"Waktu yang hanya bisa menjawab setiap pertanyaan tanpa jawaban."
Aku harap kalian nggak bosan ya sama cerita ini😊
Sedikit di revisi part ini, jadi sedikit berbeda dari pertama publikasinya.
Jangan lupa vote dan comment guys, karena itu jadi penyemangat buat aku.
Happy reading😀
Pada sudut pojok cafe, sekumpulan anak Star High School (SHS) lagi hangout, di sana ada violet dan teman-temannya.
Violet yang sibuk membaca buku fiksinya.
Lalu, teman-temannya yang lain sibuk memainkan handphone, mendengarkan musik. Karena kelelahan seusai berpanas panasan di lapangan sekolah.Tiba-tiba Oliv membuat kaget dengan suara tawanya.
"Ups, sorry." Oliv membentuk jari berbentuk V dan tersenyum nyengir.
"Kaget gue Liv, ada apaan sih, KERASUKAN lo ya?" kesal Sheina mengeluarkan suara toanya.
"Gue keinget yang tadi, hampir aja wajah lo ada bekas jari manusia," kata Oliv sambil nunjuk wajah Sheina.
"Iya tuh dasar nenek lampir, enak aja mau nampar gue, pakek bawa orang tua segala lagi."
Lalu, Sheina bersandar ke kursi sambil menyilangkan tangannya.
"Pasti tuh cewek sekarang malu banget," kata Justin melepaskan earphone yang ia gunakan tadi.
"Pasti," sambung Rian.
"Kalau Violet nggak sadar, dia mau nampar lo, udah jadi masalah nih sekarang," kata Jane sambil meminum jusnya.
Mereka mengangguk setuju.
Oliv yang melihat ke arah Hans, tiba tiba mengerutkan dahinya.
"Rian, di samping lo siapa?" tanya Oliv bingung kepada Rian.
"Oh iya gue lupa ngenalin ke kalian, Dia namanya Hans Albert Kenzo kalian bisa manggil dia Hans, sepupu gue dari Bandung," kata Rian menjelaskan kepada teman temannya.
"Hai semua, salam kenal gue Hans," kata Hans sambil melihatkan senyum manisnya.
"Oh nama lo Hans, lo ganteng, cool, tipe ideal gue and gue suka," kata Sheina dengan santainya.
Hans yang mendengar itu. Cukup kaget.
"Kalau sama yang cakep cepet lo. Nggak perlu didengerin Hans, dia ini menakutkan," kata Justin pada Hans dan membuat ekspresi berpura pura takut melihat Sheina.
Sheina yang tidak menerima dirinya dibilang menakutkan oleh Justin, ia langsung memukul lengan justin.
"Enak aja lo bilang gue menakutkan, orang cantik gini," kata Sheina sambil mengibaskan rambut indahnya.
Mereka yang melihat pertengkaran Justin dan Sheina hanya menggeleng geleng kepala.
"Vio, gua nggak ngelihat dia tadi di sekolah, dia ke mana?" Nimbrung Oliv yang menanyakan seseorang pada Violet.
Violet mengarahkan pandangannya dari bukunya, ke arah Oliv.
"Gak tau, bukan urusan gue." Ucapan yang terkesan dingin.
"Oliv, jangan bahas dia di sini!" tegur Jane pada Oliv dengan dinginnya.
"Sorry sorry gue keceplosan, maaf ya Vi gue nggak maksud buat ngingatin dia ke lo," kata Oliv dengan merasa bersalah atas pertanyaannya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/228126470-288-k479340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET (END)
Ficção AdolescenteMereka bilang, dirinya sempurna. Kaya, cantik, pintar, populer, multitalent. Kesempurnaan adalah miliknya, Violet Berlian Gerald. Seolah, dirinya tidak memiliki kecacatan sedikitpun. Tapi, siapa sangka. Ia memiliki masalah dan trauma yang tidak dike...