Chapter 17 - Obat Xavera

61.1K 5.4K 65
                                    

Haiii selamat datang di bab baru SAFAREZ! Se excited apa kalian nunggu cerita inii?

YUK budayakan vote dulu sebelum membaca cerita inii😊

Selamat membaca semoga sukaak!

Chapter 17 - Obat Xavera

🦁🦁🦁

Xavera duduk kantin bersama Gia, Donna, dan Roro. Bel istirahat baru saja berbunyi. Mereka menyantap makanan masing-masing. Xavera yang merasa pusing dan lemas membuat ia hanya mengaduk makanannya saja.

"Jadi, ada yang udah jadian tapi gak bilang-bilang,"

Xavera tersedak tiba-tiba dan mengambil air mineralnya. Meminumnya dengan terburu-buru.

"Siapa jadian?" tanya Roro bingung. Gia tersenyum lalu melirik Xavera dengan jahil.

"Xavera? Sama siapa?" tanya Donna.

Gia tertawa melihat wajah panik Xavera. "Abang gue,"

"HAH?!" suara melengking yang kompak dari Roro dan Donna sukses menyita perhatian seisi kantin. Termasuk Safarez dan beberapa anak CASTOR yang sedang berkumpul di pojok kantin.

"Beneran Xa?" tanya Roro antusias. Xavera berdeham lalu mengangguk pelan.

"Gila! Kapan deketnya lo berdua?" tanya Roro lagi.

Xavera menggaruk dahinya bingung. Gia tertawa. "Diem-diem mereka,"

Donna tersenyum jahil. "Ada sih yang dulu bilang kalau ketemu Bang Farez aja auto ngibrit,"

Gia dan Roro tertawa sedangkan wajah Xavera semakin memerah digoda seperti itu.

"Ceritain dong gimana Bang Farez nembaknya. Romantis gak?" tanya Roro kepo.

Xavera berdeham malu dan sedikit meringis merasa belakang kepalanya sangat nyeri . Xavera menghela napasnya, tadi pagi ia melewatkan jadwal minum obatnya.

Baru saja ingin bercerita, pekikan Gia membuat seisi kantin kembali menoleh pada mereka.

"XA LO MIMISAN!"

Xavera langsung meraba hidungnya dan berlari menjauhi kantin menuju toilet tak mengindahkan teriakan panggilan dari Gia dan teman-temannya. Langsung saat itu juga Safarez berdiri dan ikut berlari menyusul Xavera membuat seisi kantin heboh dan beberapa ikut menyusul keduanya.

Xavera berhenti di westafel dalam toilet perempuan sekolahnya dan membersihkan hidungnya. Tangan Xavera gemetar saat membersihkan darahnya. Kepalanya terus saja berdenyut bahkan ia merasa lemas pada kakinya. Tak lama Xavera terjatuh duduk di lantai toilet dengan darah yang masih mengalir dari hidungnya dan air keran yang masih hidup.

Suara gebrakan pintu toilet membuat Xavera yang menahan kesadarannya menoleh terkejut melihat Safarez yang menatapnya khawatir. Safarez langsung mematikan keran air lalu ikut berjongkok dan memegang kedua pipi Xavera. Bahkan Safarez tak peduli dengan penampilan Xavera yang berantakan dan darah yang menetes mengenai seragam gadis itu.

"Ini...toilet perempuan," ucap Xavera pelan.

Safarez mendecak dan menendang pintu toilet yang kini ramai dengan siswa-siswi yang penasaran akan Xavera sampai pintu itu tertutup dengan keras.

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang