Vote and comment yaaaaa
Jangan jadi silent readers
Happy reading😊
Violet berada di dalam sebuah mobil yang di sampingnya ada Vinsen yang sedang menyetir.
"Kenapa sekolah? kan belum sehat" tanya Violet dengan wajah kuatirnya.
"Udak kok, demam dikit doang Vi, gue takut libur lama lama," kata Vinsen.
"Baru juga dua hari. Takut ketinggalan pelajaran ya?"
"Bukan,"
"Terus?"
"Takut kehilangan lo,"
Violet memutar matanya, ia kesal karena ia serius dan Vinsen malah bercanda. Melihat Violet dengan wajah kesal membuat Vinsen terkekeh.
"Beneran Vi, nanti kalau kalau lo kelamaan ditinggal diambil orang lagi,"
"Emang gue apaan sampai diambil orang segala,"
"Lo pacarnya gue, jadi banyak yang mau,"
Violet hanya menghela napas berat.
"Sekalipun gue bukan pacar lo, yang mau juga banyak,"
"Itu lebih bahaya,"
"Terserah. Kenapa bawa mobil, biasanya juga motor?"
"Nyokap khawatir kalau gue bawa motor, katanya kondisi gue belum stabil,"
"Iya sih,"
"Nyokap seneng lo ke rumah waktu itu, dia sempat gak percaya kalau lo pacar gue, gue udah bilang kalau gue punya pacar bidadari. Eh dianya gak percaya. Tadinya gue mau ngenalin lo ke bonyok gue. Tapi nunggu waktu yang tepat. Gue gak nyangka waktu yang tepat saat gue sakit, walaupun sebenarnya belum gue kenalin secara langsung sih,"
Violet hanya tersenyum tipis mendengar Vinsen bercerita. Violet jadi sangat yakin kalau Vinsen sudah sehat.
Mereka sudah sampai di sekolah dan memasuki area parkir sekolah.
Vinsen dan Violet berjalan beriringan di koridor sekolah. Banyak yang menatap iri dengan mereka. Violet dan Vinsen sudah tidak menutupi hubungan mereka lagi di depan semua orang, mereka meanggap biarkan semua orang tau tentang hubungan mereka.
"Lo lanjut aja ke kelas Vin, gue mau ke wakil kesiswaan dulu, nyerahin formulir lomba," kata Violet.
"Oke, gue duluan, ketemu di kantin, jangan rindu sama gue. Bye!" kata Vinsen.
Violet hanya tersenyum dan menggeleng melihat tingkat kepedean Vinsen.
Violet menuju ruang wakil kesiswaan saat sudah sampai di ruangan tersebut ia mengetok pintu.
Tok Tok Tok
"Masuk Violet," kata seorang wanita muda berumur sekitar dua puluh lima tahunan.
"Bu saya mau menyerahkan formulir untuk lomba karya ilmiah," kata Violet.
"Oh iya mana formulirnya," kata wanita tersebut dengan ramah.
Violet memberikan formulir tersebut.
"Ibu senang kamu ikut serta dalam lomba ini," kata wanita muda tersebut.
Tidak lama masuk Bu Juita ke dalam ruangan tersebut.
"Eh ada Violet, sedang apa nak?" tanya Bu Juita.
"Saya mau kasih formulir lomba bu," jawab Violet lalu tersenyum.
"Ooh lomba karya ilmiah itu ya?" tanya bu Juita.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET (END)
Teen FictionMereka bilang, dirinya sempurna. Kaya, cantik, pintar, populer, multitalent. Kesempurnaan adalah miliknya, Violet Berlian Gerald. Seolah, dirinya tidak memiliki kecacatan sedikitpun. Tapi, siapa sangka. Ia memiliki masalah dan trauma yang tidak dike...