25

1.5K 179 52
                                    

Tiga hari setelah kejadian di taman, sikap Sana tiba-tiba menjadi sedikit lebih dingin terhadap Dahyun.

Dahyun yang merasakan akan perubahan itu menjadi sangat heran terhadap sikap Sana yang tiba-tiba menjadi dingin dan sedikit lebih acuh kepadanya, setiap Dahyun ingin menanyakan perihal perubahan sikap Sana itu, Sana selalu membalasnya dengan dua kata yang selalu membuat Dahyun kesal yaitu 'tidak ada'.

Awalnya Dahyun sangat memperdulikan perubahan sikap Sana karena merasa heran dan merasa kehilangan, tapi saat Dahyun mulai masuk kerja di perusahaan keluarga Minatozaki, Dahyun juga malah bersikap sama seperti Sana yang seolah-olah dia membalas sikap acuh Sana walau Dahyun tidak sadar jika tindakannya itu adalah bentuk pembalasan semua sikap Sana padanya.

Yang biasanya Dahyun atau Sana akan saling sapa dan saling mengucapkan selamat pagi bahkan selamat malam, kali ini mereka tidak sama sekali mengucapkan itu dan malah saling mengabaikan.

Entahlah, walaupun Dahyun ingin sekali mengucapkannya tapi saat Dahyun melihat wajah dingin dan acuh Sana, Dahyun menjadi mengurungkan niatnya dan memilih untuk diam.

Dahyun menuruni tangga dengan pakaiannya yang sudah rapih ala pria kantoran. Walaupun pakaian Dahyun terlihat rapih dan sempurna, tapi Dahyun tidak menggunakan Dasi hingga membuat penampilan Dahyun sedikit bernilai minus.

Dahyun benar-benar tahu jika hari ini dia harus mengikuti meeting bersama appa mertua dan kakek Minatozaki, tapi Dahyun tetap saja tidak menggunakannya dengan alasan Dahyun tidak bisa memakaikan Dasi.

Sebelumnya harap maklum karena sejujurnya Dahyun memang tidak bisa mengenakan Dasi, pada saat High School saja Dasi Dahyun selalu di pakaikan oleh eomma atau teman sekelasnya yang bisa memakaikan Dasi.

"selamat pagi Momo noona" sapa Dahyun saat bertemu Momo yang sedang bersiap membereskan tas kerjanya di ruang tengah.

"ah iya selamat pagi juga Dahyun" balasnya dengan senyuman.

Dahyun melanjutkan langkahnya menuju ruang makan yang sudah terdapat Sana dan seluruh anggota keluarga Minatozaki yang sedang memakan sarapannya.

"ah menantu selamat pagi" sapa tuan Minatozaki dengan senyuman.

"selamat pagi juga appa mertua" balas Dahyun sambil mengambil duduk di salah satu kursi yang bersebelahan dengan Sana.

Dahyun memakan sarapannya dengan tenang bersama yang lainnya hingga makanan yang di makannya sudah habis dan tanpa sisa.

Sekarang kakek Minatozaki, Dahyun, Sana, nyonya Minatozaki dan appa mertuanya sudah selesai sarapan, mereka sekarang ini sedang berkumpul di ruang tamu bersama Momo yang kini sudah selesai berberes karena mereka masih memiliki waktu.

"Dahyun ah, bukankah hari ini kita harus meeting?" tanya kakek Minatozaki tanpa menatap Dahyun.

"iya kek"

"lantas di mana Dasimu, bukankah jika kita sedang melakukan meeting atau acara kantor yang berhadapan langsung dengan pemegang saham, kita harus menggunakan atribut lengkap termasuk Dasi dan tanda pengenalmu" mendengar kritikan dari kakek Minatozaki Dahyun hanya diam tanpa menyahut karena Dahyun tahu jika Dahyun salah.

"jangan bilang jika kau tidak bisa mengenakannya?" Dahyun mengangguk lemas hingga membuat semuanya termasuk Sana menghela nafas kasar.

Sana bangkit dari duduknya dan menyampaikan sesuatu di daerah kerah Dahyun yang ternyata itu adalah Dasi.

"kenapa kau tidak memintaku untuk memasangkannya untukmu hmm?" tanya Sana lembut namun itu terdengar dingin bagi Dahyun.

"aku hanya tidak ingin membuatmu marah karena kamu akhir-akhir ini selalu bersikap dingin padaku" cicit Dahyun yang hanya di dengar Sana.

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang