3- Dipermalukan

9.5K 1K 35
                                        

Mari sebelum dibaca vote terlebih dahulu reader☺

Free!! Tidak bayar

Hargai karya seseorang dengan cara vote dan komen.

Revisi tidak mengubah alur cerita, tetapi jika setelah di revisi menemukan kata yang salah, harap komen sewajarnya dan tandai kata yang salah. Tidak perlu memberikan kalimat terlalu berlebihan.

Karena manusia tidak ada yang sempurna.

Happy reading

"Tunggu!" ucap seorang gadis yang ikut barisan di depan.

Membuat semua orang melihat ke arahnya.

"Ada yang mengizinkan kamu berbicara? Siapa nama kamu?" tanya Cika, salah satu anggota OSA.

"Lo gak perlu ngomong pakek aku kamu, kak. Tadi aja lo bicara sama gue pakek Gue lo. Gak usah Jaim. Emang lo nggak bisa baca name tag gue?"

Gadis cantik dengan kulit putih berambut panjang berwana dirty blonde, melebihi sebahu. Dengan name tag Sheina Andami. Panggil saja, Sheina.

Ia maju ke depan.

"Lo nggak sopan sama senior. Udah tau salah, masih aja menjawab. Emang dasar gak tahu malu." Silfy sambil menatap Sheina dengan kesal dan marah.

Sheila hanya mendengus.

"Emang letak salah gue di mana? Perasaan gue nggak ada salah apa apa. Coba deh kalian kasih tahu salah kita kita ini apa?"

Sheina menatap Silfy dengan tatapam tak bersalah sedikit pun.

Silfy menghela napas berat mendengar itu.

Anggota OSA yang berada di lapangan sekitar delapan orang. Selain Silfy dan Chika yg berada di depan. Selebihnya berada di belakang para siswa baru. Mereka terlihat gusar melihat perdebatan yg terjadi.

"So, lo nggak tahu salah apa?
Oke, kalau gitu gue bakal kasih tau ke elo apa kesalahan lo sebenarnya. Pertama, lo nggak pakek perlengkapan untuk MPLS. Kedua, gak mau kasih hp lo untuk disimpen sementara. Ketiga, pakaian yang lo gunain itu melanggar peraturan sekolah. Keempat, rambut lo nyalahin aturan sekolah. Sekarang udah tahu salah lo apa?" Silfy menjelaskan semua kesalahan Sheina dengan penuh penekanan dana.

Tetapi, Sheina yang sedang dimarahi malah tidak mengindahkan ucapan Silfy. Ia sibuk memainkan ujung rambutnya.

"Sheina, lo nggak pernah diajarin sopan santun sama orang tua lo?" tanya Silfy dengan nada sedikit lebih tinggi dan menunjuk wajah Sheina.

Sheina yang mendengar Silfy menyalahkan orang tuanya dan menunjuk wajahnya. Membuat Sheina mengibaskan tangan Silfy, dari wajahnya.

"Lo kalau ngomong mikir pakek otak jangan pakek dengkul, gue nggak suka orang tua gue dibawa bawa," kata Sheina dengan emosi.

"Nama lo aja ada angel-nya, malaikat. tapi sifat lo kayak devil," sambung Sheina dengan tersenyum sinis.

Mendengar jawaban Sheina. Membuat para siswa baru menahan tawanya.

Silfy yang mendengar perkataan Sheina, suara tawa yang ditahan siswa lainnya, menjadi kesal dan hilang kendali.

Wajahnya terlihat merah.

"Berani beraninya lo ngomong–" ucapan Silfy terpotong.

Ketika ia mengangkat tangan kanannya. Ingin melayangkan tamparan untuk Sheina. Bahkan Sheina reflek menutup matanya. Namun, beberapa detik tidak terjadi apa apa pada pipi mulus Sheina.

VIOLET (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang