Sebelum Dahyun membuka pintu keluar Dahyun langsung di kejutkan oleh terbukanya pintu dengan menampilkan semua anggota keluarga Kim yang sedang memasuki ruangan itu dengan wajah panik dan tergesa-gesa.
Plak
Sungguh Dahyun terkejut karena sang appa tiba-tiba menamparnya dengan keras hingga sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan sedikit darah.
"ap-appa ngapain ke sini?" tanya Dahyun kaget sambil memegangi pipinya yang panas.
"apakah kelakuan kamu ini benar-benar mencerminkan anak dari appa hah?" bentak appa Kim yang berhasil membuat Dahyun terperanjat kaget.
"what? Emangnya apa yang Dahyun lakuin?" panik Dahyun yang merasa takut dengan kemarahan sang appa yang sangat menyeramkan.
"appa kira kamu uke beneran, eh ternyata kamu sekarang udah hamilin dia aja, mana dia cantik pula. Dia mah gak pantes buat kamu yang udah kayak pentolan korek" ucap appa Kim dengan emosi yang menggebu-gebu.
"ham-hamilin?" tanya Dahyun melotot tidak percaya akan apa yang barusan di ucapkan oleh appanya.
Dahyun melirik pada pasangan suami istri yang mengajaknya manikah dan melirik si pengantin itu sendiri, tapi mereka hanya bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.
"sekrang appa gak mau tau, kamu harus nikahi dia dan tanggung jawab atas apa yang kamu lakuin ke dia" lanjut appa Kim sambil menatap Dahyun tajam.
"tapi Appa, Dahyun gak tau apa-apa" bela Dahyun yang hanya di balas tatapan laser dari sang appa.
"woah adik hyung hebat, bagus dong kalo dia hamil berarti kamu normal kaya hyung" ucap Lisa kakak Dahyun yang sepertinya kesenengan jika adiknya hamilin orang karena Dahyun di nyatakan normal dan memiliki nafsu sex pada seorang perempuan.
Pletak
Sang eomma yang berada di dekat Lisapun langsung memukul kepala anak jangkungnya yang jika berbicara suka seenaknya dan tanpa ada pengyaringan otomatis.
"yak eomma ini sakit eoh" marah Lisa mengelus kepalanya yang di pukul oleh sang eomma.
"diam dan jangan ikut canpur" gertak eomma Kim yang berhasil membungkam mulut si anak jangkungnya.
"ya tuhan saya punya dosa apa sampe dapet keluarga yang kaya gini" batin eomma Kim yang merasa miris akan nasibnya yang malang.
"jadi kamu beneran hamilin dia Kim?" tanya eomma Kim dengan nada mengintimidasi hingga Dahyun tidak kuat menahan tangisnya karena dia nerasa terpojok walaupun sang hyung tidak menyalahkannya juga.
"huaaa...eomma Dahyun gak hamilin eonnie itu, Dahyun cuma nganterin paket dari tempat kerja Dahyun buat eonnie itu" tangis Dahyun berlutut di hadapan kaki sang eomma meminta agar dia percaya padanya.
"jika dia memang tidak hamilpun eomma setuju kamu nikah sama dia, lagian ini juga buat kebahagiaan kamu! Emang mau sampai kapan kamu jadi cowok uke hah? Eomma sama appa itu udah tua, kami udah pengen gendong cucu" lembut sang eomma yang berhasil menghentikan tangis Dahyun.
"kan masih ada oppa eomma, dia kan lebih tua dari Dahyun masa Dahyun langkahin oppa sih" bela Dahyun yang keukeh tidak mau menikah dengan Sana.
"heh kamu laki-laki jadi panggil aku hyung jangan oppa" tegas Lisa.
"sekarang kamu siap-siap, kamu harus tanggung jawab sama bayi yang di kandung dia, gitu-gitu juga anak itu adalah anak dari hasil hubungan kalian" dingin appa Kim yang membuat Dahyun kembali menangis.
"huaa...Dahyun gak hamilin eonnie itu, Dahyun aja baru ketemu tadi sama dia, mau gimana Dahyun hamilinnya hiks-...sumpah demi tuhan Dahyun gak tau apa-apa"
"hey jadi laki-laki itu harus gentle, kamu berani berbuat dan sekarang kamu juga harus berani bertanggung jawab. Sekarang kamu dengerin kata appa, hyung gak mau kamu jadi laki-laki brengsek yang cuma mau enaknya aja dan dia yang jadi sengsara sama perbuatan kamu. Ayo kamu laki-laki dan kamu pasti bisa" nasehat Lisa yang makin menguatkan tangis Dahyun karena bagaimanapun Dahyun di sini itu di fitnah.
"tolong siapapun di sini percaya sama Dahyun, Dahyun berani sumpah di depan tuhan kalo Dahyun emang gak salah hiks-..."
"sekali lagi kamu nangis, appa gak bakal segan-segan buat hajar kamu di sini sekarang juga, malu-maluin tau gak?" gertak appa Kim.
Dahyun seketika langsung berhenti menangis dan menatap tuan dan nyonya Minatozaki yang sedang menatap tajam kearahnya.
"sudah appa, Dahyun sekarang ini lagi butuh dukungan bukan bentuk amarah kita yang buat dia makin terpuruk" lerai Lisa yang berusaha bijak karena bagaimanapun dia adalah pengganti sang appa jika dia tidak ada.
"hyung!" panggil Dahyun lemas.
"ada apa?"
"bagaimana kalo hyung aja yang nikahin dia" dengan kekesalan yang menggebu Lisa langsung mengangkat tubuh sang adik yang sedang berjongkok hingga kaki Dahyun tidak lagi menapak di lantai.
"hyu-hyung uhuk-uhuk" ucap Dahyun yang berusaha melepaskan cengkraman tangan Lisa dari kerahnya walau sedikit terbatuk karena lehernya sedikit tercekik.
"kamu kira pernikahan itu sebuah mainan, kita enak laki-laki bisa kapan aja dapetin perempuan yang bahkan tanpa kita kelihatan kalo kita sudah tidak perjaka lagi, tapi perempuan susah mendapatkan laki-laki apalagi kalo mereka tahu kalo dia batal nikah dan alesannya laki-lakinya gak mau nikahin dia karena alasan tertentu" Lisa menurunkan Dahyun dari cengkramannya dan beralih memegang bahu Dahyun agar dia mau mendengarkannya.
"sekarang mending kamu dengerin apa kata appa karena bagaimanapun kamu udah masuk terlalu jauh ke dalam masalah ini" lanjut Lisa sambil mengelus lembut bahu Dahyun.
"oke aku mau nikah sama dia" pasrah Dahyun yang berhasil mengembangkan senyum seisi manusia yang ada di ruangan itu kecuali Minatozaki Sana sang pengantin wanita itu sendiri.
Tak lama seorang laki-laki yang sepertinya penata busana pengantin pria yang kabur datang ke ruangan itu dan menarik Dahyun pergi menuju ke tempat di mana terdapat banyak berbagai tuxedo di sediakan.
"sekarang kamu pilih mana tuxedo yang ingin kamu pakai di pernikahanmu nanti?" tanya pria penata busana yang yang bernama Min Yoongi.
"saya pengen pakai itu" tunjuk Dahyun ke salah satu gaun yang sengaja di letakan di sana untuk di cocokan dengan warna tuxedo yang akan di pakai.
Tbc...
Sorry for typo.

KAMU SEDANG MEMBACA
accident
FanficOnly my couple SaiDa. Jangan menganggap serius apa yang aku tulis di cerita ini karena ini hanyalah sebuah imajinasi yang datang di waktu gabut akibat pandemi, bahkan saking gabutnya aku berak sambil bawa handphone buat nemenin aku di kamar mandi. Y...