HALOOO selamat datang di bab baru SAFAREZ!
YUK budayakan untuk selalu vote sebelum membaca cerita ini!
Selamat membacaa semogaa sukaakk!!
Chapter 41 - Day 1
🦁🦁🦁
Safarez tertawa melihat Xavera yang kini merajuk padanya. Sudah tiga kali Xavera tercoret mukanya oleh bedak karena kalah dari Safarez saat bermain kartu UNO.
"Kamu gak ada niatan ngalah sama aku?" rajuk Xavera. Safarez tertawa.
"Kan harus adil," jawabnya. Xavera mendengus lalu mengambil ponselnya.
"Foto dulu yuk!" kening Safarez mengerut.
"Gak usah banyak protes! Kita belum pernah foto berdua," Safarez terkekeh lalu mengangguk.
Xavera mengeluarkan kamera polaroidnya lalu mengatur posisi agar ia dan Safarez terlihat dekat. Setelah merasa cukup, Xavera menekan tombol yang akhirnya satu kertas foto pun keluar dari kamera polaroidnya.
Xavera tersenyum melihat hasilnya. Meskipun wajahnya acak-acakan akibat olesan bedak dan meskipun Safarez malah mulus, ia senang karena hasil fotonya lucu. Berulang kali mereka mengulang fotonya. Xavera memang sengaja menyiapkan banyak kertas foto untuk beberapa hari nanti. Ia memang ingin mengabadikan setiap momen yang ia lewati bersama Safarez.
Xavera menatap Safarez. "Aku yang simpen ya,"
Safarez hanya mengangguk saja. Safarez bangkit dari duduknya. Berjalan menuju pinggir kolam renang. Yang ia tak tau, Xavera memotret lelaki itu diam-diam.
Xavera menatap jam tangannya. Sudah pukul tiga sore. Sedari tadi banyak sekali aktivitas menyenangkan yang mereka lakukan dan semua terabadikan oleh Xavera dalam polaroidnya dan tentu saja, dalam ingatannya.
Bagaimana lelaki itu memasak, mencontoh cara memasak dari youtube yang berujung tetap gagal. Meskipun ujung-ujungnya mereka delivery restoran untuk makan siang, tapi Xavera puas. Puas dengan bagaimana Safarez tetap berusaha walau selalu gagal.
Xavera tersenyum sedih memandang Safarez yang kini duduk santai di kursi pinggir kolam renang villanya. Lelaki itu terlalu istimewa untuk ditinggalkan. Terlalu sempurna untuk dilepas.
Edward Safarez Surendra, pacar pertamanya yang benar-benar membuat Xavera jatuh cinta pada setiap perlakuan lelaki itu. Lelaki yang mungkin dikenal kasar dan ganas saat pertarungan tapi sebenarnya adalah lelaki yang lembut bagi Xavera. Lelaki yang penuh tanggung jawab dan yang terpenting, lelaki yang menyayangi keluarganya lebih dari apapun.
Xavera mengucap syukur dalam hatinya. Ternyata meski beribu cobaan hidup yang menimpanya, Tuhan masih memberikan satu anugerah terindah untuk hidupnya. Tuhan memberikan Safarez untuk menemani masa-masa hidupnya dan bagi Xavera itu sudah cukup, lebih dari cukup malah.
Xavera perlahan bangkit dan berusaha mencapai kursi rodanya sendiri. Setelah bisa duduk dengan nyaman, Xavera mendorong roda kursinya menuju Safarez.
Xavera tersenyum melihat Safarez yang memejamkan matanya, menumpu tangan kanannya diatas dahinya menutupi matanya dari silaunya matahari sore ini.
"Rez," panggil Xavera pelan. Safarez reflek membuka matanya dan langsung menoleh. Safarez terkejut melihat Xavera yang sudah berada di kirinya.
"Loh kok kamu disini?" kata Safarez bingung dan panik. Xavera tersenyum melihat kekhawatiran lelaki itu yang tulus.
Tuhan, Xavera sangat mencintai lelaki dihadapannya ini.
Xavera mengusap dahi Safarez yang berkerut membuat Safarez memejamkan matanya. Xavera tau, Safarez capek. Xavera juga sempat bertukar kabar dengan Hazel karena gadis itu tengah berbahagia setelah diajak pergi seharian oleh Safarez. Seakan tanpa henti, esoknya dengan egoisnya Xavera tetap ingin mengajak Safarez jalan. Tentu saja lelaki itu lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFAREZ
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI] [TELAH DIBACA LEBIH DARI 3 JUTA KALI] Edward Safarez Surendra, putra sulung dari pasangan Rezvan Aileen Surendra dan Acacia Tamara Caldwell. Safarez adalah figur abang yang sangat diidamkan oleh semua orang...