Haiii selamat datang di bab barunya SAFAREZ!
Yuk budayakan vote sebelum membaca!
Selamat membaca semoga sukaakk!
🦁🦁🦁
Xavera melangkah menuju ruang makan dengan tas kecil berisi obat-obatan. Matanya menyusuri lorong menuju ruang makan yang sepi. Tidak ada satu orangpun membuat Xavera menghela napas lelah.
Sesampainya di ruang makan, Xavera disambut oleh Mbok Sumi, asisten rumah tangganya yang sudah bekerja selama sepuluh tahun terakhir.
"Non Xave mau makan apa? Biar Mbok siapin,"
Xavera tersenyum pelan. Matanya menatap Mbok Sumi yang selalu menyiapkan keperluannya selama lima tahun belakangan ini, semenjak Maminya meninggal.
"Apa saja yang Mbok sajikan pasti Xave makan,"
Mbok Sumi tersenyum lalu mengangguk dan pergi dari ruang makan menuju dapur. Mata Xavera menatap ponselnya yang bergetar. Mulutnya membulat saat mendapati notifikasi dari aplikasi Line atas nama Safarez.
Safarez
Xa?
Ya?
Ini gue, Farez.
Iyaa.
Udh makan?
Belom.
Knp blm?
Xavera mendongak saat Mbok Sumi kembali dengan sepiring nasi beserta sayur bayam dan ayam goreng.
"Maaf Non tadi saya cuma masak ini. Ini sudah saya angetin. Kalau Non Xave gak suka saya bisa bikinin yang baru,"
Xave menggeleng pelan dan tersenyum. "Ini udah cukup Mbok,"
Xavera kemudian memakan makanannya dengan perlahan. Setelah selesai ia langsung meminum air putihnya yang sudah ada di gelas. Xavera menghela napasnya lalu berjalan menuju teko kaca yang berisi air putih untuk menambahnya karena ia harus meminum obatnya.
Saat akan menuang minumannya, pusing langsung menyanderanya membuat pegangannya pada teko dan gelasnya bergetar. Tak lama kemudian kesadarannya hilang disusul dengan lepasnya teko dan gelas kaca dari tangannya sehingga bunyi pecahan kaca tersebut membuat Mbok Sumi datang tergopoh-gopoh dan reflek meneriaki nama Xavera berkali-kali.
🦁🦁🦁
Safarez mengerutkan keningnya. Sudah satu jam pesannya tak dibalas oleh Xavera. Padahal gadis itu sudah membacanya. Dengan keingin tahuan yang tinggi, Safarez berusaha menghubungi Xavera namun hanya suara operator yang menjawabnya membuat Safarez semakin bingung.
Safarez menghela napasnya. Mungkin udah tidur, pikirnya dalam hati. Safarez menoleh saat pintu kamarnya di ketuk berkali-kali. Safarez kemudian beranjak dan membuka pintunya. Ditatapnya Gia dengan pandangan bertanya.
"Disuruh turun sama Bunda, makan malam," Safarez kemudian mengangguk dan mengantongi ponselnya pada celana training rumahannya.
Safarez mengikuti Gia berjalan menuju meja makan. Disana sudah terdapat Ayah dan Bundanya. Ayahnya sedang menyesap teh sembari membaca majalah bisnis sedangkan Bundanya sedang menyiapkan meja makan dibantu oleh asisten rumah tangganya.
Safarez mengambil duduk ditempat biasanya. Didepannya kini Bundanya yang baru saja duduk sedang mengambil makanan untuk ayahnya.
"Bunda, Hazel kapan pulang?" tanya Gia. Bundanya menoleh dan tersenyum. "Masih sekitar empat atau lima haro lagi sih katanya, kalau gak ada kendala pas syuting. Karena katanya disana lagi sering hujan tiba-tiba,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFAREZ
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI] [TELAH DIBACA LEBIH DARI 3 JUTA KALI] Edward Safarez Surendra, putra sulung dari pasangan Rezvan Aileen Surendra dan Acacia Tamara Caldwell. Safarez adalah figur abang yang sangat diidamkan oleh semua orang...