Iman
Satu era lagi harus dilewati , kuliah membuat kami harus berpisahan lebih jauh lagi. Ale dan Dimas meneruskan di Jogja , aku melokal di Depok dan Satrio di Dramaga dekat dengan rumahnya. Makin tua ,makin jauh ,semoga tidak semakin asing .
"Iman mikir apa?" Uni mengelus elus jenggotku ,aku tersenyum sesaat
"bakalan jadi single fighter nih sayang ,udah harus terbiasa banget gak kontakan Ama anak anak " Jelasku, Uni memeluk leherku ,menguar aroma strawberry dari sudut sudut tubuhnya
...aku suka...
"Namanya udah tujuan sayang ,yang penting tetap saling mendoakan" Ujar Uni tersenyum manis ,aku mengangguk angguk...
Dia seketika mengejar Bibirku ....segar mint berpadu dengan sisa gelato rasa karamel,dessert makan malam kami tadi terasa di relung relung mulutku.
"Uni yakin turun di sini aja?" Lirihku tak setuju ....Dia mengangguk Lucu ...
"Gapapa di sini Man, takut Bunda marah " senyum Uni rikuh
"Gapapa aku akan ngobrol sama Bunda, aku mau serius sama Uni , aku akan jujur biar Bunda nggak marah " kerasku
Uni menggeleng sedih "besok besok ya man,uni belom siap...." lirih Uni
Aku hanya mendengus memandanginya "Uni tahu Iman bisa lebih baik kan Ni? Uni tahu Iman lebih dari sekedar Anak Afrika keturunan Lonte kan?" Amarah menguasaiku ,dia orang terdekatku sekarang dan dia bahkan malu ada di dekatku.
"Astagfirullah Imaaan" ujar Uni berairmata
Aku terdiam memandangi setir di depanku "Iman akan perjuangin Uni, walau mungkin Uni malu sama Iman ...Iman akan tetap berjuang ...Iman akan tetap cinta Uni..." lanjutku kesal ....
Dia menepuk-nepuk pundakku "Uni juga maunya ama Iman aja" Lirihnya ...
Aku membuka kunci pintu mobil "udah Uni pulang ini udah malam ...jangan lupa martabak buat bundanya" ujarku ketus ....
Uni menarik napas panjang dan mengecup dahiku "Iman hati hati di jalan ya" lirihnya seraya membuka pintu mobil dan pergi meninggalkanku di parkiran Indomaret depan kompleks itu.
Kesal ....sedih..... dan Bangsat bangsat kesayanganku sekarang sudah jauh dan punya kesibukan lain
Aku merasa kesal, kesal dan kesepian, dalam frustasiku aku nekat memasuki kompleks perumahan tempat Uni tinggal .....tepat saat melewati rumahnya sebuah Plastik melayang dan terjatuh begitu saja di tempat sampah ...
Plastik kuning berisi Martabak dari pedagang Favoritku dan mama ...aku hapal ....aku hapal sekali...
Aku menarik napas panjang, nampaknya perjuangan ini gak akan mudah ya Ni ....gumamku dalam Hati .....aku kemudian menyalakan mobilku untuk pulang ke rumah ...di saat kayak gini aku butuh teh hangat buatan Mama...
********
AllegroKami sampai di rumah daerah Gowongan lor itu di hari Minggu pagi ,lokasinya cukup strategis,hanya jalan sedikit dari pintu belakang stasiun tugu kami sudah sampai di rumah yang mungil namun cantik Itu.
Aku sudah terlebih dulu memaketkan barang barangku beberapa minggu lalu jadi hanya perlu membawa satu backpack kecil Sementara Dimas dan gedombrangannya udah hampir nyamain Entourage nya Mariah Carey kalo mau konser, kami cukup menjadi tontonan ketika berjalan keluar melalui Depo kereta pagi itu.
Aku dan Dimas sama sama mencoba peruntungan Ujian masuk Universitas negeri terbesar di kota itu , untungnya sebelum melakukan Ujian Masuk PMDK ku tembus lebih dahulu dan aku dipastikan masuk .
KAMU SEDANG MEMBACA
01.Matahari Kepagian
Художественная прозаIni adalah buku pertama dari trilogi Buku kedua bisa dibaca di kidung kesiangan Buku ketiga bisa dibaca di Renjana Kemalaman Allegro (music), a tempo marking indicate to play fast, quickly and bright (en.wikipedia .org) Papa menamakanku Allegro ,A...