Dont forget follow, vote and comment.
Tekan tanda bintang yaaa
Ayolah nggak bikin pegel tu jari.
Happy reading😊
"Sahabat adalah keluarga ke dua jadi jangan pernah menyakitinya."
***********************
Minggu pagi ini Violet dkk sudah berkumpul di private room Violet.
Semuanya hanya diam dan saling menatap dan sebenarnya mereka juga ingin bertanya tentang kejadian di sport hall kepada Violet tapi mereka ragu Violet akan menjawabnya. Untuk Sheina dan Oliv masih saling diam dan gengsi untuk memulai pembicaraan."Jadi kenapa lo ngumpulin kita pagi pagi gini?" tanya Rian.
"Udah jam 1 siang tolol, lo gak bisa lihat jam ya?" tanya Justin kesal.
"Jam 1 siang sama lo Just, kalau sama Rian ini masih jam 1 pagi," sindir Hans.
"Kecuali ada sesuatu yang buat dia harus kesini baru jam nya bener," sindir Jane.
Mendengar sindiran dari teman temannya membuat Rian kesal.
"Udah udah, ada yang mau gue selesaiin disini," kata Violet dengan wajah serius.
Teman temannya melihat wajah serius Violet. Mereka menatap Violet dengan serius pula. Beda dengan Oliv yang sedikit cemas.
"Kalian tau penyebab Oliv sampai pingsan?" tanya Violet dengan ekspresi datarnya.
Teman temannya menatap ke arah Oliv dan Oliv hanya diam ditatap.
"Kenapa Vi? Lo tahu?" tanya Rian yang sudah mengalihkan tatapannya ke Violet.
Semuanya juga menatap Violet.
"Oliv, lo yang ceritain sendiri atau gue yang ngasih tau?" tanya Violet.
Oliv menggit bibir bawahnya sedikit ragu untuk menceritakannya.
"Jawab Liv!" kata Jane.
Oliv menarik napasnya dalam dalam dan menatap temannya satu persatu.
"Gue aja yang ceritain Vi," kata Oliv.
Violet menjawab dengan anggukan.
Oliv menceritakan kejadian yang sebenarnya, kejadian yang membuat dirinya berubah beberapa hari yang lalu dari A-Y. Tentu hal tersebut membuat perubahan ekspresi dari wajah teman temannya, wajah marah, kesal dan juga sedih karena Oliv mendapat perlakuan seperti itu.
"Setan tu Clara, gue pengen tampar dia," kata Jane yang sudah emosi.
"Gue pengen bunuh," tambah Rian.
"Kalau bukan cewek udah gue ajak ke ring tinju tu cewek," tambah Justin.
"Gue jadiin sate juga dia," tambah Hans.
"Gue botakin tu kepala," kata Sheina yang tiba tiba melupakan kekesalannya.
Violet hanya tersenyum tipis mendengar kemarahan teman temannya. Oliv pun tersenyum tidak menyangka teman temannya sesayang itu kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET (END)
Teen FictionMereka bilang, dirinya sempurna. Kaya, cantik, pintar, populer, multitalent. Kesempurnaan adalah miliknya, Violet Berlian Gerald. Seolah, dirinya tidak memiliki kecacatan sedikitpun. Tapi, siapa sangka. Ia memiliki masalah dan trauma yang tidak dike...