"habis ini lu mau ngapain Hee?" tanya Jisung ketika mereka sudah dirumah.
"emm.. Gua mau nginep di rumah sahabat gua." kata Heejin.
"lu sebelumnya pernah ke Korea ya?" tanya Chenle ikut nimbrung pembicaraan 2 orang itu.
"hooh, yang abis dari Indo gua langsung ke Korea. Ya sekitar 5 tahun lah gua disini, abis tu pindah lagi ke Amrik pas naik kelas 9." jelas Heejin.
"lah, pas naik kelas 9, kita semua baru pindah kesini." -Jisung.
Heejin tertawa pelan. "gua kira kita gak bakal ketemu lagi." ucapnya.
"heum, apalagi kita lost contac pas lu pindah." -Chenle.
"eh tapi ternyata kita ditemuin lagi." -Jisung.
"bukan jadi tetangga tapi langsung jadi saudara." -Heejin.
Saat dia masih asik mengobrol dengan kedua cowo itu, sahabatnya a.k.a Shin bangsat Ryujin menelfonnya.
"hal-
"HOI LU DIMANA?!"
"masih dirumah seyenk."
"lu jadi kagak sih?! Udah pada nunggu nih."
"iya iya gua jalan, tunggu 10 menit."
"LU MAU MATI HAH?!!"
"jangan teriak teriak njir, telinga gua bisa pecah nih."
"yaudah sono siap siap, heran gua punya temen kek lu, santai banget idup nya."
"bacot lu. Udah gua mau siap siap dulu. Jangan rindu, bentar lagi gua dateng."
Pip
Heejin langsung mematikan sepihak sambungannya. Ia yakin disana pasti cewe itu sedang mengumpatinya habis habisan.
"naik apa lu kesana? Emang bisa nyampe dalam waktu 10 menit doang? Rumah temen lu emang dimana?" tanya Chenle bertubi tubi.
"saru satu Le. Gua naik mobil, jadi jangankan 10 menit, 5 menit aja bisa gua." kata Heejin seraya memasukan baju gantinya kedalam ranselnya.
Ia yakin pasti malam ini mereka akan party.
"heh yang bener?!" -Jisung.
Heejin berbalik, menatap Jisung yang menjulang didepannya. Ia berjinjit. "iya Icungku sayanggg~"
Jisung langsung memalingkan wajahnya. Ia mencoba menahan senyumnya, belum lagi wajahnya yang pasti memerah malu.
"lu pembalap Hee?" tanya Chenle penasaran.
Heejin tersenyum kecil sambil memakai ranselnya.
"udah jadi mantan." ucap gadis itu lalu keluar dari kamar mereka.
.
.
.Saat dibawah, Heejin langsung minta izin ke abang abangnya.
"bang, aku ijin nginep ya di rumah temen." ucap Heejin.
"udah ijin ayah sama bunda?" tanya Taeil.
Heejin mengangguk. "udah bang."
"yaudah. Kamu naik apa kesana?" -Johnny.
Pas mau jawab pertanyaan Johnny, Ryujin menelfonnya lagi.
"sebentar bang." lalu Heejin pun langsung mengangkat telfonnya.
"INI MAU JALAN WOI!"
"Santuy woy, gua cuma mau bilang ini-"
"apa? Bawain makanan? Iya nanti gua beliin makanan. 10 menit lagi gua sampai. Udah tunggu aja, jangan banyak bacot!"
Gadis itu mematikan sepihak sambungannya.
Sedangkan para abang nya yang ada disana hanya geleng geleng kepala liat tingkah calon adiknya itu.
"udah ya bang, aku berangkat." pamit Heejin lalu berjalan ke pintu utama.
"naik apa Hee?" tanya Johnnyagi sedikit keras.
Heejin menunjukan kunci mobilnya lalu langsung pergi ke garasi, mengambil mobilnya.
"bentar, tadi dia bilang kalo 10 menit lagi bakal sampai, emang rumah temennya sedeket apa?.." sahut Jaehyun.
Mereka langsung berlari keluar, ingin memperingati Heejin, tapi dilihat mobil Heejin yang udah keluar dari gerbang rumah mereka. Telat. Mereka pun masuk kembali kedalam.
"semoga gak kenapa kenapa dah tuh bocah, ngeri juga liat dia bawa mobil tadi." ucap Johnny.
"siapa bang?" tanya Jisung yang baru turun dengan Chenle.
"Heejin."
"kenapa sama Heejin?" tanya Chenle bingung.
"dia mau kerumah temennya, terus bawa mobilnya ngebut banget." jelas Taeyong.
Keduanya saling lirik. "oh wajar sih, mantan pembalap." kata Chenle.
"WHUT?!!"
================================
ILY 💚