Chapter 38 - Murka

55.6K 4.7K 1.4K
                                    

HALOOOO balik lagi sama bab baru SAFAREZ! Gimana sejauh ini pendapat kalian sama cerita ini? ini bab terakhir yg aku update hari ini!

Jangan lupa di share yaa ke temen-temen kalian biar sama-sama bisa jadi saksi kisah cinta Safarez yang rumit ini.

YUK budayakan untuk selalu vote sebelum membaca cerita ini!!

Selamat membaca semoga sukaakk!

Chapter 38 - Murka

🦁🦁🦁

"Giani hamil,"

Bola mata Safarez membulat. Cengkramannya pada kemeja Baron melemah.

"BARON!" pekikan Giani bahkan tak membuat Safarez menoleh. Safarez seperti kehilangan separuh kesadarannya. Dengan perlahan-lahan Safarez mundur dari Baron. Menatap kosong pada aspal.

Safarez meringis dalam hatinya. Kapan? Kapan ini kejadian? Dan siapa pula yang membuat Giani seperti ini? Bukannya selama ini ia cukup melindungi Giani saat Giani menjadi adiknya? Lalu kapan?

Safarez menelan ludahnya dengan sulit. Kalau Giani yang selama ini selalu berada dalam pengawasannya saja ia bisa kelepasan seperti ini bagaimana yang lain?

Tanpa sadar mata Safarez memanas dan berkaca-kaca. Giani sudah maju mendekati Safarez dengan tangisan.

"Rez," panggil gadis oh atau ia salah. Giani bukan gadis lagi.

Safarez menatap Giani dengan datar, meskipun hatinya tercabik-cabik pada wanita yang dulu ia anggap sebagai adiknya sendiri. Tak cukup kah Giani terlalu mengejutkannya dengan berbagai macam fakta-fakta yang baru ia ketahui sekarang?

"Siapa?" tanya Safarez lemah. Giani menangis dan mencoba menggapai tangan Safarez namun Safarez dengan cepat menangkis tangan Giani.

"SIAPA?!" bentak Safarez membuat Giani semakin tertunduk lalu menggeleng. Safarez membuang napasnya kasar. Bingung. Ia bingung kini harus percaya pada siapa. Bingung cara menyikapinya. Terlalu banyak kejadian-kejadian tak terduga terjadi padanya beberapa waktu belakangan ini membuat Safarez rasanya ingin menghilang saja dari kehidupan ini. Safarez sudah cukup stres dan kacau menghadapi semuanya.

"GIANI JAWAB! SIAPA YANG HAMILIN LO?!" bentak Safarez lagi.

Safarez menatap dengan kecewa pada Giani. Perempuan itu, perempuan yang selalu dilindunginya kini sudah mengecewakannya berkali-kali. Membuatnya sakit hati dan pikiran karena perempuan itu.

Safarez tertawa sumbang. "Apa ini kelakuan Kenta?"

Giani menggeleng masih dengan menangis. Baron mendengus melihat perempuan itu. "Gak usah sok nangis, lo juga nikmatin itu," balas Baron dengan kelewat santai.

Safarez maju dan mencengkram bahu Giani. "Jawab gue Giani! Apa Kenta pelakunya?!"

Giani menggeleng. "Baron," ucap Giani dengan pelan.

Napas Safarez tersendat. "Apa?" tanya Safarez pelan. Safarez menoleh pada Baron yang kelewat santai.

"Kenapa? Lo kaget?"

Safarez merasakan tangannya bergetar. Kakinya ikut melemas tapi sekuat tenaga ia menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Gue udah suruh dia untuk gugurin tapi-"

Safarez langsung memukul Baron dengan kencang. Membuat Baron yang tak siap langsung terjatuh ke aspal. Safarez langsung menghajar Baron abis-abisan membuat Giani menjerit.

Entah kebetulan atau tidak, Inti CASTOR yang memang melewati jalan tersebut berhenti dan berlari menuruni. motornya untuk menahan ketuanya yang sudah kelewat batas itu.

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang