27

1.9K 188 62
                                    

"Sana!" panggil Dahyun dengan gembira sekaligus khawatir saat Sana memasuki rumah dan langsung memeluk tubuh Sana hingga Sana terkejut dengan perbuatan Dahyun yang tiba-tiba.

"Sana, kamu dari mana aja hah? astaga kamu gak buat yang aneh-anehkan?" Dahyun membolak-balikan tubuh Sana untuk memastikan kalau Sana tidak apa-apa dan tidak ada satupun goresan yang melukai tubuh Sana.

"Dahyun stop, aku cuma cari angin di taman dan aku gak buat yang aneh-aneh kok" setelahnya Sana langsung menepis tangan Dahyun dan langsung pergi meninggalkan Dahyun serta seluruh keluarga Minatozaki yang sedang mematung menatap Sana beserta sikapnya yang aneh.

"kalian sedang bertengkar?" tanya kakek Minatozaki yang di balas gelengan Dahyun.

"terus apa yang terjadi padanya?" kali ini suara berat tuan Minatozaki yang menyahut.

"Dahyun juga tidak tahu appa, sedari tiga hari yang lalu Sana menjadi mendadak dingin dan selalu bersikap acuh pada Dahyun" tuan Minatozaki berjalan mendekat ke arah Dahyun dan langsung memeluknya, sedangkan kakek Minatozaki dan nyonya Minatozaki mereka hanya diam dan tidak berniat memperkeruh suasana.

"bereskan masalah kalian dengan kepala dingin, jangan sesekali membentaknya atau berbuat kasar karena perempuan tidak suka di perlakukan kasar" bisik tuan Minatozaki menepuk-nepuk punggung Dahyun.

"baik appa mertua, terima kasih sarannya" tuan Minatozaki mengangguk melepaskan pelukan mereka.

"pergilah bereskan semuanya"

"appa mertua, eomma mertua, kakek, Dahyun pergi dulu" mereka mengangguk sambil menatap kepergian Dahyun yang mulai berlari menaiki tangga untuk menyusul Sana.
Dengan ragu Dahyun membuka pintu kamar mereka dan melihat semua kekacauan yang di buat Sana saat pagi tadi.

"apa yang dia lakukan?" tanya Dahyun pada dirinya sendiri.

Sungguh kamar mereka sekarang ini menjadi sangat berantakan dan mengerikan dengan serpihan kaca yang berserakan di mana-mana, dengan penuh kehati-hatian Dahyun melangkah melewati semua serpihan kaca itu walau Dahyun masih memakai sepatu.

Empat kata yang pantas untuk di ucapkan pada Dahyun sekarang ini adalah 'kau sungguh sangat konyol'.

"Sana!" panggil Dahyun mengedarkan seluruh atensinya ke seluruh penjuru kamar untuk mencari Sana.

Sepertinya sekeras apapun Dahyun mencari Sana di dalam kamar itu Dahyun tidak akan sama sekali menemukan Sana walau hanya sekelabat bayangnnya saja.

Dahyun saat ini sedang sangat panik mencari Sana yang tidak kunjung ia temukan walau seluruh penjuru kamar sudah Dahyun telusuri, tapi Dahyun mengecualikan kamar mandi.

Mungkin Dahyun terlalu panik hingga dia melupakan kamar mandi, hhh dia sangat bodoh.

"ya tuhan di mana kamu Sana" gumam Dahyun terduduk di bibir ranjang sambil bersaha mengingat tempat apa yang belum ia kunjungi dari bagian kamar ini.

"astaga iya KAMAR MANDI" Dahyun berjalan ke arah pintu kamar mandi yang kebetulan tidak di kunci hingga Dahyun dapat dengan mudah membukanya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mencari Sana tanpa peduli jika nantinya ia akan mendapati Sana sedang telanjang.

"Sana!" tetap tidak ada jawaban hingga Dahyun dengan penasaran membuka tirai bathub dan tidak mendapati apapun bahkan bathubnya saja kosong tidak terisi air.

Suara gemercik air terdengar dari dalam shower box, Dahyun menghampirinya dan membuka pintu untuk mengecheck apakah Sana ada di dalamnya atau tidak.

Pintu kaca yang terlihat blur terbuka lebar memperlihatkan Sana yang sedang berduduk di bawah shower sambil memeluk kakinya dengan pakaiannya yang masih lengkap, namun sekarang pakaiannya sudah basah karena terkena air shower yang terus keluar membasahi tubuhnya.

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang