan pistol tersebut.
Lalu menyimpan pisau lipatnya di belakang sepatunya.
Setelah itu ia keluar dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam. Tapi matanya tetap waspada.
Ia pun mengambil es krim untuk kedua abang imutnya. Tak lupa membeli titipan jaehyun dan yuta berupa cukuran bulu ketiak.