67.Bogor Biru

177 17 17
                                    

Mauliate

Aku memarkir motor di halaman rumah kami yang besar sore itu .menarik nafas sebentar memandangi pohon pohon yang mulai menghitam karena Rembang malam

Aku ingat lapak bapak dan bau bekas Bakaran sampah di sore hari ,bapak ngerokok di teras .mamak mencuci baju dan tumpukan plastik hasil sortir

Aku sudah kuliah pak,Mak.Aku akan coba berhasil meski jalan yang ditempuh gak lurus lurus aja

"Gak asik ah lurus lurus aja" Suara tengil Allegro bergema di kepalaku anak itu juga pasti bahagia sekarang beasiswa ke Jogja,jadi pengurus rumah singgah dengan rekan tandemnya yang gak terduga , Dimas Kayak pak RT dan anggota DPR ,gak masuk akal tapi keliatan bahagia sekali.

Dia tampan.Dia selalu tampan pasti udah punya pacar ,pacar cantik atau tampan ,kuharap pacar cantik lah ...biar nyaman dan gak macem macem hidupnya

Ah hidup

mamak,bapak ,papa,mama Ale,Iman,Dimas,Satrio

aku bertahan ,gak lengkap tanpa kalian tapi aku bertahansemoga kalian baik baik aja seperti aku yang baik baik aja

"Ampun pak !!! ampun!!! " Aku mendengar suara erangan Lirih dari dalam rumah, lalu terdengar barang barang pecah dan sesuatu yang jatuh .

Aku pelan pelan membuka pintu "Ate pulang,Astaga bapaaaak !!!! jangan pak " Aku melihat bapak dengan kalap mencekik Margie ,gadis cantik itu terlihat penuh dengan luka dan napas yang tinggal satu satu .

Bapak terpelanting ketika ku berhasil melepaskan pegangannya pada Margie.

"Kak!! kak!! Lo sadar?"tanyaku sambil menepuk nepuk Pipinya ,gadis itu terbatuk dan mengangguk angguk

"Gue gapapa to...tolong Bapak" Ujarnya lemas. Aku segera menghampiri Bapak yang terduduk dengan muka kosong ...

"Bapak bangun pak,Ini Ate pak " Aku memegangi pipinya mata kami berpandangan

"Nak"

"Iya pak ini Ate pak, bapak baik baik kan?" Bapak menghambur memelukku dan menangis .aku menepuk nepuk pundaknya,bingung

Margie berusaha menghampiri kami namun aku mencegah dan menyuruhnya masuk kamar

******

"Diminum pak" Ujarku lirih setelah menaruh mangkuk teh hangat di hadapan bapak

Kami berpandangan aku mencoba menebak nebak,apa yang terjadi

"Bapak tenang dulu ya .ingat kesehatan bapak" Aku mengelus elus tangan tuanya ,dia menunduk dan meneteskan airmata .

"Pelacur anak itu !!!" Ujarnya tiba tiba ,aku terkaget sesaat

"Bapaaak jangan gitu, omongan orang tua itu doa lho pak ,ngomong yang baik aja ya .kalo ga minum teh" Aku mengelus elus tangannya ,dia menatapku .aku mencoba tersenyum

"Bapak omong yang bagus bagus ,ajar yang bagus bagus ,doa yang bagus bagus ,cuma dapat balasan ginian

Bapak melempar benda kecil panjang ke tengah meja,aku perlahan mengambilnya

"Positif pak?" Aku memandang testpack ditanganku .

"Kecuali kamu bisa hamil ,kita tahu siapa lonte di rumah ini" pedih Bapak

"Bapak ato Margie...?" Ujarku polos wajahnya yang kusut perlahan lahan terbuka ,kemudian tertawa terbahak bahak

"Bapak kesel sama Margie,sekarang bapak kesel sama kamu tapi anehnya bapak pingin peluk kamu erat erat ...bukan gebukin kamu" Dia berdiri,tersenyum dan mengelus elus kepalaku kemudian keluar ke beranda dan menyalakan rokoknya

01.Matahari KepagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang