Heejin yang sedang menikmati langit malam di rooftop rumahnya menoleh saat seseorang memanggilnya.
"dek?" panggil Mark.
"kenapa bang?"
"ngapain disini malem malem? Dingin lho dek.." ucap Mark seraya memasangkan selimut yang dibawanya ke tubuh Heejin.
"lagi nyari hati yang lepas bang, siapa ada yang ketangkep terus aku kurung deh." canda Heejin.
Mark tertawa. "apa banget dih."
"hehe. Anw, abang juga ngapain disini? Mau nge-galau juga kayak aku?" tanya Heejin.
Mark mendengus. "yakali abang nge-galau, udah punya cewe gini. Emang kamu, jomblo!" ejek Mark.
Heejin mendelik tajam kepada Mark. "sialan lu bang!" umpatnya.
Mark hanya tertawa lalu ikut merebahkan dirinya seperti Heejin di karpet bulu yang ada di rooftop rumah mereka.
"dek, kamu sebenarnya bahagia gak?" tanya Mark dalam keheningan.
"bahagia? Maksudnya?"
"yah sama semua ini. Sama pernikahan ayah bunda, sama kita.."
Heejin terdiam sejenak. "what about you?"
Mark mendengus. "malah nanya balik nih bocah."
Heejin terkekeh. "of course i do."
"seriously?" tanya Mark ragu.
"heum, dapet keluarga baru, bunda baru sama orang yang udah kukenal."
Mark tersenyum. "sesuatu yang gak diduga ya?"
Heejin berdehem. "aku kira juga kita cuma sebatas tetangga, taunya beberapa tahun kemudian jadi saudaraan."
Mark masih tersenyum lalu menghadap Heejin, menatap gadis itu lekat. Sebelah tangannya ia tumpukan kepalanya.
"tapi ada yang bikin kamu sedih gak dek?" tanyanya lagi.
Heejin berpikir sejenak. "sedihnya mungkin karna aku ninggalin Amrik, ninggalin semua kebiasaan hidup aku disana." jawab Heejin.
"kayak apa? Balapan malam?" tebak Mark.
Heejin mengangguk. "itu salah satunya."
Mark mengerutkan keningnya. "salah satunya? Berarti sisanya yang kayak gitu?.."
Heejin tertawa, mengerti apa yang dimaksud oleh Mark. "ngga, cuma itu aja. Kalo aku ngelakuin sisanya yang ada dipenggal bapak Donghae akunya." jelas Heejin.
"dan, balapan yang ikutin juga legal, ya walaupun mulainya juga tengah malam kayak umumnya balapan." -Heejin.
Mark mengangguk paham. "berarti lu sama sekali belum pernah ke club?"
Heejin menggeleng. "gak pernah mabuk bukan berarti aku gak pernah ke tempat itu bang."
"nah terus?"