Chapter 5 - Khawatirnya Safarez

76.7K 6.9K 353
                                    

Haiiii selamat datang di bab baru SAFAREZ.

DIRGAHAYU INDONESIA KE 75 sama dirgahayu aku HAHAHAH...
berhubung hari ini hari yg spesial, aku bakal double update yeayyy!!

Yuk budayakan untuk vote sebelum membacaa!

selamat membaca semoga sukaaak!

Chapter 5 - Khawatirnya Safarez

🦁🦁🦁

Safarez berjalan di koridor sekolahnya dengan Rezvan yang berada disampingnya. Beberapa kali Safarez melirik kearah Ayahnya yang hanya diam sembari memandang lurus koridor yang sepi.

"Ayah marah?" tanya Safarez pada Ayahnya. Rezvan menoleh dan tersenyum tipis.

"Kenapa Ayah harus marah?"

Safarez menghela napasnya. "Karena Farez udah kena SP? Atau karena Farez buat Ayah dipanggil kesekolah mungkin,"

Rezvan tersenyum lalu menepuk pundak putra sulungnya. "Ayah tau Farez bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Lagian Ayah mengerti alasan kenapa kamu bisa se brutal itu,"

Safarez tersenyum tipis. "Maaf udah bikin Ayah dipanggil kesekolah,"

Rezvan tertawa. "Ayah justru senang dapat tontonan gratis drama antara kamu dan kepala sekolah kamu itu,"

"Bang Farez! Ayah!" keduanya menoleh pada Gia yang kini berlari menghampirinya disusul Xavera yang ikut berlari dibelakang Gia.

"Bang Farez gak papa? Gak dikeluarin kan dari sekolah? Lukanya udah diobatin?" tanya Gia tak sabaran membuat Safarez tersenyum kecil.

"Satu-satu Gia," tegurnya pelan. Mata Safarez menatap Xavera yang kini memperhatikan luka diwajahnya.

"Kamu ngapain di luar?" tanya Rezvan pada Gia membuat Gia terkekeh malu.

"Tadi Gia izin ke toilet sih, tapi emang niatnya mau kesini mau liat Bang Farez," ucap Gia pada Ayahnya.

Rezvan menoleh menatap kearah gadis yang berdiri dibelakang Gia yang masih menatap luka-luka pada wajah Safarez membuat Rezvan berdeham. Xavera terkejut dan reflek menunduk malu ketahuan memperhatikan Safarez.

"Ayah kenalin ini Xavera. Teman bangku Gia. Anak baru," ucap Gia memperkenalkan. Xavera melangkah mendekati Rezvan dan bersalaman dengan sopan.

"Xavera Om," Rezvan tersenyum tipis lalu mengangguk.

Mata Rezvan beralih menatap Safarez yang tidak mengalihkan pandangannya dari Xavera membuat Rezvan tersenyum geli.

"Ayah harus kembali ke kantor. Kamu! Jangan berulah lagi dulu hari ini," ucap Rezvan sembari menepuk pundak Safarez membuat Safarez menoleh menatap Ayahnya.

Safarez mengangguk dan membiarkan Ayahnya pergi. Safarez menoleh menatap adiknya dan Xavera yang masih menatap kepergian Ayahnya.

"Sana masuk," ucap Safarez kepada kedua perempuan dihadapannya. Gia menoleh malas pada abangnya. "Bang Farez mau kemana lagi?" tanyanya.

Safarez tersenyum miring. "Cabut,"

"Tapi luka lo?"

Safarez dan Gia otomatis menoleh bersamaan pada Xavera saat pertanyaan bernada khawatir itu terdengar. Xavera yang menyadari langsung saja menunduk malu.

"Kenapa? Sekarang udah bisa obatin gue?" tanya Safarez dengan jahil sembari menatap Xavera yang masih menunduk.

"Gia gue duluan," ucap Xavera lalu berlari meninggalkan Gia yang memanggil namanya berkali-kali. Safarez terkekeh kecil melihat kelakuan Xavera. Tawa Safarez membuat Gia menoleh menatap abang lelakinya dengan tajam.

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang