Chapter 26 - Hancurnya Keluarga Surendra

69K 5.8K 1.5K
                                    

Haiiii mana nih yang udah nungguin bab barunya SAFAREZ?

Ini yaaa aku update sekarang. Makasih udah nunggu dan apresiasi cerita aku. Jangan lupa share cerita ini ke semua kenalan kalian supaya bisa sama-sama jadi saksi kisah cintanya Farez dan Xave!!

YUK budayakan untuk vote sebelum membaca cerita iniii!

Selamat membaca semoga sukaakk!!

Chapter 26 - Hancurnya Keluarga Surendra

🦁🦁🦁

"Tapi pernah gak lo tau kalau semua pembelaan lo dibales pengkhianatan sama anak haram ini?"

Cengkraman Safarez mengendur membuat Dion segera mendorong lelaki itu menjauhi tubuhnya. Safarez membeku. Begitu juga dengan semua orang yang mendengar pengakuan Dion.

"Lo orang paling bego yang pernah gue kenal," ucapan Dion seakan membuat Safarez kembali kedunia nyata. Lelaki yang sempat terdiam dan hanya menatap kosong kedepan itu kini menatap Dion.

"Lo bahkan gak tau yang ngekhianatin keluarga lo itu adek yang selama ini lo bela-bela,"

Giani maju mendekati Safarez. Mengabaikan tatapan-tatapan benci dari semua orang yang menatapnya. Giani berdiri didepan Safarez dan menahan tangisnya.

Giani menggeleng dengan mata yang memerah. Menatap Safarez yang kini memandangnya dengan penuh luka, kecewa, dan marah. Giani maju selangkah dan memegang lengan Safarez.

"Bang-"

"Bilang sama gue kalau itu bohong," lirih Safarez. Giani sudah meneteskan airmatanya dan menggeleng panik.

"Bang-"

"BILANG SAMA GUE KALAU ITU BOHONG GIANI!" bentak Safarez. Giani semakin terisak dan kerumunan semakin ramai, menonton dengan penasaran dan takut melihat kemarahan Safarez.

Giani, adik yang selalu Safarez bela-bela bahkan rela sampai dipanggil keruang kepala sekolah kini menunduk. Bergetar takut.

"JAWAB!" sentak Safarez lagi membuat Giani terlonjak kaget.

Bahkan inti CASTOR tidak ada yang berniat menahan Safarez karena mereka tau semarah-marahnya Safarez, Safarez anti bermain tangan dengan perempuan.

"Gia....gak kayak gitu Bang," ucap Giani dengan bergetar.

Safarez tertawa sumbang. "Jujur atau gue telepon Ayah sekarang?" ancam Safarez membuat Giani membelalakkan matanya.

Giani menggeleng panik. "Bang-"

"JAWAB YANG JUJUR!" sentak Safarez lagi. Safarez sudah emosi, bahkan ia tidak lagi peduli siapa Giani. Safarez memegang kedua bahu gadis itu dan mencengramnya dengan cukup kuat membuat Giani meringis.

"Jawab Gi!"

Giani terisak dan menunduk. "Maaf," ucapnya bergetar. Cengkraman Safarez melemah. Ia mendorong tubuh Giani pelan membuat Giani sedikit mundur.

"Anjing," umpatnya pelan. Menatap Giani dengan tatapan tak percaya.

"Apa salah gue?" tanya Safarez. Giani masih terus menunduk dan menangis.

"APA SALAH GUE GIANI?!"

"Apa salah bokap gue?" Safarez tak bisa menahan getaran pada suaranya. Ia tidak menyangka. Selama ini bahkan ia lebih memprioritaskan Giani ketimbang Hazel. Selama ini karena ia merasa Hazel sudah mendapat banyak perhatian dari penggemar gadis itu maka Safarez memusatkan perhatiannya pada Giani. Mengingat gadis itu minim perhatian dari lingkup sekitarnya.

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang