Haiii kembali lagi sama akuu vivieyooo di cerita SAFAREZ! gimana sih tanggapan kalian sejauh ini sama CASTOR dan SAFAREZ?
catch me up on instagram @viarlamoraza hehe...
YUK budayakan untuk vote dulu sebelum baca cerita ini!!
Selamat membaca, semoga sukaaakk!!
Chapter 16 - Beautiful Night
🦁🦁🦁
Xavera menundukkan kepalanya saat Dokter Fandi menghela napasnya panjang. Tangan Xavera saling bertautan. Gugup dan takut ia rasakan kini.
"Saya sudah jadwalkan kamu kemoterapi, tapi kenapa kamu tidak datang kemarin?"
Xavera menghembuskan napasnya. "Saya ada urusan," jawabnya. Mata Xavera menatap jam dinding yang menunjukkan pukul empat sore.
Dokter Fandi kemudian menulis resep kembali. "Saya kasih kamu tambahan dua jenis obat Xavera. Kalau kamu masih melanggar, saya takut saya tidak bisa menolong kamu. Jadwal kemoterapi kamu lusa dan saya harap kamu datang,"
Xavera menghembuskan napasnya lelah melihat resep yang baru saja diberikan Dokter Fandi.
"Kamu harus minum semua obat kamu sesuai aturan Xa. Kalau kamu sedikit saja terlambat, semua rasa pening kamu akan bertambah. Maka dari itu saya beri penahan nyeri tambahan,"
Xavera mengangguk. "Ya, makasih Dok," jawabnya singkat.
"Terapi lusa jam empat sore sepulang kamu sekolah. Saya tidak bisa menemani tapi kamu akan saya titipkan pada perawat biasanya. Saya harus keluar kota untuk beri seminar kesehatan," terang Dokter Fandi.
Xavera mengangguk kemudian berdiri. "Saya permisi Dokter,"
Xavera melangkahkan kakinya keluar dari ruang Dokter Fandi dengan secarik kertas resep. Ia pun berjalan menuju farmasi rumah sakit untuk menukar obatnya.
Saat menunggu obatnya disiapkan, ponsel Xavera berdering menandakan ada panggilan masuk. Xavera tersenyum saat mendapati nama Safarez yang tertera.
"Halo," sapanya riang. Suara serak dan dalam lelaki itu membuat Xavera merinding dan senang dalam waktu bersamaan.
"Lagi dimana?"
Xavera tersenyum tipis. "Rumah sakit abis kontrol gigi," bohongnya.
"Gue jemput jam 7 ya, kita jalan,"
Xavera tak bisa menyembunyikan rona pada wajahnya dan rasa senang di hatinya.
"Kemana?" tanyanya.
"Gue jemput pokoknya,"
Setelah itu panggilan tersebut terputus membuat Xavera mendengus. Tipikal Safarez. Bunyi notifikasi pesan membuat Xavera menatap lagi layar ponselnya dan reflek tersenyum.
Safarez
Ada paket udh gue titipin. Dipake utk nnti mlm ya.
Meskipun pesan itu kelewat singkat, tapi Xavera sudah sangat sangat bahagia. Entahlah, mungkin karena ia belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya atau bagaimana yang jelas, moment seperti ini membuat Xavera ingin hidup lebih lama.
Seandainya.
🦁🦁🦁
Xavera menatap pantulan dirinya di cermin meja rias kamarnya. Dirinya menatap cermin dengan tak percaya. Safarez memberikannya dress selutut dengan panjang lengan dibawah siku sedikit berwarna biru terang yang sangat cantik. Lengkap dengan sepasang flat shoes berwarna putih dan tas sling bag berwarna senada dengan sepatunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/235035669-288-k241286.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFAREZ
Teen Fiction[OPEN PO SAFAREZ] [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI] [TELAH DIBACA LEBIH DARI 3 JUTA KALI] Edward Safarez Surendra, putra sulung dari pasangan Rezvan Aileen Surendra dan Acacia Tamara Caldwell. Safarez adalah figur abang yang sangat diidamkan...