Meja tampak rapih tidak terdapat berkas-berkas yang menumpuk lagi di atasnya dan hanya terdapat beberapa dokumen yang sengaja di letakan di sana.
"aigoo kakek sangat tega pada suamiku" batin Sana menatap Dahyun yang tengah terlelap di posisi tidak nyamannya.
Sana berjalan menghampiri Dahyun yang masih belum terbangun dari tidur yang sepertinya dia baru tertidur sebentar, Sana bisa mengetahui Dahyun baru tertidur sebentar karena Sana melihat jelas lingkar hitam yang nenghiasi bawah mata Dahyun.
"Dahyun ah, ireona!" ucap Sana menepuk-nepuk pipi Dahyun pelan.
"Dahyun ah ireona, kajja kita pindah ke kamar" Dahyun terbangun karena merasa terusik dengan tepukan di pipinya.
"eoh Sana, jam berapa?" tanya Dahyun dengan suara parau khas bangun tidur.
"jam lima pagi, bangun yuk kita lanjutin tidurnya di kamar" ajak Sana yang di balas gelengan halus oleh Dahyun.
"wae?"
"kakek belum kasih izin aku buat pergi dari sini" ucap Dahyun pelan.
"gak papa nanti biar aku yang bilang sama kakek, kamu belum cukup tidur jadi kita lanjutin tidurnya di kamar" Sana menarik tubuh Dahyun agar Dahyun berdiri dan Dahyun hanya menurut dengan mengekori Sana yang mulai berjalan keluar dari ruangan kakek Minatozaki.
Ditengah-tengah perjalanan mereka menuju kamar, Dahyun berhenti dan memegangi perutnya yang sakit karena dari semalam Dahyun belum makan apapun, dia hanya makan saat sarapan di Jeju itupun dengan sedikit paksaan dari Sana.
Sana berhenti karena merasa Dahyun tidak lagi mengikutinya, saat menoleh benar saja Dahyun sedang berjongkok memegangi perutnya yang sakit hingga membuat Sana harus menghampirinya untuk memastikan jika Dahyun baik-baik saja.
"Dahyun gwaenchanh-a??" tanya Sana yang di angguki Dahyun.
"aku baik-baik saja, mungkin ini karena aku belum makan dari semalam" ucap Dahyun tersenyum lembut agar tidak membuat Sana khawatir.
"apa ini perintah kakek?" anggukan Dahyun membuat Sana menghela nafas kasar.
"baiklah ayo kita kedapur, biar aku yang memasak untukmu"
"kamu bisa memasak?" tanya Dahyun yang merasa sedikit ragu.
"apa kamu tidak mempercayaiku seperti malam itu?" balas Sana balik bertanya yang membuat Dahyun gelagapan karena tidak ingin membuat Sana terluka.
"umm bu-bukan begitu, ak-aku ak-...aish baiklah aku akan memakan apapun yang kau masak" pasrah Dahyun mengikuti Sana yang sudah berjalan duluan menuju dapur.
Sesampainya di dapur, Dahyun di suruh Sana agar duduk menunggu di pantry walaupun Dahyun sepanjang jalan terus merengek agar dia ikut membantu tapi Sana tetap keukeh kalo Dahyun tidak boleh ikut memasak karena Dahyun sedang mengantuk takutnya kan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
"Sana, ayolah!" rengek Dahyun yang malah bangkit dan memeluk Sana dari belakang.
Sana hanya diam sambil membuka lipatan apron yang tersedia di sana tanpa menghiraukan rengekan Dahyun yang kian menjadi-jadi.
"Sana!" rengek Dahyun di sela-sela leher Sana.
"tidak!" tolak Sana yang sedikit risih dengan pelukan tangan Dahyun yang sedikit menyentuh payudara bagian bawahnya.
"baiklah" Dahyun melepaskan pelukannya dan duduk manis kembali di pantri sambil menumpu dagunya di atas meja dengan tangan yang di lentangkan di atas meja.
"good boy, aku gak lama kok!" setelahnya Sana mulai memakai apron yang tadi ia pegang, saat Sana hendak menalikan tali apronnya dia kesulitan menggapai tali apron itu hingga dia terpaksa meminta bantuan Dahyun dan Dahyun dengan senang hati menalikannya untuk Sana.
"kamu mau masak apa?" tanya Dahyun saat melihat Sana yang sedang sibuk mengeluarkan bahan-bahan dari dalam kulkas.
"nasi goreng seafood mungkin" balas Sana.
"Sana sebaiknya kamu jangan masak itu karena aku mungkin gak bakal bisa makan" ucap Dahyun mencegah Sana yang hendak membuka bungkus udang kemasan.
"wae?" tanya Sana heran dengan ucapan Dahyun.
"aku punya alergi sama makanan laut, jadi yang lain aja yah" Sana menganggukinya sambil membuka kembali kulkasnya untuk menyimpan udang itu kembali dan mengambil bahan-bahan lain.
"kamu gak ada alergi sama makanan pedeskan?" tanya Sana membuka tuperware yang menyimpan kimchi yang sudah siap di masak.
"kalo pedes doang sih enggak, tapi kalo pedes banget pasti aku bakal sakit perut" ujar Dahyun yang di angguki Sana.
"kalo aku masakin nasi goreng kimchi kamu bakal makan gak?"
"tergantung, kalo enak aku makan dan kalo gak enak aku makan juga" balas Dahyun yang membuat Sana kebingungan.
"maksudnya?"
"apapun makanan yang kamu masak, mau itu enak atau itu gak enak aku pasti bakal makan, asal itu semua bener-bener masakan kamu" Sana tiba-tiba merasa malu saat mendengar kalimat yang di lontarkan Dahyun.
"dasar Sweet Talker" desis Sana yang di balas tawa Dahyun yang menggelegar.
"yak jangan menertawakanku!" teriak Sana yang makin merasa malu.
"oke-oke mianhe" ucap Dahyun sedikit meredakan tawanya dan menutup mulutnya setelah ia selesai tertawa.
Setelahnya dapur kembali hening dan yang terdengar hanya suara gesekan antara wajan dengan spatula yang di pegang Sana untuk mengaduk nasi goreng dengan bahan pelengkapnya.
Tak lama Sana sudah selesai dan hanya tinggal memindahkannya ke piring masing-masing.
Sana membawa makanan mereka kemeja pantry yang terdapat Dahyun yang tengah menunggunya memasak dengan menenggelamkan wajahnya ke sela-sela tangan.
"Dahyun!" panggil Sana yang tidak di gubris Dahyun karena Dahyun tengab tertidur.
"Dahyun ah!" Dahyun seketika langsung terkejut dengan panggilan yang Sana sedikit berteriak apalagi mulut Sana pas di depan telinga Dahyun.
"ah jantungku!" gumam Dahyun mengusap dadanya berkali-kali.
"habiskan makanannya setelah itu kita tidur kembali" Dahyun langsung melahap makanannya hingga habis dan begitupun juga dengan Sana yang kini sudah menghabiskan makanannya dan bersiap untuk menyimpan bekas wadah itu di tempat pencuci piring.
"aku kira rasa nasi gorengnya sesuai dengan apa yang di ekspetasikan, tapi ternyata rasanya enak bahkan sangat enak" celetuk Dahyun yang membuat Sana yang sedang mencuci piring menatap Dahyun.
"kau fikir aku tidak bisa memasak! Asal kamu tahu yah, semua penghuni yang ada di rumah ini itu harus bisa melakukan apa yang namanya memasak, mau dia laki-laki ataupun dia perempuan" Dahyun hanya beroh ria mendengar penjelasan yang di lontarkan Sana.
"untung saja aku pandai memasak karena dari kecil aku bercita-cita ingin menjadi Chef, jika saja aku tidak pandai memasak mungkin aku akan di suruh memandangi dapur semalaman hingga dapur itu sendiri bosan melihat aku menatapnya" Sana hanya tertawa mendengar celotehan Dahyun yang sedikit menyimpang.
"cah, ayo kita tidur" ajak Sana menarik Dahyun setelah ia menyelesaikan aktivitas mencuci piringnya.
Sesampainya di kamar, Dahyun langsung menjatukan badannya dengan posisi tengkurap dan Sana yang melihatnya hanya tersenyum tipis.
Tbc...
Sorry for typo.
![](https://img.wattpad.com/cover/235908004-288-k709585.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
accident
FanficOnly my couple SaiDa. Jangan menganggap serius apa yang aku tulis di cerita ini karena ini hanyalah sebuah imajinasi yang datang di waktu gabut akibat pandemi, bahkan saking gabutnya aku berak sambil bawa handphone buat nemenin aku di kamar mandi. Y...