31.kembali membengkokkan realita

145 21 14
                                    

"Dor........"

"Kyaaaaa..." Nadia berteriak kaget ketika melihat Dimas tersenyum di depannya tepat setelah dia mengambil ATM di gerbang Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang berlokasi di belakang kampusnya

"Susahnya ketemu kamu ....mau?" Cibir Dimas sambil mengulurkan jajanan pasar dalam plastik yang dibelinya di ibu tukang kue yang berjualan di gedung kuliah umum Filsafat

Nadia mencoba tersenyum sambil mencomot satu kue soes "aku kan udah skripsian le ,lagian juga ada beberapa jurnal bapak yang belum selesai aku periksa,dengan kata lain aku sibuk" Ujar Nadia sambil berjalan kembali ke fisipol.

"Sampe lupa kan...aku Dimas bukan Ale" Dimas mengikuti Nadia dari belakang ...mulutnya asik mengunyah arem arem

" Le,tole little boy " Sahut Nadia.

"Maenan kartu umur lagi nih? Gak bosen?" Lanjut Dimas sewot

Nadia menghentikan langkahnya "usaha Mulu ngejar saya ? Gak bosen?" Ketusnya .

Dimas menggeleng "nggak ....malah makin gemar"

Dahi Nadia mengerenyit "Cari hobby lain lah ,Yang lebih produktif" Ujarnya melanjutkan perjalanan.

"Nyari Bu presiden kan kegiatan produktif mbaknya " Dimas berusaha mengikuti langkah Nadia sambil nyengir

"Nyari Bu presiden gimana? "

"Nanti pas aku jadi presiden kan kamu aku gandeng jadi Bu presiden" Cengir Dimas

Nadia menepuk dahinya "astagfirullah ,delusional kamu mas...."ujar Nadia terpingkal

"Cita cita kan bebas ,kemampuan mikir yang terbatas" Cibir Dimas

"Bukan kemampuan yang terbatas ...kemauan ...." Nadia membetulkan kalimat Dimas ....

"Maksudnya gimana tuh?" Bingung Dimas

"Kamu pikir saya mampu jadi ibu presiden?" Lanjut Nadia bertanya

Dimas mengangguk"kalo saya maunya jadi presiden kamu mau apa?" Ujar Nadia sambil mengibaskan rambutnya.

"Ngelamar kamu termasuk opsi ga?" tanya Dimas nakal

Nadia menarik napas panjang "tapi maaf ,sekarang aku gak bisa" Ujarnya lugas

Wajah Dimas berubah sedih ,"Ada yang lain ya?" Tanyanya lirih .

Nadia menggeleng

"lantas?" Lanjut Dimas bertanya bingung

"Ada kuliah pagi " ujar Nadia sambil tertawa

"Astaghfirullah ,neng bikin deg degan !!! " Teriak Dimas senang ,Nadia mengedipkan mata ,sambil mengunyah kue soesnya lalu pergi meninggalkan Dimas yang hanya bisa terpana....

******
Allegro

"Alejandro kalo kamu mau tidur di luar saja !!" Suara dosen Pancasila itu mengagetkan ku

"maaf Bu" Ujarku takut takut

"Jadi mau keluar atau?" Kami berpandangan sesaat,aku mengangkat bahu

"Okay" Aku mengambil tasku kemudian keluar dengan membanting pintu

"Rebel huh?" Aku memandangi asal suara,Nadia

Nadia yang biasa.... Nadia yang cantik "mau teh botol?" Tawarnya

"Mau DO aja ,kesel" Desahku kesal ...dia tersenyum "sayang atuh" Ucapnya mencoba tersenyum

"Mbak Lo gimana bisa survive sih ? Kesel gue orang pada berlebihan,manusiawi kali ngantuk, kan bukan salah gue juga kalo dosennya boring " Aku menendang nendang batu kecil di tanah berpasir depan gedung kuliah umum

01.Matahari KepagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang