"perih bang.." ringis Heejin.
"bang Renjun, Heejinnya suruh cuci muka aja dulu, sekalian sama matanya juga." usul Yujin.
"yaudah nih lo pada tuntun dia ke toilet, abis itu bawa ke uks. Gua tunggu disana." pinta Renjun.
"oke bang!"
"Hee ayo," ajak Sumin lalu menggandeng sahabatnya menuju toilet.
"sumpah tuh cewek! Siap siap aja nanti!" gerutu Heejin.
"etdah nih bocah, lagi kena musibah masih aja nyumpahin orang." kata Yujin heran.
"nanti kalo mata gua kenapa kenapa gimana woi?! Gua mau turnamen nih!" ngegas Heejin.
"ha? Turnamen apa lu cil?" tanya Ryujin.
"apalagi selain karate,"
"bukannya sebulan yang lalu lu abis cedera ya? Yang lu turnamen di Amrik," celetuk Hyunjin.
Heejin mendengus. "tanyakanlah pada bapak Donghae yang terhormat wahai kawandku."
"eh toiletnya dimana gaes? Kok jauh pisan kayaknya," -Heejin.
"dikit lagi— nah sampai kita." kemudian Sumin menuntun Heejin menuju wastafel.
"sini gua bantuin." ucap Suhyun.
Heejin pun langsung mencuci mukanya yang lengket dan juga matanya.
"buka mata lu pelan pelan," titah Yujin.
"abis itu kedip kedip." tambah Ryujin.
Heejin pun melakukan apa yang disuruh mereka.
"buset, merah bener tu mata," komentar Sumin.
"serius??" tanya Heejin yang masih berjuang membuka matanya.
"iya."
"bisa melek gak lo?" tanya Ryujin.
"gak, perih banget njir." kata Heejin.
"yaudah, langsung ke uks aja kita, biar lo diobatin disana." kata Yujin.
"ayo Hee," ajak Hyunjin sambil menuntun Heejin menuju uks.
Disana abang abangnya Heejin udah nungguin si adik manis mereka.
"nih bang Heejinnya."
"makasih ya, kalian balik aja ke kelas. Oiya, gua minta tolong sekalian absenin Heejin, kayaknya dia pulang abis ini," pinta Renjun yang diangguki sahabat sahabat Heejin.
"gws Hee!" Heejin mengangguk sebagai jawaban. Matanya udah kepalang perih.
Setelah itu Renjun menuntun Heejin untuk berbaring diranjang uks, lalu sama Xiaojun dikasih obat pereda sakit mata.
"kedip kedipin dek," titah Xiaojun.
"merah bener Hee," komentar Chenle.
"mereka kenapa sih?! Kok bisa sampe nyiram kamu gini??" tanya Jeno yang berusaha meredam amarahnya.
"iri mungkin bang." jawab Heejin sekenanya.
"pulang aja ya dek?" tawar Hendery.
"pulang?"
"iya, kamu agak anget nih, pusing ya?" tanya Mark yang tadi iseng megang dahi Heejin.
"yaudah, tapi mata aku gimana?" tanya Heejin yang sedari tadi masih sibuk kedip kedipin matanya.
"yaudah kita ke dokter aja," usul Jeno. Para saudaranya pun menyetujui usul Jeno.
"Chenle, Jisung, kalian ambil tas Heejin sekalian ijin pulang aja." titah Mark yang dibalas anggukan keduanya.