26. Pagi terpenting dalam sejarah

137 21 7
                                    

jadi kapan lo mau bawa motor lo sendiri" ucap Dimas saat dia dan Allegro berhenti di lampu merah jetis


Allegro yang kuliah pagi memaksanya untuk mengantar ke kampus karena kuliah pagi dan temu janji tanda tangan KRS dengan dosen pembimbingnya ,sementara senin itu hari off kuliah Dimas

"gue bahkan belom bikin sim " ujar Ale cengengesan

"bukannya udah punya?"

"mati , pas bikin kemaren kan bareng bareng Ate sementara ke sekolah dianterin pak Burhan terus jadi lupa perpanjang" jelas Ate

Dimas menggerutu " tapi kan gue bukan pak Burhan"

"kan kita harus saling melindungi" jawab Ale

Dimas memandangi kaca spion dan memutar mata "kalo gini terus kapan gue punya pacarnya,gue kan gak napsu sama elu"

"lah justru itu Kasminto ,elu anter gw ke kampus biar ketemu cewek cewek "

mata Dimas segar kembali ,cewek cewek fisipol di pagi hari ,yah gak terlalu buruk.

"nah sekarang mikir jorok kan lu,makanya jangan ngomel duluan" Ale kemudian tertawa sementara dimas memaki panjang pendek

motor mereka berbelok ke kiri di bundaran panti rapih,pagi itu cerah dan merapi terlihat di kejauhan

*****

"kamu turun duluan" ucap laki laki itu lugas , Nadia terkekeh sedikit

"percuma,ini udah di parkiran kampus"

"ya enggak,kamu turun duluan ,abis itu aku ,biar orang orang gak curiga" laki laki itu mematut diri di kaca

"tapi ndi " Andi memegang halus pipi nadia ...."di sini kamu tetap asistenku mbak nadia ....lain kalo di kost an ...." Nadia menggigit bibirnya kesal ,dia merasa tidak dihargai

"mbak naaaad !!!" Ale melambaikan tangan ketika melihat Nadia berjalan memasuki plaza fisipol ,rambutnya dikepang satu dengan poni  dan dress batik selututnya memberi kesan manis namun profesional

"Weh ,halo le pagi banget " Nadia tersenyum melihat Ale yang girang menghampirinya bersama pemuda malu malu yang mengikuti di sebelahnya

"aku kuliah setengah sembilan mbak siapa tahu bisa bertemu bapak dulu" Ujar Ale dengan senyum terkembang ,jujur Nadia gatel menepuk nepuk kepala mahasiswa tingkat satu itu seperti minipom milik neneknya

"ta,tadi aku ketemu mobilnya di parkiran sik.yuk langsung tunggu depan kantor " ajak Nadia

"ha ,halo nad" ucap suara di belakang Ale malu malu.

"ngaco lo mas ,pake mbak!!" sikut Allegro sewot

Nadia tertawa geli,"sebenarnya aku akselerasi dua kali di smp dan sma, jadi mungkin kita seumuran " jelasnya hangat

"dan kalian udah pernah ketemu di ?" selidik Allegro

"selokan mataram,dimas bantu aku jatuh dari sepeda" jawab Nadia

"aku 18 tahun" sambar dimas tengil

"sama lah kalo begitu ,kalo ale 12 kan ya?" canda Nadia ,pipi Allegro memerah

01.Matahari KepagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang