"Bahkan lo sendiri dibutakan oleh cinta, Dev."
Gadis itu menatap kosong ke arah Deven. Sebuah tatapan yang jarang Deven lihat.
"Terus maksud lo, gue gak boleh merasakan cinta?" Sebuah pembelaan diri yang terdengar menegaskan di telinga Charisa.
"Salah Dev, lo seharusnya gak boleh terlarut dalam cinta itu sendiri. Lo gak seharusnya jatuh terlalu dalam," sanggah Charisa. Deven hanya terdiam, ia berusaha mencerna omongan Charisa.
"Karna saat lo udah jatuh, lo gak akan bisa keluar dari lingkaran itu. Lo akan terbutakan dengan cinta." Deven menatap Charisa datar, dan tanpa ekspresi apapun.
"Maksudnya lo melarang gue untuk mencintai? Gitu?" Charisa menghela napasnya gusar, mulai jengah dengan Deven yang keras kepala.
"Gue gak pernah larang lo untuk mencintai, gue gak pernah larang lo untuk bercinta, dan gue gak pernah larang lo untuk mengenal cinta. Tapi satu hal yang perlu lo tau ...." Charisa menggantungkan kalimatnya.
"Disaat lo sedang terpuruk, disaat lo sedang terluka dan gak ada siapapun yang peduli. Temuilah gue, karna gue akan selalu menjadi tempat bersandar lo yang terbaik. Meskipun kita hanya sebatas teman." Gadis yang dikenal dengan ketangkasannya itu, berlalu meninggalkan Deven.
Kalimat terakhirnya, sontak membuat Deven bimbang. Mungkin ini saatnya ia keluar dari lubang keramat berbentuk hati itu.
— Jadi, Teman atau Cinta? —
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend or Love?
Teen FictionKetika ego tak bisa dikendalikan Persahabatan yang telah dijalin lama, harus menjadi korban. Belum lagi, saat salah satu darinya mengenal cinta. "Serapuh itukah bersahabat dengan lawan jenis?" Tentu tidak. Namun kedua remaja ini tak bisa mengendali...