Rebahan is my priority
Studying is just my activity—#authoradalahkaumrebahan
================================
Heejin menatap jendela rumah sakit yang dipenuhi rintik hujan. Menenangkan menurutnya. Lalu pandangannya teralihkan oleh suara berisik dari abang abangnya yang tak lain adalah 00 line beserta chenji.
Sedangkan untuk 99 line, mereka lagi ada simulasi dari sekolah. Persiapan untuk ujian akhir sekolah, yang artinya sebentar lagi liburan panjang menanti. Makanya heejin dijaga sama 00l beserta chenji karna sisanya bekerja dan kuliah.
Heejin menyingkap selimutnya, mencoba untuk berjalan agar kakinya gak kaku kaku amat. Perlahan ia menurunkan kakinya dari ranjang, mengambil tiang infusnya dan mencoba berdiri.
Jisung yang melihat heejin turun langsung membantunya.
"pasti bosan?". Tanya jisung.
Heejin tersenyum manis lalu mendudukan dirinya disebelah jeno yang sedang bermain game.
Jeno yang menyadari kedatangan heejin langsung menarik pelan kepala sang adik menyender ke bahunya. Sedangkan tangan kiri heejin yang tidak ada infusan digenggamnya sambil sesekali dicium. Disebelah kanan heejin ada haechan yang mengelus elus kepalanya.
Heejin menghembuskan nafasnya pelan. Ia bosan, ia pengen ke sebelah.
Haechan yang menyadari raut bosan dari wajah sang adik pun bertanya.
"mau keluar?". Tawar haechan.
Mata heejin langsung berbinar senang. Ia pun mengangguk patah patah karna ada gip yang terpasang dilehernya.
Haechan tersenyum lembut. Ia pun segera mengambil kursi roda agar sang adik tak perlu repot repot berjalan. Perlahan ia memapah heejin duduk dikursi rodanya.
Setelah memastikan heejin duduk dengan nyaman, ia pun mendorongnya ke luar diikuti yangyang dan renjun dibelakangnya.
Renjun dengan sigap membuka pintu kamar rawat milik rubin. Mereka pun segera masuk. Haechan mendorong kursi roda heejin sampai disamping ranjang.
Lalu ia pergi, menyusul yangyang dan renjun ke sofa yang tak jauh dari ranjang rubin. Mereka hanya jadi penonton saja kali ini.
Heejin memandang wajah lelap rubin yang damai. Ia masih tertidur bahkan saat heejin sudah bangun dari koma nya.
Ia menggenggam lembut tangan dingin milik rubin. Matanya tak lepas dari wajah rubin yang dipenuhi luka bekas goresan kaca mobil.
"hey, kapan kau akan bangun hm? Apa tidak bosan mejamin mata terus?". Ucapnya pelan.
Ia memejamkan matanya, mengingat kembali percakapan sang ayah dengan papanya rubin.
.
.
."kondisinya makin memburuk". Ucap seoojon pelan.
"apakah masih ada harapan buat dia sembuh?". -donghae.
"masih, hanya saja nanti hidupnya akan bergantung pada obat obatan juga alat alat rumah sakit jika ia nge drop kembali". -seojoon
"gua gak tau skenario tuhan apalagi setelah ini, rubin sudah terlalu tersiksa dengan sakitnya". _seojoon
"maksudnya?". -donghae
"gua udh siap buat ngelepas dia pergi. Biarkan rasa sakit itu pergi mengiringi jiwanya yang ikut pergi. Sepertinya tuhan menyayanginya sama seperti tuhan menyayangi ibunya". -seojoon
.
.
.