Chapter 9 - Hospital

66.1K 5.7K 101
                                    

Haiii selamat datang di BAB baru SAFAREZ!

Yuk budayakan untuk vote sebelum membaca cerita ini...

Selamat membaca semoga sukaaakk!

Chapter 9 - Hospital

🦁🦁🦁

Xavera mengerjapkan matanya menatap langit-langit ruang rawatnya. Matanya menatap sekeliling dan hanya mendapati Mbok Sumi yang tertidur di sofa nampak kelelahan.

Mata Xavera menatap kearah jendela. Xavera meringis merasakan kepalanya yang berdenyut parah. Ia mencoba menegakkan tubuhnya tapi gagal karena ia merasakan lemas yang benar-benar lemas.

Mata Xavera memanas. Ia siap menangis merasakan sakit yang teramat parah pada kepalanya. Ditambah tidak ada Papinya membuat suasana hatinya semakin buruk.

Perlahan isakkan tangis Xavera mulai terdengar membuat Mbok Sumi terbangun dan berlari kearah Xavera.

"Ya Allah Non, ada yang sakit? Mbok panggil dokter ya,"

Mbok Sumi kemudian memencet tombol yang ada disamping ranjang Xavera dengan panik saat mendengar isakkan gadis itu semakin kencang.

"Non sebentar ya kita tunggu dokternya,"

"Papi....Papi..." racau Xavera membuat Mbok Sumi mengelus pundak anak majikannya.

"Tuan sudah dalam perjalanan menuju sini Non. Nona sabar ya,"

Pintu terbuka menampakkan Dokter Fandi beserta seorang perawat wanita. Mbok Sumi memilih keluar dari ruang rawat Xavera. Tak sanggup melihat gadis itu menangis meraung-raung.

"Xavera," panggil Dokter Fandi pelan. Tangan dokter itu mengelus pelan lengan Xavera. Sementara Xavera masih saja terus meracau dan menangis membuat Dokter Fandi harus menepuk agak keras pipi gadis itu agar tersadar.

"Xavera ini saya," perlahan Xavera menghentikan tangisnya. Matanya mengerjap menatap Dokter Fandi.

"Dok," panggilnya serak.

"Ya? Mana yang sakit? Kamu sudah tidak sadar selama dua hari Xavera,"

"Kepala Xavera sakit banget Dok,"

Dokter Fandi menghela napasnya. Mengkode perawat wanita itu untuk menyuntikkan obat melalui selang infus.

"Sudah dokter kasih obat penahan nyeri. Kamu harus makan Xavera. Karena kamu tetap butuh meminum obat kamu,"

Xavera menggeleng pelan. Matanya hanya menatal lurus langit-langit rumah sakit dengan pandangan kosong. Matanya terus meneteskan air mata meskipun isakkannya sudah tak terdengar.

Bunyi ketukan pintu membuat Dokter Fandi dan perawat menoleh pada pintu ruang rawat yang kini terbuka menampilkan seorang lelaki remaja yang memakai seragam dengan menenteng helm.

Xavera masih terdiam menatap langit-langit ruang rawat tanpa peduli siapa yang datang.

"Ah ya silahkan masuk," ucap Dokter Fandi sembari tersenyum.

Safarez berjalan masuk dan menatap Xavera yang tidak menatapnya. Kening Safarez berkerut melihat air mata yang terus mengalir pada mata cantik gadis itu.

"Xavera, ini pacar kamu datang," ucap Dokter Fandi.

Xavera menggeleng lalu menutup matanya diiringi isakkan kecil. "Suruh keluar. Saya ga nerima tamu," balasnya dingin.

Mata Dokter Fandi menatap tak enak pada Safarez.

"Jangan lupa makan, setelah itu kamu minum obat. Saya keluar dulu Xavera. Kalau kamu butuh sesuatu, pencet tombol seperti tadi ya,"

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang