Chapter 14 - Berantem Sama Gia.

62.2K 5.6K 146
                                    

Haii kembali lagi sama bab baru SAFAREZ! sejauh ini gimana tanggapan kalian sama Safarez atau Xavera? udah jatuh cinta sama tokohnya belum?

Yuk budayakan untuk vote sebelum baca cerita ini!! komen juga yukk..

Aku kalau liat notif terus ada yang vote atau komen jujur jadi semangat dan seneng bangeett...

makasih ya apresiasinyaa🥰🥰❤️

Selamat membacaa semoga sukaakk!!

Chapter 14 - Berantem Sama Gia

🦁🦁🦁

Safarez melangkahkan kakinya menuju koridor sekolah. Setelah dua hari ia di rumah sakit dan total tiga hari absen dari sekolah akhirnya ia berhasil kabur dari Bundanya dengan berangkat ke sekolah diam-diam. Meskipun ia harus membayar untuk menyogok pengawal-pengawal dirumahnya dengan rokok satu kotak per masing-masing pengawal akhirnya Safarez bisa menginjakkan kakinya di sekolahnya ini.

Karena berpikir Safarez tidak sekolah, maka Gia sudah berangkat pagi-pagi sekali dengan Pak Pratman. Jadi Safarez bisa tenang pergi ke sekolah dengan waktu mepet seperti ini. Kalau dengan Gia, tentunya gadis itu akan mengomel apabila Safarez terlalu lelet atau malas-malasan.

Safarez berjalan tak menghiraukan tatapan-tatapan kagum dan heran dari seluruh murid yang melihatnya. Tatapan heran tentu saja dilayangkan mengingat pria julukan singa CASTOR itu tidak hadir kesekolah berhari-hari dan kembali dengan wajah babak belur yang masih terlihat jelas. Meskipun begitu, tatapan kagum masih terlihat jelas dimata para siswi-siswi sekolahnya. Bekas-bekas luka dan lebam milik Safarez tidak sama sekali mengurangi kadar ketampanan dan kegagahan lelaki itu. Justru semakin menguatkan dan membuat lelaki itu terlihat semakin jantan.

"Loh Abang?!" Safarez membalikkan badannya saat suara adiknya terdengar. Safarez tersenyum pelan saat melihat adiknya bersama Xavera, gadis yang mengguncangkan hati dan pikiran Safarez beberapa waktu belakangan ini.

"Abang kabur dari Bunda ya?!" Safarez terkekeh lalu mengacak rambut Gia pelan. "Jangan ngadu,"

Giani melotot. "Abang belum sembuh!"

Safarez mendecak. "Gi, Abang cuma luka di muka. Di tonjok lagi juga masih kuat,"

"Sok kuat,"

Safarez dan Giani menoleh pada Xavera yang menatap lelaki itu dengan menantang. Xavera maju lalu menekan tulang pipi Safarez yang masih sangat lebam. Safarez memekik sakit.

"Sakit Xa!" seluruh perhatian murid-murid tertuju pada singa CASTOR itu.

"Sakit kan? Mana tadi yang bilang ditonjok lagi masih kuat?" balas Xavera.

Safarez tersenyum. "Khawatir ya?"

Gia mendengus. "Abang serius ih!"

"Apa sih Gia sayang?"

Gia memasang wajah ingin muntah. "Awas aja, aku bilangin Bunda kalau Abang nakal sekolah. Biar dijemput sepuluh pengawal lagi, mau?!"

Safarez meringis. Ucapan Gia tentang Bundanya yang akan menjemput dengan sepuluh pengawal tentu saja tidak main-main. Dulu saat SMP kelas 9, Safarez yang sedang demam pernah nekat untuk berangkat sekolah dengan sistem kabur. Ujung-ujungnya Acacia datang beserta sepuluh pengawal yang menggendong paksa Safarez. Hilang sudah harga diri Safarez pada saat itu. Bundanya memang tak pernah main-main dengan ancamannya.

"Gia mau apa? Jangan ngadu dong. Gaasik nih," bujuk Safarez.

"Apa aja dikasih nih?" tanya Gia dengan senyuman. Xavera hanya menatap interaksi antar kakak adik itu dengan senyuman tipis. Betapa mengasyikkannya memiliki saudara.

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang