Chapter 32 - I'm Done With You

59.5K 5.3K 995
                                    

HALOOOO balik lagi sama bab baru SAFAREZ! seberapa excited kalian nunggu cerita ini? hari ini aku update udah dua kali loh jadi jangan nerror aku dulu ya gaisHAHAHA..

YUK budayakan untuk selalu vote dulu sebelum membaca cerita ini!

Selamat membaca semoga sukaakk!

Chapter 32 - I'm Done With You

🦁🦁🦁

Safarez berjalan dengan santai meskipun bel masuk sekolah akan segera berbunyi. Hari ini Safarez terpaksa masuk sekolah karena paksaan Xavera. Gadisnya itu memilih akan mendiami dirinya apabila dirinya tak masuk sekolah. Alhasil disinilah Safarez, melangkah dengan mengabaikan berbagai macam tatapan yang tertuju padanya. Bahkan Safarez tak ambil pusing tentang itu. Baginya hal seperti ini sudah biasa.

Safarez menikmati alunan yang ia dengarkan melalui airpods nya. Walaupun faktanya itu bukanlah lagu. Itu merupakan rekaman suara Xavera saat gadis itu bercerita dengan antusias. Katakanlah Safarez bucin, namun hanya dengan mendengar suara Xavera yang bercerita seperti ini rasanya beban Safarez sedikit terangkat dan dirinya seperti merasa tenang.

"Aku pernah waktu kecil, waktu main ke taman komplek sama Mami, aku ketemu anak seumuran aku, dia ditemenin sama cowok seumuran Papi aku. Kita main bareng sampe pas mau pulang, aku salim ke cowok itu. Aku kira Papinya, tapi tauga? Temen aku itu bilang. Xa, dia supir aku. Yaampun aku malu banget Rez!"

Lalu tawa gadis itu terengar mengalun indah. Membuat Safarez ikut tersenyum mengingat betapa cantiknya Xavera saat tertawa seperti itu.

Langkah Safarez terhenti saat perempuan yang paling dibencinya menghadang jalannya dengan mata sayu dan sembab. Safarez menajamkan pandangannya. Baru pagi sampai disekolah, namun kenapa ia harus bertemu perempuan ini?

"Bang Farez," panggil Giani pelan. Mata gadis itu sembab dan bengkak seperti habis menangis namun Safarez tidak peduli.

"Minggir," ucap Safarez dalam dan tajam. Beberapa murid sudah mulai melirik kedua remaja tersebut.

"Bang Farez," panggil Giani lagi. Mata Giani sudah siap menumpahkan air matanya namun Safarez tetap bergeming dan menatap benci perempuan itu tanpa sedikit pun rasa kasihan.

"Minggir!" ucap Safarez lebih tajam. Giani menggelengkan kepalanya. Giani bahkan maju selangkah dan hampir mengentuh tangan Safarez kalau saja lelaki itu tidak mundur dan menghindar. Kerumunan semakin ramai, menatap penasaran seperti terakhir kali yang terjadi.

"Bang-"

"MINGGIR! DENGER GAK LO?!" semua orang tersentak mendengar pekikan Safarez. Lelaki itu ada disana, berdiri dengan napas terengah dan muka yang memerah padam tanda ia emosi.

"Bang-"

"Jangan pernah panggil gue pake sebutan itu! Yang pantes panggil gue begitu cuma Hazel!"

Giani menunduk lalu meneteskan airmatanya. Inti CASTOR yang baru saja datang langsung berdiri dibelakang Safarez, alih-alih jika lelaki itu nanti lepas kontrol.

"Maaf," ucap Giani pelan dengan tertunduk. Safarez tertawa sumbang.

"Apa?" tanya Safarez. Giani mengangkat kepalanya menatap Safarez dengan sendu.

"Maaf,"

Safarez mendecak. Maju selangkah mendekat Giani. "Lo tau apa aja kesalahan yang udah lo perbuat? Lo pikir maaf lo bisa ngembaliin semuanya hah?!"

Giani kembali menunduk lalu menggeleng. "Gue gak salah sepenuhnya," ucapan Giani membuat semua menatap terkejut pada gadis itu. Takjub gadis itu masih memiliki keberanian untuk menjawab seperti itu pada Safarez.

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang