29

2.2K 185 68
                                    

Mentari pagi sepertinya sedang malu-malu menampakan dirinya pada sepasang suami istri yang baru saja melakukan ritual penyatuan.

Sedari tadi Dahyun tidak henti-hentinya menatap wajah cantik Sana yang berada di hadapannya. Walaupun Sana sedang tertidur pulas setelah mereka melewati malam panjang yang melelahkan, tapi Sana masih terlihat sangat cantik dengan wajah bersihnya yang ayu.

"neomu yeppeo" entah sudah berapa kali Dahyun mengucapkan kata-kata yang manandakan jika Dahyun benar-benar mengagumi kecantikan Sana.

"gumawo" Dahyun tersentak kaget saat Sana tiba-tiba membuka matanya setelah mengucapkan terimakasih.

"kamu membuatku kaget Chagiya"

"ne?" tanya Sana yang ikut kaget setelah Dahyun memanggilnya sayang.

"wae? Kau tidak suka?" Sana memeluk tubuh Dahyun menempelkan tubuh polos mereka kembali.

"aku sangat menyukainya"

"benarkah?"

"hmm"

"aku mencintaimu" bisik Dahyun yang membuat Sana membeku mendengarnya, Sana tidak tahu harus bahagia atau bersedih dengan apa yang Dahyun katakan.

"chagiya, kau tidak mencintaiku?" tanya Dahyun yang heran dengan kediaman Sana yang tiba-tiba.

"aku juga mencintaimu, aku tadi hanya kaget saja" Dahyun tersenyum manis memeluk erat tubuh polos Sana menyelipkan lututnya di selangkangan Sana.

"aku bahagia" ucap Dahyun sambil sesekali menciumi kembali bahu polos Sana menggesekan lututnya yang berada di selangkangan Sana.

"ahhh sayang jangan lakukan itu, milikku masih sakit karena bekas semalam" Dahyun menghentikan aktivitasnya dan memilih diam memeluk Sana.

Mereka sangat menikmati pelukan hangat itu, mereka merasa jika hari ini adalah pagi yang paling bahagia dan paling mengenang di ingatan mereka masing-masing.

"sayang kamu harus kerja" ucap Sana menegur Dahyun yang masih bermanja-manja di dadanya.

"chagiya hari ini aku ingin absen untuk terus bersamamu"

"sayang, kau ingin membuatku kelaparan di masa depan karena memalasanmu ini hmm?" tanya Sana yang berusaha membujuk Dahyun.

"baiklah, tapi kau harus mandi bersamaku" Sana terdiam tidak membalas dan malah manatap Dahyun tajam.

"mwo? Kau tidak mau?"

"ituku saja masih sakit sayang, kau ingin membuat milikku semakin sakit hah?"

"satu kali saja chagiya, hitung-hitung ini adalah gajiku darimu karena aku sudah bersedia bekerja untukmu" rayu Dahyun menciumi belahan dada Sana.

"Dahyun- hah baiklah" Dahyun bersorak mendapatkan lampu hijau dari Sana dan langsung turun dari ranjang tanpa peduli jika Sana melihat miliknya yang masih terbuka bebas.

Sana menggelengkan kepalanya berusaha bangkit dari duduknya dengan selimut yang masih menempel di tubuh polosnya.

"auhhh, ini sangat ngilu" ringis Sana memegang selangkangannya yang tertutup selimut.

"Dahyun ah, tolong aku!" panggil Sana pada Dahyun yang berada di dalam kamar mandi.

Dahyun yang tadinya berada di kamar mandi untuk menyiapkan bathub, tiba-tiba langsung kembali ke kamar karena mendengar panggilan Sana yang menyuruhnya untuk menghampirinya.

"wae?" tanya Dahyun berjongkok di hadapan Sana.

"ituku sakit, bisakah kamu menggendongku masuk kedalam sana?" tanpa aba-aba Dahyun langsung menarik tubuh Sana untuk di gendongnya tanpa memperdulikan jika selimut milik Sana melorot jatuh kelantai.

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang