36

1.4K 174 89
                                    

Sana merasa heran dengan sikap Lisa yang seolah-olah tidak menyukai kahadiarannya apalagi setelah melihat tatapan Lisa yang menyiratkan kemarahan padanya, rasa takut kini mulai menguasai Sana hingga saat ini tubuh Sana bergetar dan mulai berkeringat.

"chagiya gwenchana?" tanya Dahyun yang sedikit khawatir setelah melihat Sana yang ketakutan saat melihat tatapan sang hyung yang begitu mengerikan.

"ah aku gak papa kok" senyum Sana yang membuat semua yang ada di kamar eomma Kim bernafas lega.

"Sana, maafkan kakak iparmu itu ne? Dia memang kurang berdahabat jika menemukan orang baru di sekitarnya" bohong appa Kim yang sedikit merasa malu dengan sikap Lisa pada menantu kesayangannya itu.

Tentu? Tentu appa Kim berbohong karena Lisa sebenarnya adalah seorang yang hangat, apalagi pada orang baru kehangatannya itu akan makin terasa karena Lisa adalah sosok yang ceria dan sosok yang selalu menebarkan happy virus sama seperti Dahyun.

"ne appa, mungkin oppa tadi hanya sedang tidak mood" ucap Sana yang kalah tidak enak pada mertuanya.

Dalam hati, Dahyun ingin sekali menanyakan apa alasan Lisa memberikan tatapan seperti itu pada Sana, apakah dia tidak menyukai Sana karena pernikahan ini atau bagaimana? Tapi kemarin pas makan siang mereka tampak baik-baik saja bahkan mereka tertawa bersama, ini aneh sekali.

"Dahyun ah, kamu bawa saja dia ke kamarmu agar dia merasa sedikit lebih tenang?" ujar eomma Kim memberi saran pada Dahyun karena eomma Kim masih bisa melihat sedikit ketakutan di mata Sana.

"baiklah eomma"

"eomma, semoga eomma cepat sembuh ne? Sana minta maaf karena sudah membuat eomma kurang nyaman dengan sikap Sana" eomma Kim mengangguk dan Dahyun langsung menarik Sana masuk ke kamarnya yang nerada tepat di depan kamar Lisa.

Bokong di dudukan di bibir ranjang kecil milik Dahyun, Dahyun sedang pergi ke dapur mengambil minum untuk Sana agar Sana sedikit lebih tenang.

Suara pintu terbuka mengambil atensi Sana dan menampilkan Dahyun yang sedang membawa segelas air putih di tangannya, gelas di sodorkan pada Sana dan Sana dengan senang hati menerimanya.

Setelah air di gelas tersisa setengah, Sana menyimpan gelas itu di nakas samping ranjang kecil milik Dahyun.

"apa ada sesuatu hingga membuatmu merasa takut pada hyung?" tanya Dahyun yang kini sudah mengambil duduk di sebelah Sana.

"ani mungkin itu hanya perasaanku saja, maaf karena sudah membuatmu khawatir" Sana menunduk menatap lantai karena merasa bersalah pada Dahyun.

"Sana sudahlah, seharusnya aku yang minta maaf karena perlakuan kurang baik dari hyungku" Dahyun menarik tubuh Sana ke dalam dekapannya mengelus lembut rambut sang istri.

"tapi aku merasa tidak enak pada keluargamu" ucap Sana di sela-sela pelukan mereka.

"ssttt sudahlah, biar aku yang bicara pada hyung dan kedua orang tuaku nanti" Sana mengangguk mengiyakan sambil mengeratkan dekapan Dahyun agar lebih menempel pada tubuhnya.

"ayo kita buat baby" spontan Dahyun melepaskan pelukannya menatap sang istri yang kini tersunyum polos.

"kita sedang di rumah orang tuaku, aku gak enak kalo suara kamu sampe kedengaran sama eomma, appa atau hyung. Kamu tahu sendirikan hyung itu jomblo" sana menekuk wajahnya dan langsung mengalihkan pandangannya menghindari menatap wajah Dahyun.

Helaan nafas Dahyun keluarkan melihat tingkah Sana yang makin ke sini makin kekanak-kanakan, Dahyun sebenarnya mau-mau aja ngelakuin itu walau mereka sedang di rumah keluarga Kim, tapi masalahnya Sana itu tidak akan cukup jika hanya di beri satu ronde dan lagi suara Sana itu sangat keras jika sedang memekik nikmat atau berteriak kesakitan.

"kita ngelakuin itu di rumah kamu aja yah, aku janji nanti kamu yang mimpin" Sana tampak tertarik hingga langsung menghadap Dahyun dan di tatapnya dengan gembira.

"gumawo"

"ne apapun untukmu chagiya"

-

"Lisa!" panggil eomma Kim saat setelah mereka makan malam dan mereka saat ini sedang berkumpul di ruang tamu kecil yang mereka miliki.

"hmm" balasan singkat keluar begitu saja dari seorang pria tampan yang sedang menyesap thai teanya.

"kenapa kau bersikap mengerikan dan membuat takut menantuku?" dengan hanya mendengar pertanyaan dari eomma Kim, mood Lisa seketika langsung anjlok apalagi setelah mengingat perbuatan Sana yang diam-diam menemui Tzuyu dengan alasan ingin bertemu teman.

Lisa diam tidak membalas dan langsung bangun dari duduknya, saat kaki hendak di melangkah pergi sebuah tangan tiba-tiba menahan tangan kanan Lisa dan menariknya kebelakang agar Lisa terduduk kembali.

"hyung, apa kau sadar kau telah membuat istriku ketakutan? Kemarin saja kau bersikap biasa padanya, tapi sekarang? Ada apa denganmu?" tanya Dahyun yang sudah merasa gedek dengan sikap Lisa yang tiba-tiba menjadi pendiam dan mengerikan seperti itu.

"apa maksud kalian? Aku tidak apa-apa, bahkan aku hanya bersikap biasa saja sedari tadi, lalu kau Sana? Apa alasanmu merasa takut padaku? Kalian semua aneh" ucap Lisa dengan dingin dan tanpa perasaan.

"jika kau memiliki masalah maka selesaikan sekarang juga, aku tidak mau keluargaku pecah hanya karena ini" ucap appa Kim tegas.

Helaan nafas Lisa keluarkan menutup matanya sebentar lalu setelahnya dia langsung menampilkan ekspresi serius.

"baik, tolong tinggalkan kami berdua! Jangan ada yang mengintip atau menguping karena ini privasi dan aku ingin menjelaskan apa masalahku hingga bersikap aneh sampai membuatnya takut" semuanya tampak berfikir dan Sana menggelengkan kepala pertanda tidak mau.

"chagiya kita harus membereskan semua agar hubungan kita tidak terhambat masalah" dengan pasrah Sana mengangguk hingga membuat semuanya bernafas lega.

Satu persatu dari mereka mulai pergi meninggalkan pasangan adik dan kakak ipar itu, suasana yang menghiasi mereka hanyalah suasana tegang dan canggung.

"kenapa? Kenapa kau tidak mendengarkan apa yang aku ucapkan padamu?" Sana mngernyit bingung mendengar pertanyaan sang kakak ipar.

"maaf op-oppa, Sana tidak mengerti?"

"hhh aku sebelumnya pernah bilang padamu jika kau jangan pernah menemui pria itu lagi, tapi kau sungguh keras kepala untuk hanya menuruti apa mauku" tegas Lisa menatap datar Sana.

"sekarang harapanku satu-satunya adalah hal yang pernah aku berikan padamu, terus bawa itu bersamamu karena aku merasa jika pria itu akan mencelakaimu"

"apa maksudmu?"

"lakukan saja apa yang aku katakan jika kau masih ingin bersama adikku, kau menolaknya seperti itu bukan berarti ia akan berbuat nekat dengan membunuh adikku untuk mendapatkanmu kembali. Tapi dengan sebaliknya, dia akan membunuhmu karena jika dia tidak bisa memilikimu maka dia beranggapan jika tidak akan ada yang pernah memilikimu termasuk dirinya dan jika kau tidak ada maka dia akan merasa puas karena rasa sakit di hatinya sudah terbalas" Sana terdiam karena merasa ketakutan yang teramat hingga dia tidak bisa berkata-kata.

"Chou Tzuyu yang kamu lihat sekarang bukanlah Chou Tzuyu yang kamu dulu kenal Sana, aku mengetahui semua itu karena aku peduli pada kamu dan adikku, kamu adalah wanita yang adikku cintai sekaligus kamu adalah kebahagiaannya juga. Kebahagiaan adikku maka itu juga kebahagiaanku dan kesedihan adikku maka itu juga akan menjadi kesedihanku" Sana terenyuh mendengar perkataan Lisa yang sangat menyentuh.

Diam-diam Sana mengagumi Lisa karena sikap bijaksananya dan semua kedewasaannnya yang akan melakukan apa saja agar Dahyun bahagia.

"baiklah oppa aku akan berusaha mematuhi semua ucapanmu"

"bukan cuma berusaha tapi harus"

Tbc...

Sorry for typo.

ANJAAAY!!! ADA POCONG TERBANG WOY!!! TIARAP-TIARAAAP!!!

See you.

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang