"mas jati mau kopi ?" Jati sedikit terkejut melihat sosok tinggi tegap itu masih ada di warung
"aku pikir kamu balik bareng Ale tadi ra" tanggap Jati
"mas Ale mukanya gak enak takut aku nebeng,aku ngadem dulu deh di rumah singgah gak sadar ternyata udah ditinggal " jelas Dara seraya duduk di depan meja kasir
Jati tidak begitu memperhatikan anak itu karena dia sedang menghitung keuntungan hari itu "kalian baik baik aja kan mas ?" tanya Dara memecahkan kesunyian
"kalian itu siapa Ra?" Jati mengikat uangnya berdasarkan pecahan kemudian memasukkannya ke kotak kayu brangkas sementara
"mas Ale,mas Jati" lanjut Dara
dahi Jati mengerenyit ,tak sengaja berpandangan dengan dara yang salah tingkah
"warung baek baek aja ,gak ada yang teriak teriak ato lempar lempar barang sampe pecah itu termasuk gapapa kan?" Jati mengangkat satu alisnya
Dara tersenyum "iya sih tapi kan gambaran umum gapapa kan emang begitu"
"kami ini seumum mas mas indomaret kok Ra ,bener deh" sahut ujar jati seraya mengambil air dingin di dispenser.sedikit terkejut merasakan ada tangan di pundaknya yang mulai memijat
"gak umum lah mas,kalian cool,ganteng ,aku ngefans" Lirih Udara yang sekarang berdiri di belakang Jati dan memijatinya
jati sedikit mendesah
"ini kaku banget mas " bisik Dara di telinga jati
jati tersentak dan menepiskan tangan Dara
"astagfirullah,astagfirullah lo ngapain ra?" bentak Jati menjauh ,Udara terdiam
"mijet ?" ujarnya sambil tersenyum samar
"gak sambil hembus hembus kuping juga ,lo sebenernya mau ngapain?" Jati tersadar posisinya dan apa yang mungkin terjadi
"lo tadi mendesah mas mungkin lo emang butuh lebih relaks" senyum Udara menggoda
"itu karena pijetan lo enak " sahut Jati kesal,di dalam hatinya dia mengutuk kenapa gue harus berdebat soal desahan sama anak nakal ini
"ada yang lebih enak" ujar Udara mendekat ,Jati yang panik mendorongnya.
"gue ,gue panggil taksi sekarang...lo balik ke kost an" ujarnya dengan wajah memerah
"tapi mas "
"gak ada tapi tapi ,elo nakutin " Jati meninggalkan meja kasir menuju ruang kerjanya dan mengunci pintu dari dalam
******
"Damai?" Ale tersenyum melihat Dimas yang cemberut sambil membuka pintu
"passwordnya ?" Ujar Dimas ogah ogahan
"Terang bulan ? coklat sama keju nya dipisah?" Ale mengangsurkan plastik putih dengan wangi menggiurkan
Dimas membuka pintu dan mempersilahkan Ale masuk "bukan berarti gue maafin elo ya." Ketus Dimas
Ale tersenyum cengengesan dan menepuk pundak Dimas semena mena "Gak papa Maas yang penting gue tahu Lo sayang gue " ujarnya sambil mengedip ngedip genit ,Dimas meraup wajah Allegro dan tersenyum masam.
"Gue nyewa film warkop nonton bareng?" Tawar Ale lagi ,Dimas terdiam kemudian mengedikkan kepalanya ...
"boleh" sahutnya ringan
******
"Le ...."Ale berhenti memakan martabaknya ,kemudian memandangi Dimas yang bertelikung di dalam sarung kotak kotaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
01.Matahari Kepagian
General FictionIni adalah buku pertama dari trilogi Buku kedua bisa dibaca di kidung kesiangan Buku ketiga bisa dibaca di Renjana Kemalaman Allegro (music), a tempo marking indicate to play fast, quickly and bright (en.wikipedia .org) Papa menamakanku Allegro ,A...