24

1.4K 175 78
                                    

"ketahuilah jika kita sebenarnya berada dalam posisi yang sangat berbeda" batin Dahyun.

"baiklah akan saya coba" balas Dahyun dengan senyum paksanya.

"kalian baru menikah berapa lama?" tanya nyonya Kim yang sedikit penasaran.

"tepat hari ini pernikahan kami baru menginjak satu minggu" mereka mengangguk atas ucapan Dahyun.

"pasangan baru rupanya, tapi sepertinya kau masih muda? Apa kau di paksa menikah oleh kedua orang tuamu karena bisnis?" kali ini yang bertanya tuan Kim yang sekarang mulai penasaran dengan pengakuan Dahyun.

"saya memang masih muda, tapi pernikahan kami bukan berdasarkan paksaan dari orang tua saya kok, kami menikah karena saling mencintai" bohong Dahyun.

Mereka tampak mengangguk percaya dan kembali pada dunianya masing-masing, Dahyun kembali menatap Sana dan kedua saudara itu yang sedang mengobrol santai dengan sesekali tertawa hingga saling menjahili.

"yak Hyuk, jangan kotori wajah Hyun" marah Hyun yang wajahnya di kotori oleh Hyuk menggunakan ice cream milik Sana yang menganggur.

"wajah Hyun sangat lucu jadi Hyuk suka menjahili Hyun" Hyun merengut kesal dan mengadu pada Sana yang sedang menatap mereka dengan gembira.

"noona, Hyuk jahat! Lihat wajah tampan Hyun jadi kotor gara-gara Hyuk" Sana tertawa mendengar suara Hyun yang terdengar seperti aegyo.

Sana mengambil tisu basah dari dalam tas kecilnya dan mulai membersihkan wajah Hyun. Setelah selesai dengan wajah Hyun, Sana beralih membersihkan wajah Hyuk yang juga memiliki kondisi sama seperti Hyun.

"nah kalian sudah sama-sama tampan!" mereka berdua bersorak dan meminta Sana untuk memangku mereka.

Sana menurut untuk memangku mereka, tak lama Sana merasakan jika pipinya di kecup oleh kedua bocah itu secara bersamaan.

"gumawo noona, kami harap noona tidak bersedih lagi" begitulah kata-kata yang mereka ucapkan setelah mengecup kilas kedua pipi Sana.

Tak lama, kedua orang tua mereka berjalan menghampiri meja Sana dan mengatakan jika mereka harus pulang karena ini sudah lumayan siang.

"ah iya, terimakasih sudah mengijinkan mereka untuk menghibur saya" ucap Sana dengan senyum yang tidak pernah luntur.

"tuan nyonya terimakasih sudah meminjamkan mereka padaku, untuk Hyun dan Hyuk paman sangat berterimakasih karena sudah membuat istri paman tersenyum" mereka mengangguk dan langsung pergi dari hadapan SaiDa yang sedang menatap mereka hingga mereka hilang di telan pintu keluar kedai.

"sayang, gumawo" Dahyun menoleh ke arah Sana.

"apapun akan aku lakuin asal kamu bahagia, termasuk ninggalin kamu jika memang kamu yang minta" Sana mengernyit mendengar kalimat Dahyun yang terakhir.

"maksudnya?"

"jika kamu minta aku pergi, aku akan pergi kalau itu bisa buat kamu bahagia. Aku sadar kalo kehadiran aku masih belum bisa bikin kamu bahagia, aku fikir kamu masih berhak buat bahagia dengan pria yang selain aku. Aku cuma pria biasa dan kamu butuh pria yang sempurna" sesungguhnya hati Dahyun sangat perih saat mengucapkan itu semua, Dahyun mengucapkan itu karena Dahyun tahu kalo Sana nanti akan memintanya untuk pergi meninggalkannya.

Dahyun memang bukan peramal, dukun atau sebagainya yang bisa melihat masa depan. Dahyun adalah tipe orang yang berfikir dalam, kalian tahu bukan jika orang yang berfikir dalam itu selalu bisa memprediksikan apa yang akan terjadi padanya nanti dan merasakan situasi apa yang akan terjadi.

"yak, kamu kok ngomongnya gitu sih? Aku gak mungkin nyuruh kamu pergi karena aku cinta sama kamu!" Sana sekarang ini terlihat begitu serius saat mengatakan hal itu pada Dahyun.

"baiklah-baiklah, lupakan apa yang aku katakan tadi" dengan cepat Dahyun mengatakan itu karena Dahyun dapat merasakan jika semua ini berlanjut maka ini akan menimbulkan pertengkaran antara Dahyun dan Sana.

"aku gak suka kamu ngomong kaya gitu, kalo kamu terus ngomomgin itu berarti kamu gak percaya sama aku" kesal Sana yang langsung pergi meninggalkan Dahyun yang sedang terduduk di kursi meja mereka.

Untung saja ice cream di sini baru bisa di ambil setelah yang memesan membayar, jadi Dahyun bisa dengan leluasa berlari keluar mengejar Sana yang sedang marah padanya.

"Sana!" panggil Dahyun yang di abaikan Sana.

Sana terus berjalan dengan sesekali berlari kecil karena Dahyun terus mengejarnya.

Bruk

"awww" Sana meringis karena dia terjatuh akibat dia menabrak seorang pria yang sekarang sedang berusaha menbantunya berdiri.

Seketika Sana terkejut melihat wajah pria yang sedang serius membersihkan bajunya dan berusaha menolong Sana.

Sana terkejut karena pria itu adalah pria yang sudah membuatnya harus menikah dengan Dahyun dan memiliki sedikit perasaan pada Dahyun, dia mencintai Dahyun karena Dahyun memiliki beberapa kesamaan dengan dia.

"Tzu-Tzuyu!" bagaikan di sambar petir di siang hari, Sana dan pria itu langsung mematung sambil saling menatap.

"Sana kamu gak papa?" suara Dahyun sungguh membuat mereka terkejut dan langsung bersikap seolah mereka adalah orang yang tidak saling mengenal.

"saya minta maaf, saya tidak sengaja" ucap Tzuyu yang di angguki Sana.

"tuan saya minta maaf karena istri saya sudah menghambat langkah anda" Tzuyu terdiam manatap Sana yang sedang menunduk, dia langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun dari mulutnya.

"Sana kamu gak papa?"

"kaki aku sakit" Dahyun langsung melihat kaki Sana yang berdarah akibat tergores bebatuan di taman.

"kamu bisa berjalan?" gelengan Sana sontak membuat Dahyun panik dan langsung mengangkat Sana ala bridal style tanpa aba-aba.

"yak Dahyun" pekik Saya yang kaget dan langsung mencengkam leher putih Dahyun dengan erat.

"Sana aku minta maaf, aku gak bermaksud buat kamu sedih" Sana mengagguk menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Dahyun.

"aku ngerti"

Dahyun membawa Sana masuk ke dalam mobil mereka yang di parkir tidak jauh dari area taman.

Dengan tergesa Dahyun mengambil kotak P3K dan mengambil beberapa barang yang di butuhkan untuk mengobati luka Sana yang berada di lututnya.

"aww pelan-pelan" ringis Sana saat Dahyun tidak sengaja menekan luka Sana menggunakan kapas yang sudah di berikan tetesan alkohol.

"maaf aku gak sengaja" Dahyun mengambil flester bening dan langsung menempelkannya di lutut Sana.

Sana memang berada di dalam mobil, tapi Dahyun berada di luar mobil sambil berjongkok untuk mengobati luka Sana.

Chup

Dengan penuh perasaan Dahyun mencium lembut lutut Sana yang terluka dengan harapan bisa menghilangkan sakitnya. Yang di cium hanya diam melihat perlakuan lembut Dahyun yang sudah biasa ia dapatkan.

"masih sakit?" Sana menggeleng penuh keyakinan agar Dahyun tidak terlalu menghawatirkannya.

"syukurlah" Dahyun menghela nafas lega sambil membereskan kotak P3K yang habis ia gunakan.

"kita pulang?" Sana tidak mengeluarkan suaranya dan langsung menutup pintu penumpang yang masih memperlihatkan Dahyun yang sedang berdiri sedikit jauh dari pintu mobil.

"hhh...kenapa dia selalu marah hanya karena hal sepele, dia selalu saja membuatku prustasi dan gila" batin Dahyun.

Tbc...

Sorry for typo.

Nah Tzuyunya munculkan, sekarang pasangan SaiDa enaknya mau di gimanain dulu nih? Mau di pisahin dengan bercerai atau tetap utuh tapi Tzuyu selalu jadi bayang-bayang hancurnya hubungan mereka.

See, silahkan di pilih.

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang