Jeju? Ya Jeju adalah sebuah tempat yang di seluruh penjurunya terdapat pantai indah dengan pasir putih yang menghiasi bibir pantainya.
Bukan hanya Sana yang bermimpi ingin merayakan pernikahannya dan berbulan madu di tempat indah itu, tapi masih banyak lagi wanita yang menginginkan semua itu.
Namun sungguh malang nasib yang di terima Sana, dia harus di tinggalkan kekasih tercinta di waktu yang seharusnya menjadi waktu paling bahagia di seumur hidupnya. Sumpah demi apapun Sana tidak tega jika harus terus membohongi Dahyun dan terus berpura-pura bahagia di hadapan Dahyun seakan-akan bisa menerima semuanya dengan ikhlas.
Perkataan Sana yang ingin mencintai Dahyun memang tulus, tapi ketahuilah jika Sana sungguh tidak bisa melupakan Tzuyu. Bagi Sana Tzuyu adalah pria yang sepenuhnya memiliki hati dan tubuhnya, walaupun Sana sudah di sakiti dengan cara yang sangat menyakitkan dan di gantung dalam status yang masih belum di tentukan.
Sana akui jika dia saat ini sudah menjadi istri orang lain, tapi Sana tidak bisa menampik jika ia masih berharap kalau Tzuyu akan kembali padanya dan kembali meminangnya untuk menikahinya.
"Sana kamu udah mandi?" tanya Dahyun yang baru memasuki kamar hotel setelah acara resepsi selesai dan mereka di perbolehkan untuk istirahat sekaligus menikmati malam pertama yang sesungguhnya sebagai pengantin yang baru menikah.
"iya, sekarang kamu mandi gih" suruh Sana lembut yang di angguki Dahyun.
Dahyun berjalan menuju lemarinya yang terdapat setelan piama yang telah di siapkan Sana untuknya.
Dahyun berjalan menuju kamar mandi dengan membawa pakaian gantinyanya dan setelahnya dia langsung menenggelamkan tubuhnya kedalam sana.
Mungkin 15 menit Dahyun berada di dalam sana, Dahyun keluar dengan tubuh yang sudah di bungkus rapih dengan piama yang di siapkan Sana dan dengan rambut berantakan menambah kesan sexy untuknya.
Dahyun berjalan menuju ranjang dan merangkak menaikinya, sunggung saat ini Sana sedang sangat gugup melihat Dahyun merangkak naik ke atas ranjang yang sedang di tempatinya.
Tanpa di sangka Dahyun ternyata langsung menengkurapkan tubuhnya dan memeluk bantal yang menjadi tumpuan kepalanya.
Sana menghela nafas lega, Sana kira walau Dahyun seorang uke Dahyun masih bisa memiliki nafsu akan sex karena Dahyun pernah bilang jika Dahyun tidak sepenuhnya menyukai laki-laki karena Dahyun masih bisa menyukai perempuan walau itu hanya sekedar mengagumi dan untuk mencintai Dahyun tidak tahu.
"Dahyun!" panggil Sana yang di balas deheman lembut dari Dahyun yang sedang menenggelamkan wajahnya di atas bantal.
"apa kau tidak ingin melakukan itu?" tanya Sana ragu.
"itu? Maksudmu apa?"
"yasudah lupakan saja, lanjutkan tidurmu" ucap Sana yang langsung bergerak memunggungi Dahyun.
Dahyun tahu apa yang di maksud Sana karena Dahyun mendapatkan itu dari Lisa, Dahyun bergerak menjadi tertidur menyamping menatap punggung Sana dan tersenyum tipis seolah Dahyun tahu apa yang tengah di rasakan Sana.
Tangan putih Dahyun perlahan meraih pinggang Sana dengan lembut dan menariknya agar mendekat ke arahnya.
Sana yang merasa tidak nyama akan posisi itupun langsung membalikan badannya menghadap ke arah Dahyun dan menatap mata teduh milik Dahyun sekilas hingga setelahnya Sana langsung mengalihkan kembali pandangannya ke arah lain memilih arah belakang Dahyun.
"hey tatap aku" instruksi Dahyun menangkup pipi Sana yang mau tidak mau harus di lakukan Sana.
"aku masih cukup sadar agar aku tidak melakukannya padamu, aku menghormati segala keputusanmu karena aku tahu kau masih ragu dengan pernikahan ini begitu juga aku, kita sama-sama masih terkejut dengan semua ini yang berjalan tiba-tiba!" Sana menyembunyikan wajah cantiknya di ceruk leher Dahyun yang memiliki aroma vanila yang menyerbak menubruk rongga hidung Sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
accident
FanfictionOnly my couple SaiDa. Jangan menganggap serius apa yang aku tulis di cerita ini karena ini hanyalah sebuah imajinasi yang datang di waktu gabut akibat pandemi, bahkan saking gabutnya aku berak sambil bawa handphone buat nemenin aku di kamar mandi. Y...