Haloooo kembali lagi sama bab baru cerita SAFAREZ!
YUK budayakan untuk selalu vote sebelum membaca cerita ini!
Selamat membaca semoga sukakk!
Chapter 42 - Day 2
🦁🦁🦁
Xavera tertawa saat melihat Safarez yang menggerutu akibat wajahnya terkena adonan kue. Xavera mengambil tisu lalu menarik tangan Safarez agar menunduk.
"Kamu kayak anak kecil ih, bikin kue aja belepotan,"
Safarez mendecak lalu membiarkan Xavera membersihkan wajahnya. Tawa gadis itu sudah cukup membuat Safarez senang. Tak peduli harus sekotor apa mukanya, asal gadis itu senang Safarez ikut senang.
"Lagian kenapa kita gak beli aja sih Xa," keluh Safarez.
Pagi tadi saat Safarez menjemput gadis itu, Xavera dengan semangat mengatakan akan membuat kue dan ingin Safarez membantu. Bukannya apa-apa, Safarez tidak pernah bersentuhan dengan dapur. Jangankan dapur, membersihkan kamarnya saja ia tidak pernah.
"Biar makin berkesan tau kuenya," jawab Xavera.
Safarez mendecak. "Kan cuma mau kamu kasih ke inti CASTOR doang,"
Xavera mengangguk. "Justru itu, kan aku gak pernah kasih apa-apa ke mereka. Jadi aku mau yang berkesan,"
"Mereka mah dikasih nasi warteg juga udah bahagia," balas Safarez.
Xavera terkekeh. "Iya juga ya? Tapi gak papa Rez kan ini hasil tangan aku,"
Safarez mendengus lalu kembali membantu Xavera menghias kuenya. Safarez menatap Xavera yang terlalu fokus pada hiasannya. Mata Safarez mengerjap.
Kelakuan Xavera akhir-akhir ini aneh. Seperti mempersiapkan sesuatu. Entahlah, Safarez selalu meredam semua pemikiran negatifnya. Safarez tidak ingin berpikiran yang buruk. Baginya, Xavera bahagia saja sudah cukup.
Pagi ini gadis itu mengide untuk membuat kue untuk inti CASTOR. Setelah meminta Safarez untuk memberitahukan inti CASTOR untuk kerumahnya nanti, Xavera memintanya untuk membantu gadis itu mendekor ruangan lah, membuat kue, meskipun hidangan utama mereka dimasak oleh para pekerja rumah Xavera.
Rumah gadis itu sepi. Papi gadis itu sedang ke kantor. Makanya Xavera memilih mengumpulkan inti CASTOR ke rumahnya. Daripada ia yang keliling menghampiri mereka.
"JADII," Safarez menoleh saat pekikan Xavera terdengar. Gadis itu bertepuk tangan dengan semangat membuat Safarez tidak bisa tidak tersenyum karena kepolosan gadis itu.
Xavera menoleh pada Safarez. "Ini jangan disatuin ya sama kue yang lain,"
Kening Safarez berkerut. "Kenapa?"
Xavera tersenyum. "Yang ini spesial buat kamu soalnya. Liat nih, ada nama kamunya,"
Hati Safarez menghangat melihat dekorasi kue itu yang menujukkan kedua tangan yang saling menggenggam dengan tulisan 'Farez sayang Xave'
Safarez terkekeh. "Kok Farez sayang Xave doang? Xavenya engga?"
Xavera mengangguk. "Aku keburu capek jadinya gini doang,"
Safarez tertawa lalu menepuk pelan puncak kepala Xavera. Xavera mengambil polaroidnya lalu meminta tolong pada Mbok Sumi untuk mengambil gambar mereka dengan kue yang sudah Xavera pegang.
Xavera tersenyum pada hasil jepretan itu. Ia tidak menyangka akan selucu ini.
Bunyi bel pintu rumah membuat Xavera menoleh pada sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFAREZ
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI] [TELAH DIBACA LEBIH DARI 3 JUTA KALI] Edward Safarez Surendra, putra sulung dari pasangan Rezvan Aileen Surendra dan Acacia Tamara Caldwell. Safarez adalah figur abang yang sangat diidamkan oleh semua orang...