5

1.4K 189 2
                                    

"gumawo, Eunwoo juga sering bilang kalau aku lucu kok" balas Dahyun senang.

"apakah dia temanmu?"

"ne, dia juga yang mengajariku menjadi uke. Kau tahu aku sempat jatuh cinta padanya karena dia sangat tampan hingga jatuh ke cantik, tapi aku langsung menghilangkan perasaan itu karena aku tahu jika itu salah dan juga aku sangat takut pada Lisa hyung yang akan membunuhku. Kau tahu bukan yang hampir membunuhku di ruang riasmu tadi" jelas Dahyun yang di angguki Sana.

"aku rasa wajar jika dia marah padamu karena kau mengatakan padanya untuk menggantikanmu menikahiku, aku fikir dia adalah pria yang baik dan sangat menghargai perempuan" balas Sana yang sedikit memberikan kesan pertama pada Lisa.

"kamampuanmu untuk menilai orang lain memang perlu di acungi jempol karena hyungku memang pria yang seperti itu"

"apakah kau memberikan kesan pertama juga padaku?" tanya Dahyun penasaran.

"tentu, kesan pertama yang ku berikan padamu adalah aku berfikir jika kau seorang yang menyebalkan karena jika kau menunjukan senyum tengilmu itu kau terkesan seperti seorang yang jahil dan ternyata kau memang lebih dari itu" jelas Sana.

"lebih dari itu, maksudmu apa?" tanya Dahyun yang sedikit tidak mengerti dengan sepenggal kalimat 'lebih dari itu'.

"kau itu aneh dan konyol" setelahnya Sana tertawa karena berhasil menangkap ekpresi lucu Dahyun yang sedang terkejut.

"apa aku seburuk itu?" Sana mengangguk lucu.

"ternyata kau benar-benar pintar dalam memberi kesan pertama" puji Dahyun yang membuat pipi Sana diam-diam memerah.

"apa aku boleh bertanya?" tanya Dahyun yang di angguki Sana.

"apa itu?"

"apa yang membuatmu jatuh cinta padanya?" tanya Dahyun tanpa ragu yang membuat Sana merengut sedih.

"aku cuma bertanya oke dan pertanyaan harus di jawab" ucap Dahyun yang mengetahui ekpresi sedih Sana.

"tapi kenapa harus tanya itu sih? Aku kan jadinya sedih" kesal Sana memukul bahu Dahyun.

"ayolah Sana" rengek Dahyun mengusap bahunya yang di pukul.

"baiklah" pasrah Sana yang di sambut sorakan antusias Dahyun.

"aku jatuh cinta padanya karena dia baik, tampan, sexy, pengertian, selalu menjadi pelindungku, selalu berada di sisiku, polos dan dia juga punya sikap peka yang selalu membuatku nyaman jika bersama dengannya" jelas Sana dengan ekpresi sedih yang terlihat jelas.

"apakah dia sesempurna itu?" gumam Dahyun pelan yang terdengar oleh telinga Sana.

"hmm dia sangat sempurna" balas Sana.

"apakah kau yakin bisa jatuh cinta padaku yang hanya seorang biasa?" tanya Dahyun ragu.

"aku tidak tahu, tapi mungkin seiring berjalannnya waktu kita bisa saling mencintai" Sana kembali menenggelamkan tubuhnya di pelukan Dahyun tanpa rasa ragu karena itu sifat alami Sana yang suka nempel pada siapa saja tanpa rasa canggung ataupun malu.

"Sana!" tagur Dahyun saat Sana mulai mendusal-dusal di lehernya.

"bentuk tubuh kamu nyaman di peluk seperti bentuk tubuh Tzuyu, tapi tubuh Tzuyu lebih berotot dan berbau maskulin sedangkan tubuh kamu lebih kurus bahkan aroma tubuhmu seperti aroma tubuh bayi" ucap Sana yang sedikit membandingkan perbedaan tubuh Dahyun Dan Tzuyu.

"bentuk tubuh, tinggi tubuh dan sikap polosmu itu membuatku semakin merindukannya. Bagiku kau seperti Tzuyu dalam bentuk yang lebih halus dan ceria, mungkin aku tidak akan sulit mencintaimu karena kau tidak berbeda jauh dengannya" bisik Sana yang di sambut terdiamnya Dahyun seperti tidak mengerti apa yang di katakan Sana.

Sungguh Dahyun benar-benar polos sehingga dia tidak bisa mencerna perkataan Sana yang seperti menyampaikan arti untuk menentukan mana cinta yang tulus dan mana cinta yang hanya di tunjukan karena kesamaannya dengan orang yang di cintai oleh Sana.

Dahyun melepaskan pelukan Sana Dan menangkup pipi Sana dengan kedua tangannya.

"kau tau? Sebenarnya sekarang ini aku sedang merasa takut saat kau mengatakan jika kau akan benar-benar mencintaiku! Aku di sini hanya sebagai pengganti sementara calon suamimu yang kabur hingga aku berfikir jika suatu saat nanti aku akan di suruh pergi oleh orang tuamu karena orang yang harus gantikan sudah kembali. Tapi yang lebih aku takutkan lagi adalah jika aku harus di paksa untuk meninggalkanmu saat kondisiku sudah mencintaimu namun kau sama sekali tidak mencintaiku sehingga kau dapat melepasku seperti tidak memiliki beban" ujar Dahyun lembut namun itu terdengar sendu terlebih dengan ekspresi sedih Dahyun.

"kenapa kau berfikir seperti itu?" tanya Sana membalas menggenggam tangan Dahyun yang berasa di pipinya dan mengecupnya sekilas.

"karena Tzuyu suatu saat akan kembali dengan alasan yang akan membuatmu jatuh hati lagi padanya, itu mungkin terdengar cukup mustahil setelah apa yang kau alami karena ulahnya, tapi itu tidaklah mustahil untuk tuhan yang bisa dengan mudah membalikan hati manusia semudah membalikan telapak tangan" balas Dahyun melepaskan genggaman Sana di tangannya dan bangkit menuju cermin yang ada di meja rias.

"aku sadar jika diriku hanya seorang pria muda biasa yang masih suka bermain-main dan mencoba sesuatu, tapi jika sudah menyangkut tentang pernikahan aku bersumpah jika aku tidak bermain-main. Aku sudah terlanjur mengucapkan sumpah itu di depan tuhan walaupun aku sedikit menyesal karena telah mengucapkannya dengan tanpa perhitungan" jelas Dahyun menumpukan tangannya mencengkram sisi meja rias.

"orang tuaku dan hyungku sering memperingatkanku agar aku jangan pernah bermain-main dengan hal-hal yang berbau sakral, apalagi soal pernikahan dan perceraian karena orang tuaku juga tidak pernah bermain-main soal dua hal itu hingga mereka bisa terus bersama hingga sekarang. Tapi entahlah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan mungkin kita bisa berakhir di tempat yang bisa membuat kita tidak lagi memiliki status pernikahan" lanjut Dahyun menambahkan apa yang ia ucapkan.

"namaku Kim Dahyun, aku akan berusia 20 tahun pada saat tanggal 28 mei nanti. Aku menyukai makanan apapun yang terbuat dari coklat, aku sangat suka bermain piano dan menggambar tapi yang lebih ku sukai adalah bermain piano karena pada saat aku bermain piano aku bisa melampiaskan semua emosiku melalui dentingan yang di hasilkan oleh tuts-tuts yang aku tekan" jelas Dahyun memperkenalkan dirinya sendiri secara tiba-tiba.

"mungkin melalui perkenalanku itu kau bisa lebih mengenal tentangku dan hobiku" lanjut Dahyun yang di balas diam oleh Sana yang masih terduduk di tempat yang sama.

"bisa kau menunjukan di mana kamar mandi di sini? Aku ingin mandi dan mengganti bajuku" pinta Dahyun yang di balaa anggukan pelan Sana.

Apakah sekarang Sana mendadak bisu hingga dia tidak sama sekali mengeluarkan sepatah katapun saat Dahyun bertanya padanya.

"eoh sungguh dia sangat-sangat aneh, pada awal dia bersedih, terus dia bersikap sweet padaku dan sekarang kenapa dia menjadi seperti itu. Apakah moodnya selalu berubah-ubah?" batin Sana bertanya-tanya.

Tbc...

Sorry for typo.

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang