Chapter 3 - Life Saver

84.3K 7K 531
                                    

Haiiiii selamat datang di bab baru SAFAREZ!

Yuk budayakan untuk vote sebelum membaca cerita ini!

Selamat membaca semoga sukaaakk!

Chapter 3 - Life Saver

🦁🦁🦁

Siang ini sepulang sekolah, Xavera masih berada di kelasnya bersama Gia. Roro dan Donna sudah dijemput sehingga menyisakan mereka berdua.

"Lo dijemput Xa?" tanya Gia.

Xavera mengangguk. "Iya tapi supir gue belom bisa dihubungin. Mungkin udah dijalan," balasnya.

Mata Gia menyipit melihat sapu tangan abu-abu yang sangat dikenalinya. Ditambah ada bordiran inisial Abangnya.

"Emm, itu bukannya sapu tangan Bang Farez ya?"

Mata Xavera membulat lalu mengangguk pelan. "Tadi gue mimisan, gak sengaja ada Abang lo. Terus dia minjemin gue ini,"

Mata Gia semakin menyipit lalu ia mengerutkan keningnya. "Oh ya? Tumben,"

"Tumben gimana maksudnya?"

Gia mengangkat kedua bahunya. "Bang Farez gak pernah sepeduli itu sama orang lain. Apalagi kalau ngasih barang yang milik dia banget,"

Xavera mengerutkan keningnya lalu menggeleng pelan. "Mungkin dia cuma kasihan sama gue,"

Giani menggeleng lalu tersenyum menggoda. "Kalau dia tertarik sama lo gimana Xa?"

Xavera meringis ngeri. "Gila lo. Ketemu dia aja tadi gue udah keringet dingin,"

Gia tertawa lalu mengangguk. Xavera menatap sapu tangan abu-abu itu. "Gi, bilangin abang lo sapu tangannya gue cuci dulu ya. Sama titip makasih dari gue,"

Giani menggeleng. "Lo lah yang bilang sendiri,"

Xavera menggeleng takut. "Lo beneran mau bunuh gue ya?"

Gia tertawa lalu menepuk pundak Xavera pelan dan beranjak berdiri. "Kalo gue duluan gak papa?" Xavera menoleh dan langsung menggeleng.

"Ih gak papa lagi. Lo pulang sama Abang lo?"

Gia menggeleng. "Dijemput supir,"

Xavera mengangguk dan tidak bertanya lagi. Xavera akhirnya mempersilakan Gia meninggalkan kelasnya. Lama Xavera menunggu sampai akhirnya tidak ada satupun penghuni kelas membuatnya takut. Akhirnya Xavera melangkah keluar dari kelasnya menuju gerbang sekolah.

Xavera menghentikan pandangannya saat di gerbang sekolah ia mendapati Safarez bersama teman-temannya. Xavera kembali bergidik takut mengingat pukulan kencang Safarez. Dengan menunduk akhirnya Xavera memberanikan diri melewati gerbang.

Namun baru beberapa langkah, tangannya ditahan oleh seseorang membuat Xavera reflek berhenti. Xavera menatap ragu tangan itu.

"Hai adek manis. Anak baru ya?" tanya lelaki berambut keriting dengan senyuman manisnya.

Xavera yang bingung antara takut dan sebal jadi hanya mengangguk biasa saja.

"Takut dia sama lo Wil," ucap lelaki satunya. Mata Xavera tidak bisa tidak menatap Safarez yang masih cuek memainkan ponselnya. Lelaki itu hanya duduk diam di pos satpam sembari bermain ponsel.

"Kak lepasin," ucap Xavera dengan pelan.

"Apa? Halalin? Yuk kita ke KUA sayang," ucap lelaki itu lagi membuat Xavera mengerutkan keningnya jijik.

"Lepasin!" akhirnya Xavera memberontak namun cekalannya tak bisa juga terlepas. Mata Xavera menatap Safarez yang kini membalas tatapannya. Reflek Xavera langsung menunduk takut setelah memandang mata hitam legam yang menatapnya tajam.

SAFAREZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang