Iman memandang dengan cemas pagar rumah berwarna biru itu, "berhasil gak ya Le?" Cemas Iman
"Kalo gak berhasil biar gue yang turun, biar gue maki maki itu si bunda bunda itu , dia pikir dia Dorce..." ujar Ale sambil melongokkan kepalanya keluar Jendela kijang Rover milik Iyo.
"Santelah ....kita kan mau happy happy bukan mau tawuran" ujar Jati sambil menepuk nepuk pundak Allegro yang emosi
"Tapi dia shallow, tukang menghakimi , rasis , dan...." cerocosan Allegro berhenti ketika Satrio menunjuk ke kejauhan , Nadia berhasil mengajak Uni keluar.
"Bayarannya gede kali ya pawangin anak KKN ke swedia sampe bisa balik ke Jakarta pas peak season" gumam Satrio.
"Ya kan kerjaan buat kampus Juga, di provide lah....gak bisa ngapa ngapain juga di sana Holiday season" jelas Iman
"Dan si Dimas berkeras gak bisa balik karena urusan konferensi di Surabaya...padahal gue bilang Nad bakal balik ..." Manyun Allegro
Jati semena mena menoyor kepalanya "lah Elu pakek bilang , Dimas mana mau...."
Allegro nyengir bego "hehe iya juga yak" tawanya pelan
"Emang kenapa gitu?" Bingung Iman
"Dia gak mau ketemu Nadia kalo belum berhasil" timpal Jati
Dahi Iman mengerenyit "berhasil kayak gimana?" Lanjutnya bertanya
Allegro menarik napas panjang "saat dia udah stabil di track terbaik ...lo pada kan tahu Dimas baru bounce back" jelasnya
Iman mendengus kesal "tapi dia tidak perlu sekeras itu sama Dirinya sendiri kan Le?" Sesalnya
Satrio sedikit menerawang "Dimas dan komitmennya" lirihnya pelan
Jati mengangguk angguk "iya , sama kayak si bacot ini ,suka nyakitin diri sendiri..." ujar Jati seraya memiting Leher Allegro dan mengacak acak rambutnya
Allegro tertawa "tapi kalo dipikir yak ,gak ada dari kita yang gak sengaja nyakitin diri kita sendiri , gue punya situasi dengan mas Jati. Dimas dengan Nadia dan Iman dengan Bunda Dorce" ujar Allegro yang seketika mendapat toyoran dari Iman
"Cuma Iyo yang gak punya kecenderungan masokis" tunjuk Iman
"Gue kehilangan hubungan harmonis dengan mie duo pakek nasi dan telor gue..." ujar Satrio sewot membela diri ..
"Tapi kan bikin lo keliatan keren" lanjut Iman ,
Ale dan Jati mengangguk "iya Hot..." ujar Ale sambil semena mena mencemol lengan Satrio
"JANGAN GREPE GREPE" kesal si kacamata , Ale tertawa terpingkal pingkal
"Setelah semua pengorbanan ini penting kan? Berharga kan?" Lirih Jati
"Iya ,bisa dicemol" Ujar Allegro yang spontan mengelus-elus lengan Iyo lagi,
Satrio menempeleng pelan kepala Allegro "kalo itu bikin kita lebih baik itu namanya bukan berkorban ,itu belajar" ujarnya bijak , tiba tiba pintu mobil diketuk
"Berhasiiiil" Ujar Nadia yang duduk di samping Allegro sementara Jati pindah ke belakang.
Uni terduduk sambil tersenyum malu "Bunda takjub lihat calon diplomat, jadi boleh deh" lirihnya, Nadia mengibaskan tangannya.
"Gue biasa aja, coklat swissnya yang berhasil...hehehe" ujar Nadia merendah
"Jadi kita ke?" Ujar Satrio di kemudi
"Rumah Ale, Bintaro permai" sahut Iman.
Satrio kemudian menyalakan mobilnya untuk meninggalkan komplek perumahan tempat tinggal Uni di kawasan tebet itu
![](https://img.wattpad.com/cover/233825260-288-k522945.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
01.Matahari Kepagian
General FictionIni adalah buku pertama dari trilogi Buku kedua bisa dibaca di kidung kesiangan Buku ketiga bisa dibaca di Renjana Kemalaman Allegro (music), a tempo marking indicate to play fast, quickly and bright (en.wikipedia .org) Papa menamakanku Allegro ,A...