Mana nih yang malmingnya cuma rebahan sambil main hp doang?
================================
"bin, lu bakal sembuh kan?".
Rubin yang tadinya sibuk menatap bintang diatas langsung mengalihkan atensinya ke heejin. Lalu menggenggam erat tangan sang kekasih.
"apapun itu gua bakal berusaha sembuh. Trust me".
Heejin masih terdiam. Selalu seperti ini pada akhirnya, ditinggal orang yang dia sayang.
Rubin segera menarik heejin ke dalam dekapannya.
"bintang akan merasa kesepian jika tidak ada bulan yang menemaninya. Begitu juga dengan gua. Gua akan merasa kesepian kalo gak ada di hidup gua".
"tapi bulan itu udh pernah ditinggal plutonya sebelumnya". Gumam heejin.
"percaya sama gua kalo gua bakal sembuh. Gua cuma butuh penyemangat dari lu. Ayo kita laluin ini semua bersama".
Heejin mengangguk pelan dalam dekapan rubin. Rubin melonggarkan pelukan itu, lalu menatap dalam manik kecoklatan sang kekasih.
Perlahan wajahnya mendekat, mengecup kedua mata sembab milik heejin juga bibirnya.
"bin, kok lu bisa sih ngomong yang manis manis gitu? Belajar darimana dih".
Rubin memutar bola matanya.
"google banyak!". Ucap rubin asal.
Heejin ketawa. Lalu ia memperhatikan wajah rubin yang sedikit pucat.
"tapi kalo kita berpisah gimana?".
Rubin tersenyum, lalu menyelipkan sedikit helai rambut sang kekasih ke belakang telinga.
"kalo kita kepisah? Simple, let's meet in heaven".
Lalu setelahnya mereka berpandangan sambil tersenyum penuh arti.
================================
Heejin mengerjapkan matanya pelan. Langit cerah menyilaukan matanya. Ia terduduk, menatap sekitar. Hanya ada hamparan rumput yang luas dan sebuah pohon rindang yang cukup besar.
Heejin berjalan ke arah pohon itu. Mendudukkan dirinya disana. Ia masih mencerna apa yang sedang terjadi dengannya.
Ia menutup matanya, menikmati angin yang berhembus tenang ke wajahnya. Sampai seseorang menepuk pipinya pelan.
Ia mengucek matanya, manatap lekat orang yang berdiri di hadapannya sekarang.
"hyu-hyunsuk?".
Ya, seseorang itu adalah hyunsuk. Kekasih serta cinta pertama heejin.
"is it real?". Lirih heejin.
Ia masih berusaha mencerna ini semua. Terbangun dihamparan rumput yang luas lalu bertemu dengan hyunsuk.
Hyunsuk tersenyum lembut, lalu menarik heejin ke dalam dekapannya.
Heejin membeku. Mengapa bisa? Apakah ia sudah mati?
"yeah, it's me babe. Miss me?". Hyunsuk pun melonggarkan pelukannya, menatap lekat mata heejin.
Heejin tersenyum. Perlahan cairan bening itu keluar dari pelupuk matanya. Ia terisak kencang dihadapan pria itu.
Hyunsuk hanya tertawa, lalu kembali memeluk sang pujaan hati.
"sstt.. I'm here babe". Bisik hyunsuk.
"i miss u". Lirih heejin disela isakannya.
Hyunsuk mengusap lembut surai coklat heejin. "too". Balasnya.