EXTRA CHAPTER

124K 7.8K 5.1K
                                    

HAIIIII yaallah terharu bangettt liat banyak yang ikut baper, nangis sama kisah Safarez dan Xavera..

Banyaakk yang minta extra chapter, so ini buat kalian semua🥺❤️

Jangan lupa di vote, komen juga, dan share ya cerita ini biar makin banyak yang ikut baper juga...

Selamat membaca, semoga sukakk!

Extra Chapter

🦁🦁🦁

Safarez bergerak dengan gelisah. Matanya terpejam. Keringat dingin mengalir dari dahinya. Desisan-desisan kecil ia keluarkan.

"Xa bangun Xa!" Safarez memangku Xavera yang baru saja memejamkan matanya. Safarez meneteskan air matanya. Menepuk berulang kali pipi Xavera.

"Sayang....bangun! Jangan mainin aku kayak gini Xa!"

Pekikan kencang Safarez membuat semua tamu menoleh pada Safarez yang terduduk di gazebo dengan memangku kepala Xavera. Semua berlari menghampiri Safarez dan terkejut melihat lelaki itu menangis.

"XAVERA BANGUN! JANGAN KAYAK GINI XA!" pekikan Safarez membuat semua orang panik.

Papi Xavera melangkah menuju lelaki itu. Memegang wajah anaknya yang sudah dingin. Wajah Xavera sudah membiru. Sementara Safarez masih terus menangis dan menepuk pelan pipi Xavera.

Bundanya sudah menangis memeluk Ayahnya. Hazel pun sudah memeluk Raja. Tak sanggup melihat Abangnya yang menangis meraung-raung.

Dokter Fandi maju dan memeriksa keadaan Xavera. Semua sudah menangis melihat keadaan Safarez dan gadis itu. Bahkan Aldo yang tidak pernah menangis pun ikut berkaca-kaca melihat ketuanya yang begitu memilukan.

Dokter Fandi menatap Safarez dan Papinya Xavera lalu menggeleng pelan. Dokter Fandi berjalan menuju Papinya Xavera lalu menepuk pelan pundak pria paruh baya yang menatap kosong kearah putrinya.

"Yang sabar Pak," ucap Dokter Fandi pelan. Safarez menggeleng. Membiarkan air matanya menetes membasahi baju Xavera yang masih di pangkuannya.

"XA! Bangun sayang... Ayo bangun. Jangan main-main kayak gini. Gak lucu Xa,"

Safarez menangis. Membiarkan Bundanya yang sudah maju merangkul lelaki itu. Menguatkan putranya. Safarez terlalu rapuh, terlalu terkejut dan terlalu tak terima akan keadaan.

"Safarez udah Nak, udah. Ikhlasin Xavera,"

Safarez menggeleng lalu menatap Bundanya dengan deraian air mata. "Enggak Bun. Xavera gak mungkin ninggalin Safarez secepet ini!"

Safarez mendekap Xavera yang semakin mendingin. Ia menangis di pundak gadis itu. Tidak peduli banyak orang yang menontonnya.

"Xa bangun," lirih Safarez. Safarez menatap wajah Xavera yang damai.

"Xa!"

"XAVERA!" Safarez membuka matanya dengan terkejut. Napasnya terputus-putus. Matanya terbuka dengan keringat yang mengalir.

"Rez," Safarez menoleh dan langsung memeluk wanita itu. Menenggelamkan wajahnya di leher wanita itu.

Wanita itu balas memeluk suaminya. Mengelus punggung suaminya dengan lembut.

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang