21- Kencan

3.5K 390 21
                                    

Dont forget follow, vote and comment

Happy reading😊

Vinsen dan Violet menyusuri jalan raya berdua. Selama di perjalanan tidak ada percakapan yang terjadi hanya diam. Perjalanan cukup jauh dan menyusuri beberapa jalanan sepi. Sampailah Vinsen memberhentikan motornya disebuah tempat.

"Udah sampe Tuan putri," kata Vinsen.

"Kita dimana?"

"Di tempat yang indah, yuk"

Vinsen dan Violet berjalan berdua. Di depan mereka sekarang ada sebuah danau yang disamping kiri dan kanannya ada taman bunga yang indah. Violet terpana melihat keindahan di depannya ini.

"Lo suka tempatnya Vi?" tanya Vinsen.

"Suka, lo sering kesini?" tanya Violet.

"Lumayan Vi," jawab Vinsen.

Setelah itu mereka hanya melihat keindahan alam di depannya ini. Menenangkan pikiran dari hiruk pikuknya kota.

"Vi mau ke taman bunga gak?" tanya Vinsen.

Violet hanya menjawab dengan anggukan.

"Yuk," ajak Vinsen.

Mereka menyusuri sebuah taman bunga. Ada beberapa macam bunga yang tertanam disana bewarna warni. Mereka berjalan berdua beriringan. Tangan kanan Violet dan tangan kiri Vinsen saling bergesekan. Sampai akhirnya Vinsen menggenggam tangan kanan Violet.

Violet mengalihkan perhatiannya dengan melihat Vinsen. Vinsen hanya melihatkan senyumnya. Tapi Violet tidak marah dan membiarkan Vinsen menggenggam tangannya.

"Bentar ya Vi," kata Vinsen lalu berlari kecil ke sebuah bunga dan memetik sebuah bunga kecil bewarna putih.

"Ini buat lo, gue pasangin di telinga lo ya." Tanpa menunggu jawaban Vinsen memasangkan bunga tersebut di sela telinga Violet.

Saat Vinsen memasangkan Violet merasa jantungnya berdetak dengan kencang, tidak seperti biasanya.

"Makin cantik deh sekarang," kata Vinsen.

Violet hanya membalas dengan senyuman.

"Selamat ya Vi,"

"Untuk?"

"Lo dapat peringkat pertama disemua jenis peringkat di SHS,"

"Iya, makasih,"

"Lo hebat Vi, pintar banget. Mungkin gak pintar lagi tapi Jenius. Dari peringkat 180 ke 1 keren Vi." Vinsen melihatkan wajah kagumnya.

"Nggak biasa aja, cuma lagi beruntung aja," jawab Violet.

"Lah gak ngaku, gue yakin waktu lo peringkat 180 itu pasti lo sengaja ngelakuinnya," kata Vinsen.

Violet hanya tersenyum mendengar itu, karna kata Vinsen memang benar.

"Vi, kenapa gak bilang kalau lo cucunya pemilik sekolah?"

"Lo udah tau?"

"Tentu, satu sekolah heboh karna itu,"

"Lo gak pernah nanya,"

"Ya kali gua nanya gituan Vi 'Vi lo cucunya siapa?' kan aneh pertanyaannya," kata Vinsen dengan kesal.

Violet yang mendengar dan melihat Vinsen kesal langsung tertawa lepas. Tertawa yang tidak pernah Vinsen lihat. Tertawa yang membuat Vinsen tersenyum melihatnya. Ia hanya tersenyum melihat Violet yang tidak berhenti tertawa. Violet yang sadar dengan apa yang dilakukannya langsung berhenti tertawa dan menetralkan ekspresi wajahnya.

VIOLET (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang