19

1.5K 172 32
                                    

Mata di kerjapkan beberapa kali saat menerima cahaya matahari yang dengan lancangnya masuk melalui celah-celah udara di atas pintu kaca yang tertutup gordeng warna abu-abu, si pria memilik mata yang terkena terpaan cahaya itu langsung terbangun dan terduduk dengan mata yang masih terpejam.

Tangan di rentangkan dengan di lanjut suara erangan yang terdengar merdu untuk ukuran laki-laki dewasa yang biasanya akan bersuara beriton apalagi sedang masa pubertas.

Berbeda dengan laki-laki yang bernama Kim Dahyun ini, dia memiliki suara yang lembut hingga siapapun wanita yang mendengarnya dia akan memberikan kesan pertama yang berisi jika pria itu mempunyai sikap yang lembut.

Kaki dengan sempurna menyentuh lantai yang tertutup karpet bulu dan langsung di lanjutkan dengan langkah gontai menuju gordeng, tangan putih meraih sisi kutub kedua gordeng itu dan membukanya secara pelan.

Sreeek

Suara gordeng terbuka di sambut hangat cahaya mentari pagi yang dengan lancangnya menerpa wajah tampan nan putih milik Dahyun, dia sekarang ini sedang menutup mata untuk merasakan betapa hangatnya sensasi cahaya mentari pagi di paginya yang dingin.

"hah! Selamat pagi dunia, aku harap hari ini tidak ada hal buruk yang terjadi" gumam Dahyun di sela-sela aktivitas menikmati cahaya mentari paginya.

"sebaiknya hari ini aku meminta maaf pada kakek" gumam Dahyun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi setelah terlebih dahulu mengambil pakaian simpel khas rumahannya.

15 menit berada di dalam kamar mandi, Dahyun keluar dengan tubuh yang sudah di lengkapi hoodie berwarna biru muda dan di sambung celana pendek berwarna selaras hingga tampak cocok dengan hoodie yang di pakainya, sebelum Dahyun memakai hooodie miliknya dia memakai kaos putih terlebih dahulu agar dia tidak terlalu kedinginan di pagi ini.

"I'M KIM DAHYUN!" Seperti itulah tulisan sablon yang menempel di punggungnya.

Dahyun mengambil handphone dan langsung pergi ke luar bermaksud mencari kakek Minatozaki dan meminta maaf atas perlakuannya kemarin.

Panjang umur! Saat Dahyun menginjak area taman, Dahyun mendapati kakek Minatozaki sedang bersantai di kursi taman sambil meminum teh di sana.

"selamat pagi kek" sapa Dahyun yang hanya di lirik malas kakek Minatozaki.

"kakek apa kau masih marah soal kemarin?" tanya Dahyun ragu.

"jika kau meminta maaf dan menuruti apa mauku maka aku akan memaafkanmu"

"baiklah kek aku minta maaf karena sudah berlaku tidak sopan padamu kemarin, apapun akan ku lakukan agar aku bisa mendapatkan memaafkanmu" ungkap Dahyun tulus bersimpuh di hadapan kakek Minatozaki.

"jika begitu sekarang kau harus memainkan piano yang ada di ruang tengah dengan instrumen dari film anime inuyasha, apa kau tahu lagu itu?" Dahyun menggeleng di hadapan kakek Minatozaki.

"kau kan bisa memainkannya jika ada kuncinya, jadi tugasmu sekarang kau harus mencari kuncinya di google dan langsung memainkannya di ruang tengah" tanpa membantah Dahyun langsung pergi menuju ruang tengah dan mendudukan bokongnya kursi di piano YAMAHA klasik yang memiliki harga sekitar satu atau dua miliar.

"inuyasha" gumam Dahyun menuliskan satu kata itu di kotak perncarian google.

"ahh...Futari No Kimochi" gumam Dahyun memutar lagunya terlebih dahulu sebelum dia mencari kuncinya dan meminkannya.

"woah instrumennya sungguh membuat hatiku tenang" puji Dahyun setelah lagu yang di putarnya habis.

Dahyun meletakkan handphonennya di tempat buku kunci yang terdapat di atas tuts dan mulai memainkan pianonya untuk mengecheck di mana letak nada yang sesuai sebelum Dahyun benar-benar memainkannya.

Mata terkunci ke arah handphone dengan jari-jari tangan yang lihai memainkan piano tanpa takut salah. Itu wajar karena instrumen yang Dahyun mainkan tergolong instrumen yang bisa menyentuh hati, jadi permainan jarinya tidak terlalu cepat walau Dahyun tidak sama sekali melihat ke arah tuts yang ia tekan.

Seketika saat Dahyun menekan tuts terakhir, Dahyun langsung menundukan kepalanya dengan nafas tersenggal akibat permainan yang ia buat.

Sungguh Dahyun sangat menyukai piano sedari dia kecil, berterimakasihlah pada appa Dahyun yang mempunyai hobi bermain musik hingga Dahyun mengikuti jejak sang appa untuk menyukai musik juga.

Berbeda dengan Dahyun yang menyukai alat musik, Hyungnya malah menyukai seni tari yang selalu di ajarkan oleh sang eomma walau akhirnya sang hyung tidak di perbolehkan menjadi Idol karena appa dan eomma Kim ingin menjadikan anak pertama mereka sebagai seorang yang dapat menguasai banyak bahasa agar nanti di suatu hari dia bisa bekerja sambil menjelajahi negara karena cita-cita mereka adalah ingin keliling dunia sambil menikmati masa tua bersama kedua anaknya.

Padahal jika Lisa menjadi Idol, orang tua Dahyun akan lebih mudah pergi berjalan-jalan dengan uang yang Lisa hasilkan dari profesinya. Entahlah keluarga Kim memang memiliki pemikiran dan sikap yang selalu aneh.

Tak lama Dahyun merasakan jika pandangannya terhalang oleh sebuah tangan mungil yang dengan lancang menutup kedua matanya.

Dahyun tahu jika si pemilik tangan itu bukan orang lain melainkan itu adalah tangan milik sang istri.

"kamu udah bangun?" tanya Dahyun tanpa berusaha melepaskan tangan Sana dari pandangannya.

"kamu ninggalin aku" rengek Sana yang kini tidak lagi menutup mata sang suami, Sana kali ini memilih memeluk leher Dahyun dari belakang.

"aku bangun pagi karena aku ingin meminta maaf pada kakek sesuai permintaan kamu kemarin, sekarang aku sedang di hukum agar aku bisa di maafkan kakek, jadi kamu jangan marah ne?" jelas Dahyun yang di angguki Sana.

"kamu mau aku mainin apa?" tanya Dahyun lembut.

"apapun asal kamu harus bisa bikin aku terkesan" tantang Sana.

Dahyun hanya tersenyum sambil meraih tangan Sana agar terduduk bersamanya di kursi piano.

"aku gak tau kamu bakal suka atau enggak, tapi ini adalah lagu korea yang paling aku suka" Dahyun mulai menekan tuts-tuts itu hingga berhasil melantunkan melody dari sebuah instrumen mellow drama the Moon embrassing the Sun, Lyn Back In Time.

Saat mendengarnya, sesekali Sana bersenandung karena dia mengetahui lagu ini, sungguh lagu ini sangat mewakilkan bagaimana suasana hati Sana hingga Sana sesekali memeegang dadanya karena merasa tersentuh.

"bagaimana? Apa kau tersentuh?" pertanyaan itu langsung di sambut anggukan antusias oleh Sana.

"aku suka, gumawo sayang" Sana bangkit dari duduknya dan terduduk di pangkuan Dahyun.

Dahyun yang melihat kelakuan Sanapun hanya diam dan malah menahan pinggang Sana agar tidak merosot.

Sana dengan perlahan mendekatkan wajahnya hingga saat ini wajah Sana hanya berjarak beberapa cm dari wajah Dayun yang terlihat gugup.

"aku hanya ingin morningg kissku" ucap Sana yang setelahnya langsung meraup bibir Dahyun lembut dengan penuh nafsu yang membuat Dahyun terbuai akan permainan Sana hingga tanpa sadar Dahyun mulai membalas ciuman yang Sana mainkan.

Tangan nakal Dahyun kini mulai bergerilya meraba seluruh bagian tubuh Sana dari mulai paha mulus sang istri yang terekspose, meremas bokong Sana, mengusap sensual perut Sana dan meremas lembut payudara Sana.

Ciuman Dahyun kini mulai turun ke arah leher dan mencium belahan dada sang istri yang sedikit terekspose akibat ulahnya.

Tbc.

Sorry for typo.

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang