58.Aku yang lebih baik, aku yang selanjutnya

96 16 11
                                    

Ale tertegun sejenak melihat Dimas yang tertidur di atas sajadahnya .....lalu dengan perlahan dia membuka tirai tirai jendela Dimas hingga matahari bersinar masuk.

"Ja,jam berapa ini le?" Ujar Dimas terbangun dengan mata sembab

"Ini hari Sabtu jam satu siang Mas"

"Na...Nadia udah "

Ale mengangguk ..."Berangkat ? Udah tadi pagi,Lo sholat isya.lalu berdoa sepanjang Malam,asik banget kayaknya ngobrol sama yang di atas jadi gue gak tega ganggu tidur Lo." ujar Ale yang terduduk di ranjang

Dimas yang bersila di lantai memandangi Ale dengan senyum kemenangan

"Le,Lo kemaren nanya nanya.Lo sebenernya udah tau ya?"

"Udah tau apaan?"

"Kalo Anak yang dikandung Wulan bukan anak gue " Ujar Dimas sambil tersenyum lebar

"Apaan?" Mata Ale membelalak

"Alhamdulilah Le .Allah tunjukin gue gak salah " Airmata Dimas satu satu menetes.

"Ma,maksud Lo gimana?" Ujar Ale bingung.

Dimas pun menceritakan semua dari Awal ,Wulan ternyata punya kekasih yang kuliah di sekolah milik badan pertanahan di barat Jogja.mereka sama sama merantau kesini dari kampung halaman mereka.

Pada saat bertemu dengan Dimas Wulan sebenarnya lagi kacau karena Danu kekasihnya menghilang setelah tahu Wulan mengandung hasil perbuatan mereka.

Dalam pembelaannya Wulan bilang bahwa dia gak minta tanggung jawab Dimas dan Dimas hanya mengasumsikan bahwa itu anaknya sejak mereka bertemu lagi di panti Rapih

Wulan akhirnya mengikuti saja Asumsi Dimas karena dibandingkan Danu ,Dimas lebih punya waktu dan kepedulian untuk menjaganya

Danu menghilang anyway

Setelah empat bulan Danu akhirnya kembali pada akal sehatnya dan memutuskan untuk mencari Wulan di kosannya di karangbendo dan mendapat kabar bahwa Wulan baru saja terpeleset dan dibawa ke Panti Rapih

Kejadian dan dialog di ruang perawatan pun terjadi ,setelah menumpahkan semua kekecewaannya Dimas pulang ke Gowongan berdoa semalaman dan mencurahkan kelegaannya hingga tertidur.

"Lo bukan  gak salah Babi...." lanjut Ale sambil menoyor Dimas

Si bongsor tersenyum masam  "yeah ,gue beruntung...." lirihnya

"Se sebenernya Mas Jati yang curiga mas .pas Lo telponan dia cerita tentang perasaannya yang gak enak tentang Lo dan Wulan.

maksud gue,Lo Baek mas sangat Baek. tapi karena emosi dan kecenderungan Lo untuk berpikir pendek dalam ngambil keputusan .

Jati mikir ,mungkin gak sih Wulan mboongin elo ? makanya kan abis itu gue konfirmasi sama Lo dan saat denger jawaban Lo,pemikiran kami adalah

wah bener nih Dimas diboongin.tapi sebelom kami ngomong Lo udah pergi nolongin Wulan yang kepleset" Jelas Ale panjang lebar

"Dia udah curiga jauh sebelum itu ya Le?, gue aja yang gak sensitif .begini deh jadinya." Kesal Dimas .

"Dan karena ini semua udah clear ,kita ke Jakarta,kejar Nadia  biar kalian bisa sama sama lagi " Ujar Ale bersemangat

Dimas terdiam dan menggeleng

"Gak usah lah Le,biar dia konsentrasi sama cita citanya " Sahut Dimas Arif dia kemudian berdiri dan melipat sajadahnya .

"Lo gak mau balik sama Nadia ,mas?"

Dimas berpandangan dengan Ale ,kemudian menggeleng Tegas

"Kenapa, trauma berhubungan?" Ale bertopang dagu di ranjang Dimas

01.Matahari KepagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang