Chapter 21 - Prioritas

57.6K 5.2K 571
                                    

Haiiii selamat datang lagi di BAB baru cerita SAFAREZ!

Gimana nih udah bab 21 loh, tanggapan kalian sejauh ini gimana?

Yuk budayakan untuk vote sebelum membaca yaaa!!

Selamat membaca semoga sukakkk!

Chapter 21 - Prioritas

🦁🦁🦁

Safarez menggenggam tangan Xavera menuntun gadis itu menuju koridor sekolah yang sudah ramai. Hari ini gadis itu sudah bisa kembali kesekolah. Karena kedatangan mereka yang bersama dan bergandengan tangan, banyak siswa-siswi yang melirik bahkan melihat dengan penasaran kedua insan itu. Apalagi ini seorang singa CASTOR.

"Nanti pulang sekolah mau jalan?" tanya Safarez semangat.

Xavera mengerutkan keningnya. "Kamu lupa hari ini jadwal aku kemo?"

Safarez terdiam dan berdeham. Bagaimana bisa ia melupakan jadwal kemoterapi pacarnya ini. "Maaf," ucapnya pelan.

Xavera tertawa. "Gak papa, nanti abis aku kemo kita jalan deh!"

Safarez menggeleng dengan cepat. "Kamu pasti lemes nanti, meningan kamu istirahat aja,"

Xavera mendengus. "Aku udah terlalu banyak istirahat selama tiga tahun Rez. Gak papa lah nikmatin hari sama kamu,"

Safarez berhenti dan menatap Xavera. Gadis yang tangannya digenggam oleh Safarez ikut berhenti. "Kenapa?" tanya Xavera bingung.

Safarez menghela napasnya lalu kembenarkan kupluk yang dipakai Xavera untuk menutupi rambut tipisnya. "Istirahat aja ya," bujuk Safarez.

Xavera tersenyum dan menggeleng. "Rez, aku gak tau sisa berapa lagi waktu aku buat bisa sama kamu. Jadi biarin aku nikmatin selagi bisa yaa?"

Safarez berdeham dan menatap tajam Xavera. Meskipun sudah tau penyakit pacarnya dan seberapa susahnya berjuang melawan penyakit itu, namun Safarez selalu merasa tak tenang setiap Xavera mengucapkan kalimat-kalimat yang berisyarat perpisahan seperti itu.

"Aku gak suka ya kamu ngomong gitu!"

Xavera tersenyum lalu menepuk pelan pipi Safarez. "Udah ah, kamu sih mancing,"

Xavera kemudian berjalan mendahului Safarez namun tangan gadis itu ditahannya. "Xa aku serius,"

Xavera mengerutkan keningnya. "Rez, aku aja harus siap ngehadepin kematian aku. Kamu juga harus gitu," jawab Xavera pelan.

Safarez menggeleng. "Gak, kamu gak akan ninggalin aku Xa,"

Xavera mengangguk. "Aku emang gak akan ninggalin kamu. Udah ya aku mau ke kelas. Kamu jangan bolos loh!"

Xavera kemudian meninggalkan Safarez yang mengawasi langkah gadisnya. Dada Safarez bergemuruh. Rasa tak relanya menguap. Safarez benci ini. Benci mengetahui fakta kalau ia tidak bisa menahan Xavera selama yang ia inginkan.

Safarez benci dengan dirinya yang tak bisa berpikir realistis. Ia hanya tidak ingin kehilangan gadis itu. Rasa cintanya sudah meluas, dan menyebar. Safarez hanya tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ya, Safarez sepengecut itu.

🦁🦁🦁

Xavera melangkahkan kakinya memasuki kelasnya. Matanya mengerjap mendapati Gia sudah duduk ditempat biasanya dan bercanda dengan kedua temannya. Xavera berjalan pelan menuju mejanya.

Gia yang mendapati Xavera langsung tersenyum senang. "Ah akhirnya lo masuk Xa!"

Xavera mengerjap lalu tersenyum tipis dan duduk dibangkunya. "Lo kemana aja sih Xa?" tanya Roro.

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang