Chapter 12 - Antara Baron, Safarez, dan Keluarga Surendra

62.9K 5.6K 200
                                    

Haiii kembali lagi sama bab baru SAFAREZ. Gimana tanggapan kalian sejauh ini sama cerita SAFAREZ?

YUK budayakan untuk vote sebelum membaca cerita inii!

Selamat membaca semoga sukaakk!

Chapter 12 - Antara Baron, Safarez, dan Keluarga Surendra.

🦁🦁🦁

Safarez melangkahkan kakinya menyeberangi jalan menuju warkip setelah memastikan Xavera pulang dengan aman. Safarez sudah menawarkan untuk mengantarkan gadis itu pulang namun ditolak. Katanya ia sudah dijemput supirnya dan akan pergi bersama Papinya. Akhirnya Safarez hanya bisa menemani gadis itu menunggu supirnya dan memastikan gadis itu pulang dengan selamat.

Safarez menatap ketiga sahabatnya yang sedang merokok. Safarez menghela napasnya lalu duduk disamping Raja.

"Gue ngerepotin banget ya kemaren pas mabok?"

Azgar melirik lalu menghembuskan napasnya. "Bukan ngerepotin doang. Tapi ngelantur,"

Safarez mengangguk lalu menatap Raja yang hanya diam sembari menghisap rokoknya. "Ja,"

Raja menoleh dan menatap Safarez dengan datar. "Gue minta maaf,"

Raja menaikkan sebelah alisnya. "Untuk?"

Safarez menghela napasnya lalu mengambil rokok milik Azgar yang ada di meja depannya. Menyalakan rokoknya dan menghembuskan asapnya dari mulutnya.

"Masalah Hazel,"

Raja terdiam. "Sejak kapan lo tau?" tanya Raja membuat Safarez tersenyum miring.

"Tahun lalu pas lo ngehajar pacar barunya Hazel,"

Safarez yang saat itu akan menjemput Hazel atas permintaan Bundanya terhenti di depan warung dekat sekolah Hazel melihat sepupunya, Raja yang menghajar abis lelaki yang Safarez ketahui sebagai pacarnya Hazel. Hazel merupakan adiknya yang kerap sekali cerita bahkan masalah percintaan padanya sehingga Safarez mengenal lelaki yang menjadi pacar adiknya itu.

Safarez yang bingung akhirnya mendekat berniat menghentikan Raja sampai pengakuan dari sepupunya itu menghentikannya. Pengakuan bahwa sepupunya itu mencintai adiknya, Hazel. Dari situ Safarez memilih langsung menghampiri Hazel dan bersikap seakan tidak mengetahui apa-apa.

"Maaf, gue kira gue bisa nahan tapi ternyata gue gak bisa nahan perasaan gue sama Hazel," ucap Raja lalu menunduk.

"Lo bahkan sama gue saat Hazel masih dalam perut Bunda, lo juga sama gue nemenin Bunda dirumah sakit waktu lahiran Hazel. Lo juga selalu bantu gue jagain Hazel sebelum lo akhirnya punya Ratu, gimana bisa lo sayang sama Hazel lebih dari seorang kakak ke adeknya?"

Raja menghembuskan asap rokoknya lalu mengangkat kedua bahunya. "Awalnya gue juga nyangkal. Awalnya gue mikir ini perasaan sebagai kakak aja. Tapi nyatanya gue gak bisa jauh dari Hazel, gak bisa ngeliat Hazel nangis dan sedih. Yang paling parah, gue kalap pas tau Hazel udah punya pacar,"

Safarez menghela napasnya lalu menepuk pundak Raja pelan. "Lo tau kan kalau sebenernya kita gak ada hubungan darah? Gue sebagai kakaknya Hazel nyetujuin perasaan lo sama Hazel. Sekarang tinggal lo yang yakinin Hazel sama orang tua kita kalau itu bukan hal terlarang. Tapi kalau sampe gue tau lo nyakitin adek gue, gue gapeduli siapa lo di hidup gue, lo mati ditangan gue Ja,"

Raja mengerjapkan matanya menatap terkejut pada Safarez diikuti tatapan-tatapan terkejut dari Aldo dan Azgar. Raja kemudian tersenyum lalu menepuk pundak Safarez. "Pasti. Lo harus percaya gue bisa bahagiain Hazel,"

Safarez tersenyum lalu mematikan rokoknya yang sudah sedikit. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada Xavera, bertanya sudah sampaikah gadis itu dirumahnya.

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang